Sampai sini mungkin udah ada yang kepikiran salah satu atau mungin kedua novelis yang dimaksud, atau mungkin ada yang kepikiran novelis lain selain yang Blogger pikirkan saat ngetik entri ini. Keduanya cukup terkenal walau belum tentu semua orang udah baca karya mereka. Kedua orang itu adalah Rick Riordan dan Cassandra Clare. Kalau novel-novel yang Blogger baca dijumlahkan berdasarkan pengarang, maka novelnya Riordan itu yang paling banyak gara-gara dia punya banyak semacam guidebook, disusul Clare. JK Rowling juga bikin buku dalam novel sih, tapi jumlahnya tetap kalah dibanding novelnya Clare. Dan kita gak ngomongin tentang jumlah halaman.
Disini bukan maksudnya nyindir, sekali lagi Blogger senang dapat asupan terus-menerus.
Mungkin Riordan pernah buat buku yang gak nyambung dengan Percy Jackson sama sekali, atau Clare diluar Pemburu Bayangan, mungkin, Blogger gak tau. Tapi yang pasti, kedua fandom tersebut walau tidak sampai sebesar Harry Potter, merupakan 2 (dari sekian banyak, mungkin) fandom yang selalu dapat asupan yang baru.
Tentang dunia Percy Jackson, awalnya Blogger sama sekali gak tertarik, benar-benar. Koko punya novelnya pertama sampai ketiga, dan Blogger yang saat itu novel yang baru dibaca hanyalah Harry Potter - The Hunger Games - Divergent kepengen baca novel lain tapi begitu liat artwork yang ada dalam novel PJO langsung gak minat. Lagian, saat itu, pikirnya judul setiap bab kok begitu banget---padahal sekarang demen novelnya Riordan salah satu alasannya karena judul perbabnya. Lalu, saat itu, Blogger lebih tertarik dengan novel fantasi yang pakai dunia bikinan pengarangnya, bukan mendaurulang mitos yang sudah ada. PJO itu tentang dewa-dewi yang dari awal memang diyakini oleh bangsa Yunani, dan Blogger merasa gimana gitu kalau pakai 'karakter' yang 'memang ada'.
Suatu ketika Blogger nyerah, karena pengen baca novel baru tapi belom sempet ke toko buku, ya sudah baca PJO. LALU KETAGIHAN. Blogger inget saat itu sekitar kelas 11 atau 12, setelah baca novel ketiga langsung ke perpustakaan sekolah untuk pinjem yang keempat. Habis itu, lucunya, novel kelima walaupun ada di perpus tapi gak pernah kesampaian pinjem. Selalu telat ambil, kepinjem orang duluan. Pada akhirnya Blogger titip Pustakawati beli novel kelima.
Itu adalah zaman Blogger gak pernah kepikiran cari rekomendasi buku lewat internet, jadi gak tau tentang Heroes of Olympus. Padahal sekarang, dari semua serial di fandom ini, HOO itu favorit Blogger sepanjang masa
Naaaahh, konsep 'tamat tapi ada lanjutannya' ini paling kena di The Trials of Apollo. Jalan ceritanya gak masalah sih, dia lanjutan dari HOO. Blogger gak akan permasalahin apa yang terjadi di The Burning Maze
Kemudian tentang dunia Pemburu Bayangan. Dari konsep ini oke banget, walau katanya bermula dari fanfiksi Harry Potter dan (banyak yang bilang) Clare kurang punya kepribadian yang baik. Mengesampingkan kedua hal itu, fandom ini dikasih asupan cerita yang kreatif.
Pertama kali Blogger tahu The Mortal Instruments itu saat kuliah dan jalam ke toko buku liat novel TMI tebel berjejer. Saat itu, kamar kos gak ada bacaan, dan Blogger pikir itu lumayan. Yaudah baca. Akhir dari novel pertama agak gantung untuk salah satu misteri, jadi Blogger baca lagi lanjutannya sampai kelar. Saat itu, buku keenamnya memang belum ada. Kemudian suatu hari Blogger main ke rumah sepupu. Ceritanya teman dia yang punya rental buku memutuskan untuk tutup dan pindah, tapi kiriman buku baru keburu datang sebelum dihentikan. Jadi, karena banyak novel baru, dia kasih banyak ke sepupu Blogger, dan ketika Blogger datang kebagian juga salah satunya adalah novel ketiga The Infernal Devices. Dari situ baru tahu ada prekuel TMI, jadi mulai baca dari novel pertama TDI. The Bane Chronicles dan Tales from Shadowhunter Academy oke kok, Blogger suka, dan anggap TFSA itu seperti semacam epilog TMI. Eeeeehh, ternyata muncul The Dark Artifices. Disini Blogger udah mulai mikir tentang 'tamat tapi ada lanjutannya'. Untungnya, sama seperti yang dilakukan Riordan pada The Kane Chronicles dan Magnus Chase, Clare pakai elemen yang lain. TDA masih tentang dunia yang sama dengan TMI, tapi Clare mencari permasalahan yang baru dari peraturan yang ada di TID dan TMI.
Daaaaannn, mungkin belum mau move on, Clare bikin serial The Last Hours yang novel pertamanya baru keluar September (di Indonesia mungkin Oktober), lalu katanya diundur jadi Maret 2020 (di Indonesia berarti sekitar April). Jangan sedih, ini bukan lanjutan dari TDA, melainkan TID sebelum alur waktunya nyatu dengan TMI. Secinta-cintanya Blogger pada Will Herondale, gak gitu jugalah. Omong-omong, TLH ini serial loh, bukan satuan seperti TBC dan TFSA, dengan kata lain dia bukan spin off. Hal pertama yang Blogger kurang senang adalah karena Clare bikin serial alurnya lompat-lompat, berarti seharusnya alurnya itu TBC, TID, TLH, TMI, TFSA, TDA----tapi urutan publikasinya malah TMI, TID, TBC, TFSA, TDA, TLH. Pusing gak lu? Sama sini juga. Itu sah aja sih, kan kalau namanya ide juga gak bisa diatur kapan muncul tentang apa.
Mungkin ada fandom lain yang begitu, Blogger gak tau. Tapi yang pasti, yang novelnya kebetulan Blogger baca dan sampai sekarang masih menunggu kelanjutan dari sang penulis, hanya dua itu.
Eh iya, omong-omong, tentang Cassandra Clare dan gosip bahwa TMI berawal dari fanfiksi (punya dia) Harry Potter, gini, berarti maksudnya kasus yang sama dengan Fifty Shades of Grey dengan Twilight Saga, kan? Blogger pribadi gak begitu masalah. Sudah baca Twilight Saga tapi baru baca novel pertama FSOG, jadi gak bisa begitu ngoceh. Tapi tentang TMI dan HP, gini, sekalipun iya dari fanfiksi, toh Clare bisa membuat universe-nya sendiri alias dunia Pemburu Bayangan sampai lebih dari satu seri----dia bisa memikirkan setelah dan sebelum TMI. Blogger gak bilang JKR lebih payah karena hanya bisa buat satu seri HP tanpa sekuel/prekuel, tapi setiap orang beda-beda. Ada yang mau pindah genre atau bikin fandom baru, ada yang mau tetep lanjutin universe-nya. Sah aja kok, gak ada peraturannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar