Blogger mendukung agar Himawari tidak menjadi ninja, beneran. Sama seperti kejadian asumsi anak Sakura pasti jago medis, asumsi tersebut dipakai lagi di episode ini walau gak sebegitunya. Hanya karena anak Hokage, orang-orang beranggapan Himawari akan jadi ninja, sama seperti jalan yang diambil abangnya. Tuntutan Himawari berat sih, mengingat keluarga besarnya ninja semua.
Justru Blogger akan sangat sebel kalau setelah uji coba ini selesai lalu Himawari memutuskan untuk jadi ninja. Blogger gak mau begitu. Jangankan tentang jadi ninja--- di dunia nyata pun, kalau ada orang yang baru nyoba satu macem lalu langsung bilang mau melakukan hal itu padahal belum coba yang lain dan berniat menjadi sesuatu itu hanya karena terprovokasi orang sekitar yang dari awal memang mau, Blogger bakal sebel liatnya.
Untungnya, dari awal, Himawari tetap Himawari, mungkin karena sifat Hinata kebetulan turun banyak ke dia juga, makanya bisa seperti itu. Blogger seneng dan lega karena dia bagian akhirnya, Himawari bilang bahwa dia ingin mencoba pekerjaan lain untuk menentukan di masa depan mau jadi apa. Blogger juga seneng karena Boruto dan Hinata gak maksa lalu bilang bahwa kalau jadi ninja juga akan bisa menjadi yang lain, mengingat Hinata sendiri sepertinya sejauh ini hanya menjadi ibu rumah tangga. Lagian, Himawari itu masih kecil, kalau ditanya cita-cita masih okelah, tapi di episode ini seakan anak-anak seumurannya dituntut untuk harga mati menentukan suatu pekerjaan untuk masa depan.
Omong-omong, bukan karakter favorit sama sekali, tapi Blogger seneng dengan munculnya Iruka, Shino, dan Anko lagi, karena mereka hanya muncul era Boruto di akademi, atau paling hanya selingan setelahnya. Iruka jadi seperti Kakashi waktu jadi Hokage ya, wkwkwk.
Senin, 27 April 2020
Kamis, 23 April 2020
Power Rangers Samurai dan Super Samurai
Tidak seburuk yang Blogger bayangkan. Mungkin karena sering lihat ocehan dumay tentang Power Rangers setelah RPM jelek banget dan baru mulai bagus lagi di Dino Charge. Blogger pernah nonton Megaforce dan 2 episode akhir Super Megaforce, tapi karena saat itu belum nonton berurutan per-season, jadi Blogger gak ngeliat gelinya di mana. Sekarang, setelah nonton berurutan, Blogger paham bahwa Samurai dan Super Samurai bukannya jelek banget, melainkan mulai jelek. Masalah rumah produksi yang bilang setiap season hanya boleh sekitar 20 episode, Blogger gak masalah, toh Super Samurai sendiri masih dari musim Super Sentai yang sama, sehingga Shinkenger tetap diadaptasi menjadi 40 episode sebenarnya.
Blogger sangat buta tentang Shinkenger, tapi tahu bahwa konsep Lauren Shiba diambil dari counterpartnya, dengan kata lain ide keren tersebut bukan hasil pemikiran PR. Tapi karena belum nonton versi SS, Blogger gak tahu alurnya mereka gimana. Jadi di sini Blogger hanya akan ngoceh berdasarkan apa yang Blogger lihat di PR.
Pertama, yang paling ketara, soal Lauren. Sangat senang mendapatkan perempuan sebagai Ranger Merah selain Charlie. Tidak satu season utuh sih, tapi Blogger seneng aja liatnya. Tapi penokohannya, sebagai gadis yang sejak kecil tinggal jauh dari semua orang untuk berlatih, cukup kurang. Blogger pikir dia akan menjadi egois atau setidaknya lebih bisa kerja sendiri mengingat selama ini memang dia latihan sendiri tanpa orang lain apalagi tim. Di sini memang terlihat bahwa dia gak biasa dengan timnya Jayden, itu bisa dipahami karena dia sadar dirinya orang asing di tengah mereka. Tapi yang Blogger maksud adalah bagaimana dia mengatur situasi ketika monster datang. Dengan mudahnya dia kerja sama dengan tim yang telah terbentuk padahal selama ini dia hanya kerja sendiri.
Tentang Jayden, Blogger yakin ini masalah di penulisan skenario, tapi cara Jayden ingin mengunci rahasianya itu terlalu gampang membuat orang lain tahu rahasianya. Walau banyak yang bilang Operation Overdrive jelek (tidak bagi Blogger), setidaknya Andrew lebih bisa menjaga rahasianya.
Konsep bahwa Lauren disembunyikan biar bisa belajar simbol itu bagus. Yang membuat jelek adalah ketika Jayden harus menggantikan saudaranya dengan pura-pura menjadi pemimpin generasi ini. Berarti Jayden harus rela sakit, terluka, bahkan mati, untuk menggantikan Lauren! Belum lagi, Blogger paham keraguan timnya ketika Jayden pergi biar Lauren jadi pemimpin---karena selama ini mereka dipimpin oleh Jayden, kerja bareng dia, ya kali dengan gampang mereka mau main dioper ke pemimpin yang lain? Gak gitulah. Lagian Blogger gak ngerti kenapa Jayden harus pergi. Toh masing-masing punya morpher, masing-masing bisa berubah menjadi Ranger sendiri, yaudah tetap dalam tim aja. Jayden tetap jadi pemimpin, Lauren yang segel lawan. Gak usah bikin drama yang bikin geli dan aneh kayak gitulah.
Tokoh Kevin adalah yang paling konsisten di sini. Blogger sampai ngeship dia dengan Lauren. Dari awal, Kevin memang dibuat menjadi sangat serius, sigap, dan setia. Bahkan ketika Lauren datang, mungkin karena perintah Jayden, tapi dia mau tetap tinggal di Rumah Shiba bersama Lauren, baru mau pergi ketika disuruh Lauren.
Tokoh Mia dan Mike tidak begitu ada character development, biasa aja. Yang membuat mereka tidak membosankan adalah masakan Mia dan bagaimana Mike sering bertengkar dengan Kevin karena bertolakbelakang.
Tokoh Emily kurang matang. Sama seperti konsep Lauren, Blogger juga suka konsep bahwa Emily menggantikan kakaknya menjadi Ranger. Hanya saja, Blogger tidak suka bagaimana Emily bisa sebaik Ranger lainnya dalam bertarung. Oke, dia gak semahir yang lain, mungkin yang paling lemah, malah. Maksudnya, masih terlihat bahwa seakan Emily belajar menjadi Samurai seumur hidupnya padahal sebelum kakaknya sakit, dia bukanlah Samurai yang dinantikan timnya.
Tokoh Mentor Ji yang Blogger lihat di serial ini membuat Blogger setuju pada Watchmojo yang memasukkannya dalam daftar 10 karakter terburuk di PR. Jika hanya sebagai pengasuh, Blogger anggap dia pengasuh yang baik untuk Jayden dan Ranger lain. Tapi sebagai Mentor? Hah? Emang dia ngajarin apa ke mereka?!
Tokoh Deker membuat Blogger kecewa pada bagian kasting, karena mereka kasih peran itu ke mantan pemeran Ranger Merah. Mungkin salah satu maksudnya adalah untuk menarik penonton era season 10, tapi itu membuat apa yang Blogger banggakan dari PR patah, yakni tentang satu aktor satu peranan. Oke, memang sebelum ini juga ada di PR yang meranin lebih dari satu tokoh. Tapi itu biasanya karena mereka ngisi suara monster, atau kebetulan bisa muncul di episode crossover (Cassidy dan Marah), atau tidak masuk ke jajaran tokoh utama lebih dari sekali (kalau ada yang kelewat berarti Blogger lupa).
Episode akhir season Super Samurai sama sekali gak gantung, berarti mereka benaran tamat. Tapi mengingat kerennya RPM sebagai season pendahulu, rasanya 2 season mengecewakan, walau memang gak separah yang Blogger dengar.
Blogger sangat buta tentang Shinkenger, tapi tahu bahwa konsep Lauren Shiba diambil dari counterpartnya, dengan kata lain ide keren tersebut bukan hasil pemikiran PR. Tapi karena belum nonton versi SS, Blogger gak tahu alurnya mereka gimana. Jadi di sini Blogger hanya akan ngoceh berdasarkan apa yang Blogger lihat di PR.
Pertama, yang paling ketara, soal Lauren. Sangat senang mendapatkan perempuan sebagai Ranger Merah selain Charlie. Tidak satu season utuh sih, tapi Blogger seneng aja liatnya. Tapi penokohannya, sebagai gadis yang sejak kecil tinggal jauh dari semua orang untuk berlatih, cukup kurang. Blogger pikir dia akan menjadi egois atau setidaknya lebih bisa kerja sendiri mengingat selama ini memang dia latihan sendiri tanpa orang lain apalagi tim. Di sini memang terlihat bahwa dia gak biasa dengan timnya Jayden, itu bisa dipahami karena dia sadar dirinya orang asing di tengah mereka. Tapi yang Blogger maksud adalah bagaimana dia mengatur situasi ketika monster datang. Dengan mudahnya dia kerja sama dengan tim yang telah terbentuk padahal selama ini dia hanya kerja sendiri.
Tentang Jayden, Blogger yakin ini masalah di penulisan skenario, tapi cara Jayden ingin mengunci rahasianya itu terlalu gampang membuat orang lain tahu rahasianya. Walau banyak yang bilang Operation Overdrive jelek (tidak bagi Blogger), setidaknya Andrew lebih bisa menjaga rahasianya.
Konsep bahwa Lauren disembunyikan biar bisa belajar simbol itu bagus. Yang membuat jelek adalah ketika Jayden harus menggantikan saudaranya dengan pura-pura menjadi pemimpin generasi ini. Berarti Jayden harus rela sakit, terluka, bahkan mati, untuk menggantikan Lauren! Belum lagi, Blogger paham keraguan timnya ketika Jayden pergi biar Lauren jadi pemimpin---karena selama ini mereka dipimpin oleh Jayden, kerja bareng dia, ya kali dengan gampang mereka mau main dioper ke pemimpin yang lain? Gak gitulah. Lagian Blogger gak ngerti kenapa Jayden harus pergi. Toh masing-masing punya morpher, masing-masing bisa berubah menjadi Ranger sendiri, yaudah tetap dalam tim aja. Jayden tetap jadi pemimpin, Lauren yang segel lawan. Gak usah bikin drama yang bikin geli dan aneh kayak gitulah.
Tokoh Kevin adalah yang paling konsisten di sini. Blogger sampai ngeship dia dengan Lauren. Dari awal, Kevin memang dibuat menjadi sangat serius, sigap, dan setia. Bahkan ketika Lauren datang, mungkin karena perintah Jayden, tapi dia mau tetap tinggal di Rumah Shiba bersama Lauren, baru mau pergi ketika disuruh Lauren.
Tokoh Mia dan Mike tidak begitu ada character development, biasa aja. Yang membuat mereka tidak membosankan adalah masakan Mia dan bagaimana Mike sering bertengkar dengan Kevin karena bertolakbelakang.
Tokoh Emily kurang matang. Sama seperti konsep Lauren, Blogger juga suka konsep bahwa Emily menggantikan kakaknya menjadi Ranger. Hanya saja, Blogger tidak suka bagaimana Emily bisa sebaik Ranger lainnya dalam bertarung. Oke, dia gak semahir yang lain, mungkin yang paling lemah, malah. Maksudnya, masih terlihat bahwa seakan Emily belajar menjadi Samurai seumur hidupnya padahal sebelum kakaknya sakit, dia bukanlah Samurai yang dinantikan timnya.
Tokoh Mentor Ji yang Blogger lihat di serial ini membuat Blogger setuju pada Watchmojo yang memasukkannya dalam daftar 10 karakter terburuk di PR. Jika hanya sebagai pengasuh, Blogger anggap dia pengasuh yang baik untuk Jayden dan Ranger lain. Tapi sebagai Mentor? Hah? Emang dia ngajarin apa ke mereka?!
Tokoh Deker membuat Blogger kecewa pada bagian kasting, karena mereka kasih peran itu ke mantan pemeran Ranger Merah. Mungkin salah satu maksudnya adalah untuk menarik penonton era season 10, tapi itu membuat apa yang Blogger banggakan dari PR patah, yakni tentang satu aktor satu peranan. Oke, memang sebelum ini juga ada di PR yang meranin lebih dari satu tokoh. Tapi itu biasanya karena mereka ngisi suara monster, atau kebetulan bisa muncul di episode crossover (Cassidy dan Marah), atau tidak masuk ke jajaran tokoh utama lebih dari sekali (kalau ada yang kelewat berarti Blogger lupa).
Episode akhir season Super Samurai sama sekali gak gantung, berarti mereka benaran tamat. Tapi mengingat kerennya RPM sebagai season pendahulu, rasanya 2 season mengecewakan, walau memang gak separah yang Blogger dengar.
Senin, 20 April 2020
Boruto episode 153
Akhirnya tentang Tsubaki sebagai anggota baru di tim 15 dimunculin lagi. Jadi setelah sekian belas episode, Namida dan Wasabi masih belum akrab dengan Tsubaki, dan Tsubaki sendiri tampak tidak berniat untuk benar membaur dengan timnya.
Di episode ini, ketika Denki memperlihatkan data perbandingan Tim 15 dan Tim 5, Iwabe sudah bilang bahwa kemampuan tinggi individual gak ada artinya kalau tim itu tidak bekerja dengan baik. Blogger yakin ceritanya Iwabe hanya asal ceplos, tapi sebenarnya itu adalah bocoran yang bagus, yang sayangnya diartikan dengan salah oleh Tsubaki.
Dan lagi, dari data juga sudah diperlihatkan bahwa nilai Tim 15 menurun sejak Tsubaki gabung. Dengan kata lain, secara gamblang bisa dibilang bahwa sumber masalahnya ada di Tsubaki.
Bukan instropeksi, Tsubaki malah sok mengatur agar timnya, terutama Namida dan Wasabi agar latihan lebih giat agar jumlah misi yang mereka berhasil tangani lebih banyak dari Tim 5. Hal ini diperparah dengan usulan untuk lihat siapa di antara mereka bertiga yang paling berjasa dalam misi. Kacau, bukannya memperbaiki kerjasama tim (sesuai dengan kata Iwabe: percuma Tsubaki jago kalau dia kerja sendiri), malah jadi kerja individu.
Blogger jadi teringat dengan Generation of Miracles dari Kuroko no Basuke yang bersaing dengan anggota tim sendiri dalam hal siapa yang cetak skor lebih banyak. Aduh maaf otaknya masih hangat tentang ini.
Gara-gara gak ada kerja sama, gak ada rembukan, jelas misi yang mereka tangani gagal. Gak ada yang di posisi bertahan karena ketiganya mau serang lawan padahal inti dari misi mereka adalah melindungi klien. Kacau deh.
Tentang episode ini, Blogger seneng bukan hanya karena digali lagi tentang Tsubaki di Tim 15, tetapi juga karena akhirnya diperlihatkan secara utuh (bukan sekilas) tentang cara Tim 5 bertarung melawan musuh. Maksudnya, kalau Iwabe itu sudah gampang terbayang ya, Metal juga pernah, tapi Denki bukan petarung yang andal seingat Blogger belum pernah ada adegan penuh dia menangani lawan.
Agak sebel karena Boruto-Sarada-Mitsuki ikutan tampil walau figuran. Tapi kalau bukan Boruto, Blogger gak tahu siapa lagi tokoh yang cocok untuk ajarin Tsubaki makan di Lightning Burger.
Di episode ini, ketika Denki memperlihatkan data perbandingan Tim 15 dan Tim 5, Iwabe sudah bilang bahwa kemampuan tinggi individual gak ada artinya kalau tim itu tidak bekerja dengan baik. Blogger yakin ceritanya Iwabe hanya asal ceplos, tapi sebenarnya itu adalah bocoran yang bagus, yang sayangnya diartikan dengan salah oleh Tsubaki.
Dan lagi, dari data juga sudah diperlihatkan bahwa nilai Tim 15 menurun sejak Tsubaki gabung. Dengan kata lain, secara gamblang bisa dibilang bahwa sumber masalahnya ada di Tsubaki.
Bukan instropeksi, Tsubaki malah sok mengatur agar timnya, terutama Namida dan Wasabi agar latihan lebih giat agar jumlah misi yang mereka berhasil tangani lebih banyak dari Tim 5. Hal ini diperparah dengan usulan untuk lihat siapa di antara mereka bertiga yang paling berjasa dalam misi. Kacau, bukannya memperbaiki kerjasama tim (sesuai dengan kata Iwabe: percuma Tsubaki jago kalau dia kerja sendiri), malah jadi kerja individu.
Gara-gara gak ada kerja sama, gak ada rembukan, jelas misi yang mereka tangani gagal. Gak ada yang di posisi bertahan karena ketiganya mau serang lawan padahal inti dari misi mereka adalah melindungi klien. Kacau deh.
Tentang episode ini, Blogger seneng bukan hanya karena digali lagi tentang Tsubaki di Tim 15, tetapi juga karena akhirnya diperlihatkan secara utuh (bukan sekilas) tentang cara Tim 5 bertarung melawan musuh. Maksudnya, kalau Iwabe itu sudah gampang terbayang ya, Metal juga pernah, tapi Denki bukan petarung yang andal seingat Blogger belum pernah ada adegan penuh dia menangani lawan.
Agak sebel karena Boruto-Sarada-Mitsuki ikutan tampil walau figuran. Tapi kalau bukan Boruto, Blogger gak tahu siapa lagi tokoh yang cocok untuk ajarin Tsubaki makan di Lightning Burger.
Senin, 13 April 2020
Boruto episode 152
Di episode ini yang jelas paling kelihatan, adalah perasaan Sarada yang tertekan. Walau memang pada akhirnya dia mengakui kelemahannya, lalu Sakura bilang gapapa, tetap saja akan jadi omongan jika seorang anak dari ahli medis hebat malah sangat parah di bidang medis. Tentu saja, sebelum orang-orang tahu, mereka akan berekspetasi bahwa Sarada setidaknya yang paling jago dari anak seangkatannya dalam hal medis. Ironi ya, apalagi memang isu ini terjadi di dunia nyata juga: tentang ekspetasi bahwa bidang ortu PASTI diikuti dengan baik oleh anaknya, padahal kan TIDAK SELALU.
Hal yang Blogger tidak suka di episode ini sebenarnya untuk adegan-adegan aneh di mana barang eksperimen Sarada tertukar dan tidak ada yang ngeh. Masalah boneka di tes ketiga, itu memang sulit terlihat, dan Blogger juga gak begitu perhatiin itu boneka siapa di tangan Sakura yang dianggap sebagai hasil percobaan Sarada. Tapi untuk tes kopi susu dan bunga, itu mudah terlihat. Oke, enggak, tunggu, bagian bunga memang cukup sulit terlihat oleh para tokoh---tapi Blogger rasa harusnya Sarada sendiri ngeh.
Yang paling aneh adalah tes kopi susu---kok bisa-bisanya Iwabe minum punya orang di sampingnya dan bukan dari gelas di depannya? Setelahnya kok bisa gelas yang dia gak minum langsung ada di depan orang sebelahnya? Gak bohong ini parah aneh banget.
Hal yang Blogger suka di sini malah tentang disinggungnya fakta bahwa dulu Sakura enggak sejago sekarang. Sampai detik ini Blogger masih sebel dengan makhluk-makhluk yang bilang bahwa Sakura adalah tokoh yang berguna---dengan kata lain, para makhluk ini cuman mau menilai jagonya ikan dari caranya manjat pohon. Gak bisa gitu. Dari awal Sakura sendiri sadar bahwa dia gak sekuat Sasuke dan Naruto atau tokoh lain. Dia gak berleha-leha saat tahu dia lemah, makanya dia cari cara agar dia bisa berguna untuk timnya, gimana kek gitu. Lalu dia ketemu Tsunade, berguru ke dia, dan itu hal yang baik. Kenapa berguru ke Tsunade adalah hal yang baik? Karena berarti Sakura serius untuk belajar---kalau dia cuman mau sekedar bisa, ya gak usah ke Tsunade yang jago banget, minta diajarin Shizune harusnya udah cukup banget. Tapi enggak, Sakura minta diajarin ke orang yang paling jago.
Makanya episode ini, terlepas tentang tekanan yang diterima Sarada, Blogger bisa suka, karena Sakura yang pernah menjadi murid Tsunade itu kini mengajari anak-anak yang usianya sama seperti ketika pertama kali dia minta diajarin medis. 'AH TAPI KAN AWALNYA DIA PENGEN BISA MEDIS BIAR BISA KEJAR SASUKE'. Iya, bener, tapi lihat dia sekarang: karirnya tetap jalan dengan atau tanpa Sasuke.
Omong-omong tentang Sasuke, episode ini patah banget dari episode kemarin. Blogger pikir setidaknya di bagian akhir episode ini bakal ada tentang Sasuke dengan Naruto atau apalah, ada adegan berhubungan dengan Mujina. Parahnya lagi, di preview untuk episode selanjutnya, tampak makin jauh dari adegan Kelompok Mujina.
Hal yang Blogger tidak suka di episode ini sebenarnya untuk adegan-adegan aneh di mana barang eksperimen Sarada tertukar dan tidak ada yang ngeh. Masalah boneka di tes ketiga, itu memang sulit terlihat, dan Blogger juga gak begitu perhatiin itu boneka siapa di tangan Sakura yang dianggap sebagai hasil percobaan Sarada. Tapi untuk tes kopi susu dan bunga, itu mudah terlihat. Oke, enggak, tunggu, bagian bunga memang cukup sulit terlihat oleh para tokoh---tapi Blogger rasa harusnya Sarada sendiri ngeh.
Yang paling aneh adalah tes kopi susu---kok bisa-bisanya Iwabe minum punya orang di sampingnya dan bukan dari gelas di depannya? Setelahnya kok bisa gelas yang dia gak minum langsung ada di depan orang sebelahnya? Gak bohong ini parah aneh banget.
Hal yang Blogger suka di sini malah tentang disinggungnya fakta bahwa dulu Sakura enggak sejago sekarang. Sampai detik ini Blogger masih sebel dengan makhluk-makhluk yang bilang bahwa Sakura adalah tokoh yang berguna---dengan kata lain, para makhluk ini cuman mau menilai jagonya ikan dari caranya manjat pohon. Gak bisa gitu. Dari awal Sakura sendiri sadar bahwa dia gak sekuat Sasuke dan Naruto atau tokoh lain. Dia gak berleha-leha saat tahu dia lemah, makanya dia cari cara agar dia bisa berguna untuk timnya, gimana kek gitu. Lalu dia ketemu Tsunade, berguru ke dia, dan itu hal yang baik. Kenapa berguru ke Tsunade adalah hal yang baik? Karena berarti Sakura serius untuk belajar---kalau dia cuman mau sekedar bisa, ya gak usah ke Tsunade yang jago banget, minta diajarin Shizune harusnya udah cukup banget. Tapi enggak, Sakura minta diajarin ke orang yang paling jago.
Makanya episode ini, terlepas tentang tekanan yang diterima Sarada, Blogger bisa suka, karena Sakura yang pernah menjadi murid Tsunade itu kini mengajari anak-anak yang usianya sama seperti ketika pertama kali dia minta diajarin medis. 'AH TAPI KAN AWALNYA DIA PENGEN BISA MEDIS BIAR BISA KEJAR SASUKE'. Iya, bener, tapi lihat dia sekarang: karirnya tetap jalan dengan atau tanpa Sasuke.
Omong-omong tentang Sasuke, episode ini patah banget dari episode kemarin. Blogger pikir setidaknya di bagian akhir episode ini bakal ada tentang Sasuke dengan Naruto atau apalah, ada adegan berhubungan dengan Mujina. Parahnya lagi, di preview untuk episode selanjutnya, tampak makin jauh dari adegan Kelompok Mujina.
Rabu, 08 April 2020
Dekaranger dan SPD, konsepnya serupa
Mulanya, saat pertama kali ditayangin di saluran televisi swasta, Power Rangers SPD sama sekali tidak masuk jajaran serial PR favorit Blogger, dan itu mungkin karena nonton dubbing bahasa Indonesia dan nontonnya gak penuh alias lompat-lompat. Tapi, ketika mulai kenalan dengan channel Watchmojo dkk di Youtube, setiap ngomongin top 10 PR, ada aja kesebut SPD (dan RPM juga) sebagai season yang baik, Blogger bahkan kaget terutama ketika mereka jadiin Sky sebagai Ranger Biru terbaik. Gara-gara itu, Blogger jadi penasaran dan semangat untuk nonton perepisode. Ternyata bener, kalau nonton secara utuh, SPD memang bagus, terutama untuk character development. Gara-gara itu, Blogger jadi lumayan semangat nonton Tokuosu Sentai Dekaranger.
Blogger tahu bahwa karakter Doggie itu pasti bawaan dari Dekaranger, karena dia bisa berubah jadi Ranger. Tapi yang membuat Blogger kaget, saat nonton Super Sentai Strongest Battle, ternyata kostum Doggie di SPD itu beda dengan kostum di Dekaranger, dan itu baik.
Markas Ranger, walau segala macam konsep ruangannya dibuat sama, tapi pihak PR bisa membuat set sendiri. Settingan para Ranger pun dibuat mirip. Jalan cerita inti dari Dekaranger didaurulang biar bisa nyambung dengan cerita SPD---maksudnya, sedikit banyak ikut konsep A, tapi gak sampai plek A. Memang seragam polisi SPD niru Dekaranger, tapi itu gak membuat serta-merta mereka seenak jidat pakai footage Jepang untuk adegan yang sekilas-sekilas tanpa kostum Ranger.
Lalu tentang markas lawan pun juga hasil kreasi Kreator PR, mungkin karena antagonis utamanya orisinil--dan episode terakhirnya pun orisinil sekali pun konsep yang terjadi pada markas itu dari Dekaranger. Keberadaan karakter Mora/Morgana di SPD, yang padahal bukan muncul dari awal Dekaranger, juga baik, apalagi saat ada episode Sam yang diadaptasi dari counterpartnya. Mora yang deketin Sam masih lebih bisa masuk akal daripada dideketin oleh monster.
Tentang Ranger-nya sendiri untuk beberapa hal memang diadaptasi dari counterpartnya, tapi selebihnya, terutama Jack di akhir episode, itu bagus.
Bagian awal dari SPD menurut Blogger lebih baik daripada Dekaranger, mungkin karena selama 12 season sebelumnya belum pernah ada seorang kriminal (dalam hal ini pencuri) menjadi Ranger. Dramanya juga didukung dengan Sang Ranger Biru yang kecewa parah karena dirinya hanya Ranger Biru sedangkan Si Pencuri malah jadi Ranger Merah. Kalau SPD gak pakai konsep warna menentukan angka urutan anggota/posisi dalam tim seperti yang terjadi di Dekaranger, maka dramanya gak bakal ada.
Sedangkan di Dekaranger, semua sudah jadi Ranger, cuman beda tim, lalu semua (Ban dan Tetsu) dipaksa bergabung dengan yang lain (tim cabang bumi). Yang membuat adanya untuk ditonton hanya bagian latar belakang masing-masing tim dan character developmentnya, karena pada dasarnya Dekaranger itu memang sudah jadi seperti itu. Beda dengan SPD yang mereka bisa terpilih karena 'takdir' turunan orangtuanya.
Bagian akhir dari Dekaranger lebih baik daripada SPD. Footage DekaBase dijajah mungkin terpakai, tapi alurnya dibuat beda. Sampai saat ini, Blogger masih kagum dengan Dekaranger yang harus berjuang tanpa Doggie dan Swan sama sekali. Mereka harus belajar menentukan harus apa, harus ke mana, bikin morse yang sudah dipelajari, siapa yang harus ke mana, siapa yang harus jadi decoy---dan semua itu ditentukan tanpa berembuk bareng-bareng karena memang mereka terpaksa berpencar. Itu keren banget sih.
Sedangkan di SPD, konsep Tim A dan Tim B itu keren banget walau kostum Ranger Tim A terkesan daur ulang. 'Diselamatkannya' Tim A adalah pemicu endgame episodes, dan itu sangat bagus dan orisinil mengingat markas lawan, Bos Utama dan Tim A adalah karya orisinil PR. Yang disayangkan adalah cara Doggie melawan Gruumm: DITONTON ORANG SPD DI LAPANGAN PARKIR ASTAGA KAYAK APAAN. Sebenernya pertarungan itu bukan tanpa konsep---ADA BANGET, ada ceritanya tersendiri dan itu bukan tiba-tiba. Jadi kan ceritanya Gruumm dari awal SPD udah benci Doggie terutama karena hilang satu tanduk, lalu mau balas dendam sepanjang season ini. Dan di akhir episode, bukannya terbalas, malah tanduk satu lagi terpotong pula oleh Doggie lalu dipenjara. Itu cerita yang bagus, tapi adegannya kalah epik jauh dari Dekaranger.
Untuk epilog, Blogger suka keduanya, gak bisa milih. Dekaranger itu epilognya konsisten dengan omongan-omongan tokoh selama cerita berjalan, jadi gak asal ngomong aja, terutama bagian Ban. Sedangkan SPD juga konsisten tapi lebih tentang penokohannya terutama Jack---dan lagi Bridge itu bikin bangga banget, he deserved to be promoted!
Tapi, secara keseluruhan cerita, mungkin Blogger lebih suka SPD, karena konsepnya lebih jelas. Dekaranger juga jelas, kelihatan tentang mereka berjuang demi dan dari apa, bukan sekedar monster muncul lalu dikalahin. Tapi memang SPD motif perjuangan tim protagonis dan antagonis lebih keluar. Tiap karakter pun juga tergambar dengan greget, jadi bukan asal muncul. Penokohan konsisten walau iya character development tetap ada, terutama untuk Jack dan Sky.
Selain tentang kematangan konsep keseluruhan SPD, yang patut disukai dari season itu adalah banyak hal orisinil.
Wow, oke, Blogger sama sekali gak nyangka ngetiknya sampai sepanjang ini, mungkin karena bagian kekontrasan tim Rangernya lebih banyak bacotan lebih dari biasanya.
Blogger tahu bahwa karakter Doggie itu pasti bawaan dari Dekaranger, karena dia bisa berubah jadi Ranger. Tapi yang membuat Blogger kaget, saat nonton Super Sentai Strongest Battle, ternyata kostum Doggie di SPD itu beda dengan kostum di Dekaranger, dan itu baik.
Markas Ranger, walau segala macam konsep ruangannya dibuat sama, tapi pihak PR bisa membuat set sendiri. Settingan para Ranger pun dibuat mirip. Jalan cerita inti dari Dekaranger didaurulang biar bisa nyambung dengan cerita SPD---maksudnya, sedikit banyak ikut konsep A, tapi gak sampai plek A. Memang seragam polisi SPD niru Dekaranger, tapi itu gak membuat serta-merta mereka seenak jidat pakai footage Jepang untuk adegan yang sekilas-sekilas tanpa kostum Ranger.
Lalu tentang markas lawan pun juga hasil kreasi Kreator PR, mungkin karena antagonis utamanya orisinil--dan episode terakhirnya pun orisinil sekali pun konsep yang terjadi pada markas itu dari Dekaranger. Keberadaan karakter Mora/Morgana di SPD, yang padahal bukan muncul dari awal Dekaranger, juga baik, apalagi saat ada episode Sam yang diadaptasi dari counterpartnya. Mora yang deketin Sam masih lebih bisa masuk akal daripada dideketin oleh monster.
Tentang Ranger-nya sendiri untuk beberapa hal memang diadaptasi dari counterpartnya, tapi selebihnya, terutama Jack di akhir episode, itu bagus.
- Ban dan Jack tidak begitu kelihatan kontras. Alurnya mirip, tapi detilnya beda. Seperti, Ban dan Jack sama-sama anggota terakhir timnya, tapi Ban sejak awal sudah jadi Ranger lalu ditugaskan gabung tim Dekaranger di bumi, sedangkan Jack memang orang luar sama sekali. Sifat pamer Jack sebenernya gak begitu ada, dia lebih kepada main-main, jadinya sifat santainya mungkin turun dari counterpartnya. Bagian akhirnya, ketika Ban keluar dari tim Hoji dkk, itu juga diadaptasi jadi versi SPD, bedanya cuman detil Jack beneran keluar dari kepolisian yang itu berarti penokohannya konsisten.
- Hoji dan Sky mungkin yang paling tidak kontras (kalau Doggie gak dihitung). Secara garis besar, Sky digambarkan sebagai yang paling cool, seperti counterpartnya. Sama-sama dibuat sebagai yang tampak paling diandalkan dalam hal skill. Memang susah untuk otak-atik karakter yang seperti ini. Tapi Blogger sangat seneng ketika pihak PR memutuskan menambah cerita masa lalu Sky, terutama tentang betapa dia ingin menjadi Ranger Merah, sedangkan kisah itu gak ada di SS, berarti cerita yang itu menjadi original. Cerita tentang Genio/Mirloc malah disesuaikan untuk masa lalu Sky, padahal kalau nurutin counterpartnya harusnya itu Arc Sam.
- Sen-chan dan Bridge sekilas hanya kontras di postur badan. Keduanya macam sweetheart di masing-masing tim, dan masing-masing adalah favorit Blogger secara pribadi. Gaya berpikir Bridge diadaptasi dari counterpartnya, dan itu gak masalah. Walau Sky dan Hoji digambarkan sebagai yang paling pandai, nyatanya memang Sen-chan dan Bridge justru adalah anggota yang paling cerdas untuk menganalisi dan mencari suatu jawaban. Bedanya, Sen-chan jelas lebih kalem, dan daya analisisnya lebih bagus. Bridge lebih kekanakan, dan kejeniusannya lebih kepada dalam menggunakan elektronik.
- Jasmine dan Z perbedaannya gak begitu mencolok, tapi mereka adalah 2 pribadi yang beda banget. Jasmine jelas lebih dewasa daripada Umeko, tapi Z sendiri bukannya kekanakan melainkan memang dari latar belakangnya dia seperti itu. Kemampuan lebih mereka juga dibuat beda, dan Blogger gak ngerti kenapa dibuat beda begitu---padahal toh SPD ketika menjadi Ranger, kekuatan tambahan mereka (kalau gak salah) gak dipake. Bagian tentang anak kecil yang kemudian menjadi Omega Ranger, itu sama-sama dikasih ke Ranger Kuning, padahal di Dekaranger anak itu beda orang dengan DekaBreak.
- Umeko dan Syd gak begitu beda, tapi lebih kontras daripada Hoji dengan Sky. Umeko sangat kekanakan, sedangkan Syd lebih ke terlalu feminim. Intinya, mereka berdua digambarkan sebagai tokoh yang dianggap gak sesuai untuk menjadi polisi. Arc RIC sama-sama dilempar ke Ranger Pink, mungkin karena footage pertarunganya seperti itu, bagian Ranger Merah dan Pink mengintai di apartemen juga sama, tapi setidaknya footage unmorph mereka masih orisinil.
- Tetsu dan Sam cukup beda, tapi gak begitu menonjol mungkin karena selama menjadi Omega Ranger selain episode terakhir Sam gak begitu muncul kecuali kalau bertarung lawan monster. Masa lalu ini-itu kurang bisa dibandingin, karena bahkan latar belakang mereka beda, soalnya anak kecil yang pernah ditolong Ranger Kuning itu perannya beda di Dekaranger dan SPD.
- Doggie di Dekaranger dengan SPD gak begitu beda. Kalau pun beda, selain masalah kostum tokoh, mungkin yang paling terlihat adalah bagian masa lalu mereka. Di Dekaranger, walau gak ditegaskan bahwa itu canon, tampak bahwa Doggie punya perasaan untuk Swan. Sedangkan di SPD, kalian gak bisa sembarangan ngeship Doggie dengan Kat, karena Doggie punya istri yang belakangan diperlihatkan ternyata masih hidup selama event SPD berlangsung. Masalah sifat, menurut Blogger, versi SPD itu lebih strict, sedangkan versi Dekaranger itu lebih komikal mungkin karena ikutin serial SS sendiri yang memang terasa lebih ringan dibanding apa yang terjadi di PR.
- Swan dan Kat cukup kontras padahal posisi mereka sama. Arc yang mereka lalui rata-rata terasa sama aja. Cuman Kat lebih anggun daripada Swan yang jelas lebih ramah, mungkin itu juga karena disesuaikan dengan kondisi tim masing-masing. Di Dekaranger sendiri, mungkin gak disuruh, tapi Swan tampak sering menjamu tim dengan makanan dan minuman yang dia bawa sendiri dan disajikan ke depan masing-masing anggotanya, padahal kalau berdasarkan endgame episodes, ruangan pribadi Swan (yang hampir gak pernah dia tinggalin kecuali kalau mau ke ruang komando, sebab dia mau laporan ini itu hanya lewat layar) gak terbilang dekat dengan ruang komando. Sebaliknya, Kat selain menjadi mekanik juga seakan merangkap menjadi sekretaris pribadi Doggie yang sering ada di ruang komando dan kadang ada di labnya sesuai adegan yang dibutuhkan.
Bagian awal dari SPD menurut Blogger lebih baik daripada Dekaranger, mungkin karena selama 12 season sebelumnya belum pernah ada seorang kriminal (dalam hal ini pencuri) menjadi Ranger. Dramanya juga didukung dengan Sang Ranger Biru yang kecewa parah karena dirinya hanya Ranger Biru sedangkan Si Pencuri malah jadi Ranger Merah. Kalau SPD gak pakai konsep warna menentukan angka urutan anggota/posisi dalam tim seperti yang terjadi di Dekaranger, maka dramanya gak bakal ada.
Sedangkan di Dekaranger, semua sudah jadi Ranger, cuman beda tim, lalu semua (Ban dan Tetsu) dipaksa bergabung dengan yang lain (tim cabang bumi). Yang membuat adanya untuk ditonton hanya bagian latar belakang masing-masing tim dan character developmentnya, karena pada dasarnya Dekaranger itu memang sudah jadi seperti itu. Beda dengan SPD yang mereka bisa terpilih karena 'takdir' turunan orangtuanya.
Bagian akhir dari Dekaranger lebih baik daripada SPD. Footage DekaBase dijajah mungkin terpakai, tapi alurnya dibuat beda. Sampai saat ini, Blogger masih kagum dengan Dekaranger yang harus berjuang tanpa Doggie dan Swan sama sekali. Mereka harus belajar menentukan harus apa, harus ke mana, bikin morse yang sudah dipelajari, siapa yang harus ke mana, siapa yang harus jadi decoy---dan semua itu ditentukan tanpa berembuk bareng-bareng karena memang mereka terpaksa berpencar. Itu keren banget sih.
Sedangkan di SPD, konsep Tim A dan Tim B itu keren banget walau kostum Ranger Tim A terkesan daur ulang. 'Diselamatkannya' Tim A adalah pemicu endgame episodes, dan itu sangat bagus dan orisinil mengingat markas lawan, Bos Utama dan Tim A adalah karya orisinil PR. Yang disayangkan adalah cara Doggie melawan Gruumm: DITONTON ORANG SPD DI LAPANGAN PARKIR ASTAGA KAYAK APAAN. Sebenernya pertarungan itu bukan tanpa konsep---ADA BANGET, ada ceritanya tersendiri dan itu bukan tiba-tiba. Jadi kan ceritanya Gruumm dari awal SPD udah benci Doggie terutama karena hilang satu tanduk, lalu mau balas dendam sepanjang season ini. Dan di akhir episode, bukannya terbalas, malah tanduk satu lagi terpotong pula oleh Doggie lalu dipenjara. Itu cerita yang bagus, tapi adegannya kalah epik jauh dari Dekaranger.
Untuk epilog, Blogger suka keduanya, gak bisa milih. Dekaranger itu epilognya konsisten dengan omongan-omongan tokoh selama cerita berjalan, jadi gak asal ngomong aja, terutama bagian Ban. Sedangkan SPD juga konsisten tapi lebih tentang penokohannya terutama Jack---dan lagi Bridge itu bikin bangga banget, he deserved to be promoted!
Tapi, secara keseluruhan cerita, mungkin Blogger lebih suka SPD, karena konsepnya lebih jelas. Dekaranger juga jelas, kelihatan tentang mereka berjuang demi dan dari apa, bukan sekedar monster muncul lalu dikalahin. Tapi memang SPD motif perjuangan tim protagonis dan antagonis lebih keluar. Tiap karakter pun juga tergambar dengan greget, jadi bukan asal muncul. Penokohan konsisten walau iya character development tetap ada, terutama untuk Jack dan Sky.
Selain tentang kematangan konsep keseluruhan SPD, yang patut disukai dari season itu adalah banyak hal orisinil.
- Pertama, seperti yang sudah disebut sebelumnya, yakni Grumm serta markasnya. Di Dekaranger, yang menjadi bos adalah Abrella, sedangkan di SPD itu Broodwing hanya anak buah Grumm yang menyediakan robot raksasa untuk dipakai lawan Megazord. Musuh Dekaranger juga gak punya markas tersendiri. Kehadiran Morgana, yang sebenernya punya counterpart, adalah wujud usaha lebih dari pihak PR, karena wujudnya sebagai Mora.
- Kedua, Sam sebagai Omega Ranger. Di timeline PR, SPD itu beda alur, mereka ada di masa depan, beda dengan Dekaranger yang ada di masa berjalan. Walau SPD berlatar di masa depan (kita), Omega Ranger didatangin dari masa depannya lagi, beda dengan Dekaranger di mana DekaBreak itu dari masa yang sama dan beda cabang aja. Itu pun, yang membuat SPD orisinil adalah kisah anak yang punya kemampuan yang ditolong Ranger Kuning di episode awal---di Dekaranger, anak itu hanya muncul di episode yang bersangkutan, sedangkan di SPD anak itu muncul lagi dari masa depan dalam bentuk Omega Ranger, dan kisahnya selama di markas SPD dibuat beda terutama karena dia gak unmorph sampai episode terakhir.
- Ketiga, sudah disinggung sebelumnya, tentang Mirloc atau Genio. Versi Dekaranger, ini Arc Tetsu, sedangkan di SPD merupakan Arc Sky. Kalau hanya begitu, itu bukan orisinil. Tapi apa yang dilakukan Mirloc pada ayah Sky beda dengan yang dilakukan Genio terhadap orangtua Tetsu. Belum lagi latar belakang Sky dan Tetsu beda. Makanya Arc Sky tersendiri aja udah bagus.
- Keempat, tokoh Isinia. Dia memang penghancur kapal Doggie x Kat, tapi itu menjadi motif tersendiri untuk Doggie versi SPD. Di Dekaranger sendiri enggak ditegasin, kok soal Doggie x Swan. Tapi kostum tokoh Doggie sendiri berhasil dibuat orisinil, bukan main pinjem dari SS, dan mereka masih nekad bikin kostum satu lagi untuk Isinia.
- Kelima, Arc Tim A, serta perempuan sebagai Ranger Merah. Sekali lagi, kostum Ranger mereka hasil daur ulang. Tapi kisah Tim A-Tim B tidak pernah ada di Dekaranger. Jadi perasaan Jack dkk tentang mereka hanyalah tim nomor dua di SPD itu orisinil PR yang gak bakal kamu temukan di Dekaranger. Itu memberi drama tambahan. Belum lagi, inget ya bahwadi SPD itu warna menentukan posisi dalam tim, dan di Tim A itu yang jadi Merah adalah perempuan. Tim A, Merah, perempuan. Berarti Kadet nomor satu yang dimiliki SPD adalah seorang perempuan. Sky, yang di episode satu merendahkan Syd yang adalah perempuan, masih kalah oleh Charlie yang lebih dulu jadi Ranger Merah.
- Terakhir, battlizer. Ini udah biasa sih di PR. Dan sejujurnya, Blogger kurang suka kostum battlizer di season ini. Tapi yaudah lah, PR sudah berusaha untuk membuat sesuatu eksklusif punya mereka sendiri.
Wow, oke, Blogger sama sekali gak nyangka ngetiknya sampai sepanjang ini, mungkin karena bagian kekontrasan tim Rangernya lebih banyak bacotan lebih dari biasanya.
Senin, 06 April 2020
Boruto episode 151
Akhirnya ganti opening! Astaga, padahal Arc bagian Boruto ke masa lalu itu udah lewat kapan, kok gak diganti-ganti. Pembuka openingnya dimulai dengan munculnya Kawaki pula. Semoga berarti selama pakai opening ini, tanda di tangan Boruto serta tentang Kawaki bakal digali, gak cuman briefing sekilas seperti yang terjadi di episode ini.
Masih tentang opening baru. Blogger bukan pengamat, dan bukannya hapal juga. Dan Blogger belum pernah nonton Naruto berurutan dari awal sampai akhir, cuman pernah nonton putus-putus era sebelum shippuden, jadi opening Naruto yang Blogger tahu ya cuman zaman dia masih 12 tahun. Tapi, opening baru Boruto ini, sangat mengingatkan Blogger pada opening 4 dan 5 dari serial Naruto. Bukan musiknya ya, tapi gaya videonya. Tapi mungkin cuman perasaan Blogger aja. Yang jelas, ketika nonton episode ini, ketika seneng banget ganti opening, lalu seneng lihat Kawaki di awal, perasaan seneg itu langsung tertutupi oleh perasaan bahwa Bloger pernah lihat kurang lebih yang begitu di opening Naruto.
.
Sekarang Blogger mau bacotin sedikit tentang cerita episode 151. Bersyukur banget pertarungan Boruto dengan Shojoji tidak dilanjutkan ke episode selanjutnya, alias selesai di episode ini. Memang gak epik sih, tapi Blogger suka banget pada bagian Shojoji ungkap tentang dia berubah jadi Kokuri. Mungkin karena Boruto anak Naruto, makanya jadi gampang panas. Keberadaan Tento awalnya Blogger pikir bisa membuat Boruto jadi lebih tenang saat tahu fakta itu, tapi ternyata gak ngaruh banyak.
Blogger menganggap cara Boruto bertarung di episode ini sangat bodoh, karena terlalu buang Chakra dan stamina. Untuk kagebunshin, Blogger masih gak masalah. Yang buat bodoh adalah dia berkali-kali membuat rasengan, bahkan dalam kagebunshinnya juga. Bodohnya gak ketulungan. Dalam serial Naruto, Blogger gak masalahin karena dia punya chakranya Kurama. Sedangkan Boruto gak begitu, model chakranya beda, kapasitasnya beda, dan dia main buat rasengan berkali-kali. Kalau dia gak sendiri (Blogger gak bisa hitung Tento) sih masih gak masalah.
Nah bener kan tebakan Blogger di episode kemarin: Sarada dan Mitsuki datang bantuin Boruto! Adegannya cukup klise sih, yakni ketika Boruto sedang gak bisa ngapa-ngapain dan hendak diserang lawan, muncullah penyelamat tak terduga. Tapi memang, selain mereka berdua, Blogger gak bisa mikir orang lain lagi yang datang bantu.
Ketika Sai samperin Ikkyuu, Blogger gak begitu nyangka. Tapi kalau ada orang dari kantor Hokage yang datang untuk caritahu di Arc ini, memang kayaknya sudah pasti Sai. Cuman, yang bikin Blogger seneng adalah muncullah Tim 25 walau tanpa dialog.
Welcome back, Abang Sasuke! Kehadiran dia di akhir episode ini cukup tak terduga. Iya tahu dia bakal muncul cepat atau lambat, tapi gak tahu bakal hadir di Arc ini. Tentang kartu gambar Sasuke pun, sebenernya dari episode-episode kemarin Blogger (dan mungkin rata-rata penonton) sudah tebak kartu langka yang Boruto mau itu pasti Sasuke, cuman kenapa gak pernah ada yang ungkap, sehingga Blogger jadi kepikiran: memangnya ada kartu ninja gambar lain yang Boruto mau selain Sasuke?
.
Terakhir, Blogger gak nyangka Kreator memutuskan untuk ganti ending. Di ending yang baru ada lucu dan imutnya sih, terutama ketika Mitsuki ber-baby shark. Wkwkwk.
Masih tentang opening baru. Blogger bukan pengamat, dan bukannya hapal juga. Dan Blogger belum pernah nonton Naruto berurutan dari awal sampai akhir, cuman pernah nonton putus-putus era sebelum shippuden, jadi opening Naruto yang Blogger tahu ya cuman zaman dia masih 12 tahun. Tapi, opening baru Boruto ini, sangat mengingatkan Blogger pada opening 4 dan 5 dari serial Naruto. Bukan musiknya ya, tapi gaya videonya. Tapi mungkin cuman perasaan Blogger aja. Yang jelas, ketika nonton episode ini, ketika seneng banget ganti opening, lalu seneng lihat Kawaki di awal, perasaan seneg itu langsung tertutupi oleh perasaan bahwa Bloger pernah lihat kurang lebih yang begitu di opening Naruto.
.
Sekarang Blogger mau bacotin sedikit tentang cerita episode 151. Bersyukur banget pertarungan Boruto dengan Shojoji tidak dilanjutkan ke episode selanjutnya, alias selesai di episode ini. Memang gak epik sih, tapi Blogger suka banget pada bagian Shojoji ungkap tentang dia berubah jadi Kokuri. Mungkin karena Boruto anak Naruto, makanya jadi gampang panas. Keberadaan Tento awalnya Blogger pikir bisa membuat Boruto jadi lebih tenang saat tahu fakta itu, tapi ternyata gak ngaruh banyak.
Blogger menganggap cara Boruto bertarung di episode ini sangat bodoh, karena terlalu buang Chakra dan stamina. Untuk kagebunshin, Blogger masih gak masalah. Yang buat bodoh adalah dia berkali-kali membuat rasengan, bahkan dalam kagebunshinnya juga. Bodohnya gak ketulungan. Dalam serial Naruto, Blogger gak masalahin karena dia punya chakranya Kurama. Sedangkan Boruto gak begitu, model chakranya beda, kapasitasnya beda, dan dia main buat rasengan berkali-kali. Kalau dia gak sendiri (Blogger gak bisa hitung Tento) sih masih gak masalah.
Nah bener kan tebakan Blogger di episode kemarin: Sarada dan Mitsuki datang bantuin Boruto! Adegannya cukup klise sih, yakni ketika Boruto sedang gak bisa ngapa-ngapain dan hendak diserang lawan, muncullah penyelamat tak terduga. Tapi memang, selain mereka berdua, Blogger gak bisa mikir orang lain lagi yang datang bantu.
Ketika Sai samperin Ikkyuu, Blogger gak begitu nyangka. Tapi kalau ada orang dari kantor Hokage yang datang untuk caritahu di Arc ini, memang kayaknya sudah pasti Sai. Cuman, yang bikin Blogger seneng adalah muncullah Tim 25 walau tanpa dialog.
Welcome back, Abang Sasuke! Kehadiran dia di akhir episode ini cukup tak terduga. Iya tahu dia bakal muncul cepat atau lambat, tapi gak tahu bakal hadir di Arc ini. Tentang kartu gambar Sasuke pun, sebenernya dari episode-episode kemarin Blogger (dan mungkin rata-rata penonton) sudah tebak kartu langka yang Boruto mau itu pasti Sasuke, cuman kenapa gak pernah ada yang ungkap, sehingga Blogger jadi kepikiran: memangnya ada kartu ninja gambar lain yang Boruto mau selain Sasuke?
.
Terakhir, Blogger gak nyangka Kreator memutuskan untuk ganti ending. Di ending yang baru ada lucu dan imutnya sih, terutama ketika Mitsuki ber-baby shark. Wkwkwk.
Kamis, 02 April 2020
Akhir dari Dekaranger konsisten
Blogger agak semangat saat nonton Tokusou Sentai Dekaranger, mungkin karena Blogger sendiri cukup suka dengan SPD. Masalah perbedaannya bakal ada di entri selanjutnya ya.
Bagian akhir dari serial ini, seperti biasa di episode kedua atau ketiga dari belakang, terjadi kekalahan besar yang menggantung dan baru akan terjawab di episode akhir. Tapi sejauh ini, terhitung dari Zyuranger, Blogger paling suka tentang apa yang terjadi pada markas Dekaranger. Memang GoGoV itu menghangatkan hati bagian akhirnya, tapi yang Blogger omongin adalah markasnya.
Kalau markas dihancurkan, memang sudah biasa. Tapi karena DekaBase itu juga berfungsi sebagai megazord, terlalu sayang untuk dihancurkan, sehingga musuh pun memanfaatkan si robot besar untuk menghancurkan kota. BTW, Blogger kurang suka pada bagian menghancurkan kota, karena terlalu klise dan setelahnya gak pernah ada adegan pembangunan/perbaikan terhadap kota padahal ada adegan reruntuhan dan api di mana-mana.
Bagian DekaBase dijajah itu adalah salah satu adegan akhir favorit Blogger. Adegan 5 Ranger (karena minus Tetsu yang bertarung pakai megazord) di dalam DekaBase dalam rangka rebut kembali itu juga bagus. Blogger sangat suka ketika Sen pakai kode yang hanya bisa dimengerti anggota mereka---kalau Narator gak ngomong apa-apa, Blogger juga bingung. Blogger juga suka banget, sekaligus mengganggap itu adalah adegan yang menyedihkan, ketika Umeko menghubungi Doggie untuk lapor mereka udah ngalahin Abrella lalu inget bahwa Sang Bos udah gak ada (yah, ujungnya ternyata dia selamat)---itu adegan yang menyayat hati, tapi cukup realis mengingat memang selama ini mereka selalu lapor ke Doggie kalau misi sudah selesai.
Tapi, bagian di episode akhir Dekaranger yang membuat Blogger bisa bilang konsisten, adalah ketika Ban bener jadi bagian DekaFire. Hal itu memang sudah diomongin di bagian akhir episode 47, lalu selama episode 48 secara penuh isinya tentang dilema Ban. Endgame mulai dari episode 48, berarti memang bagian Ban jadi DekaFire itu bukan main-main. Tapi, pembicaraan itu dimulai dari episode 47, sebelum endgame, dan di episode 49 pun kalau gak salah gak ada omongan. Makanya ketika di episode 50, Blogger sempet lupa perihal DekaFire, sampai kemudian di epilog ternyata benaran Ban sudah pindah regu. Menurut Blogger, walau agak disayangkan karena dia gak satu tim lagi dengan tim Dekaranger, tapi berarti apa yang dibicarakan sebelum episode akhir itu bukan sekedar asal ceplos aja.
Blogger belum nonton 10 Years After, jadi kalau ternyata film itu gak konsisten dengan apa yang ada di episode 50, yah, ya sudah.
Omong-omong, bagian akhir, kata-kata terakhir Abrella menarik:
Kurang lebih artinya:
Yang membuat menarik adalah, kata-kata tersebut benar. Ironinya, kata-kata tersebut diucapkan dalam serial yang ditargetkan untuk anak-anak. Padahal memang benar loh. Kadang ambisi yang terlalu besar itulah yang menghancurkan apa yang di sekitar kita. Makanya Super Sentai-Power Rangers-Kamen Rider dan semua film/serial pahlawan terus diproduksi, karena ya Kreator berhasil memunculkan tokoh penjahat baru. Adaaa aja tingkah penjahat masa kini.
Bagian akhir dari serial ini, seperti biasa di episode kedua atau ketiga dari belakang, terjadi kekalahan besar yang menggantung dan baru akan terjawab di episode akhir. Tapi sejauh ini, terhitung dari Zyuranger, Blogger paling suka tentang apa yang terjadi pada markas Dekaranger. Memang GoGoV itu menghangatkan hati bagian akhirnya, tapi yang Blogger omongin adalah markasnya.
Kalau markas dihancurkan, memang sudah biasa. Tapi karena DekaBase itu juga berfungsi sebagai megazord, terlalu sayang untuk dihancurkan, sehingga musuh pun memanfaatkan si robot besar untuk menghancurkan kota. BTW, Blogger kurang suka pada bagian menghancurkan kota, karena terlalu klise dan setelahnya gak pernah ada adegan pembangunan/perbaikan terhadap kota padahal ada adegan reruntuhan dan api di mana-mana.
Bagian DekaBase dijajah itu adalah salah satu adegan akhir favorit Blogger. Adegan 5 Ranger (karena minus Tetsu yang bertarung pakai megazord) di dalam DekaBase dalam rangka rebut kembali itu juga bagus. Blogger sangat suka ketika Sen pakai kode yang hanya bisa dimengerti anggota mereka---kalau Narator gak ngomong apa-apa, Blogger juga bingung. Blogger juga suka banget, sekaligus mengganggap itu adalah adegan yang menyedihkan, ketika Umeko menghubungi Doggie untuk lapor mereka udah ngalahin Abrella lalu inget bahwa Sang Bos udah gak ada (yah, ujungnya ternyata dia selamat)---itu adegan yang menyayat hati, tapi cukup realis mengingat memang selama ini mereka selalu lapor ke Doggie kalau misi sudah selesai.
Tapi, bagian di episode akhir Dekaranger yang membuat Blogger bisa bilang konsisten, adalah ketika Ban bener jadi bagian DekaFire. Hal itu memang sudah diomongin di bagian akhir episode 47, lalu selama episode 48 secara penuh isinya tentang dilema Ban. Endgame mulai dari episode 48, berarti memang bagian Ban jadi DekaFire itu bukan main-main. Tapi, pembicaraan itu dimulai dari episode 47, sebelum endgame, dan di episode 49 pun kalau gak salah gak ada omongan. Makanya ketika di episode 50, Blogger sempet lupa perihal DekaFire, sampai kemudian di epilog ternyata benaran Ban sudah pindah regu. Menurut Blogger, walau agak disayangkan karena dia gak satu tim lagi dengan tim Dekaranger, tapi berarti apa yang dibicarakan sebelum episode akhir itu bukan sekedar asal ceplos aja.
Blogger belum nonton 10 Years After, jadi kalau ternyata film itu gak konsisten dengan apa yang ada di episode 50, yah, ya sudah.
Omong-omong, bagian akhir, kata-kata terakhir Abrella menarik:
"Don't think it'll end by defeating me! As long as people exist in the universe, crime will never disappear! Everyone possesses the same ambition that I do!"
Kurang lebih artinya:
"Jangan berpikir ini akan berakhir hanya dengan mengalahkanku! Selama manusia ada di dunia, kejahatan tidak akan lenyap! Semua orang yang punya ambisi yang sama denganku!"
Yang membuat menarik adalah, kata-kata tersebut benar. Ironinya, kata-kata tersebut diucapkan dalam serial yang ditargetkan untuk anak-anak. Padahal memang benar loh. Kadang ambisi yang terlalu besar itulah yang menghancurkan apa yang di sekitar kita. Makanya Super Sentai-Power Rangers-Kamen Rider dan semua film/serial pahlawan terus diproduksi, karena ya Kreator berhasil memunculkan tokoh penjahat baru. Adaaa aja tingkah penjahat masa kini.
Langganan:
Postingan (Atom)