Senin, 20 Mei 2019

Undercover Princess oleh Connie Glynn

Ini adalah novel pertama dalam serial The Rosewood Chronicles, karangan Connie Glynn.
Pertama, Blogger gak pernah dengar/lihat nama sang penulis sebelum memutuskan untuk mengambil buku ini di toko buku. Setelah dicek, ternyata memang ini novel debutnya. Walau debut, ternyata dia sudah lebih dulu dikenal sebagai seorang Youtuber.
Kedua, sampul depannya tidak begitu menarik, setidaknya bagi Blogger pribadi. Simpel, bersih, gak berantakan, oke sih. Cuman yah dengan judul dan sampul begitu, Blogger yakin isinya drama banget (DAN MEMANG IYA). Ketika ke toko buku saat itu, Blogger sedang incar Finale (Stephenie Garber) dan The Red Scrolls of Magic (Cassandra Clare) tapi gak nemu. Daripada tangan kosong, Blogger keliling-keliling dan memutuskan untuk beli Undercover Princess ini.
Ketiga, sinopsisnya tidak sesuai dengan isinya sama sekali, dan Blogger sebal.

Ceritanya benar-benar drama. Soal putri kerajaan, penyamaran, sosok pelindung, sekolah asrama, tanpa sihir. Beneran, untunglah tanpa sihir. Kalau ada sihir, Blogger langsung mikir ini semacam gabungan Harry Potter dan Hex Hall. Apalagi pembagian asramanya itu loh, Harry Potter banget kesannya.

Permasalahan dan klimaks yang ada cukup oke, pengembangan plotnya walau agak lambat juga cukup dipahami. Tapi menurut Blogger pribadi agak kurang seru dan atau menegangkan. Memang membuat penasaran soal siapa yang mengirim surat pada Lottie, tentang kenapa Leviathan melakukan itu, tapi tidak seru.

Klise besarnya juga ada. Itu tuh, tentang 'tokoh yang paling mencurigakan/diminta untuk dijauhi sebenarnya bukan penjahat yang sesungguhnya'.

Tentang Lottie dan Ellie, Blogger gak bisa bilang senang dengan karakter mereka. Pada pertengahan awal, Blogger suka sikap Lottie lalu merasakan ketidakkonsistenan pada Ellie. Pertengahan akhir, Lottie terasa menyebalkan, sedangkan Ellie menjadi menarik.
Soal ketidakkonsistenan Ellie itu maksudnya gini. Dari awal Ellie ingin masuk Rosewood dan bersikeras ingin jadi rakyat biasa, tapi kok bisa-bisanya dia sangat bitchy terhadap Lottie di awal pertemuan? Itu maksudnya apa? Sekali lagi, Ellie yang bersikeras mau ke sekolah ini, bukannya dia dipaksa kesitu loh.

Tentang Jamie, dia di novel ini maksudnya dijadiin tokoh untuk difangirlingin gitu ya? Penokohannya kurang greget. Blogger bisa merasakan dia menarik, tapi, gimana ya. Kayak, awal dateng udah menarik, lalu biasa aja, kemudian menarik menarik menarik, eh tetiba jadi biasa aja. Gitu. Mungkin di buku kedua akan diperjelas.

Blogger paling suka penempatan tokoh dan pembagian peran disini. Tapi dibanding jalan cerita, Blogger banyak mendapatkan soal karakterisasi di novel ini.

Status pairingnya masih tanda tanya. Apakah ini akan menjadi Ellie x Jamie, Lottie x Jamie, atau bahkan Ellie x Lottie. Buku pertama benar-benar seperti pengenalan tokoh dan situasi. Menurut spoiler buku kedua yang tersebar, Lottie adalah bi, dan itulah yang Blogger gak mau. Gini, Blogger lahir, besar, dan tinggal di Indonesia, yang secara lingkungan telah diajarkan untuk menjadi straight. Blogger gak mau permasalahin kalian yang enggak straight atau bi, itu urusan kalian, Blogger biasa aja. Tapi kalau Blogger, saat baca/nonton, pengennya mereka straight, atau setidaknya jangan bi. Iya, Blogger cengin beberapa pasangan yaoi, tapi ya sampai situ aja.

Kembali soal cinta segitiga yang entah benar iya atau enggak di novel ini, selain gak ingin Lottie bi, Blogger juga sangat mengharapkan novelisnya fokus ke jalan ceritanya, jangan terlalu digali untuk romancenya. Iya, romansa akan menambah daya tarik, tapi Blogger lebih mengharapkan drama dengan Leviathan, bukan cinta segitiga. Lagian, Ellie x Jamie itu terasa seperti Winter x Jacin di The Lunar Chronicles, sedangkan Lottie x Jamie itu mainstream.


Fiuh.

Sekarang tentang perbedaan sinopsis dengan isi novel.
Pertama, LOTTIE TIDAK TEROBSESI MENJADI SEORANG PUTRI. Versi sinopsis bahasa Inggris, dia terobsesi pada DONGENG, dan itulah yang benar. Jika dia ingin menjadi seorang putri, maka dia gak perlu mengoreksi kesalahpahaman yang terjadi di sekolahnya, dan main mengiyakan saja di awal orang salah paham.
Kedua, LOTTIE DAN ELLIE TIDAK BERTUKAR IDENTITAS. Kalau mereka benar tukaran, harusnya jadi kayak serial TV 100% Senorita dari Taiwan (di Indonesia kenalnya Twins). Mereka masih menggunakan nama Lottie Pumpkin dan Ellie Wolf. Iya, untuk beberapa adegan Lottie harus menjadi Eleanor, dan Ellie menjadi kerabat yang datang, tapi mereka tidak bertukar identitas, mereka berpura-pura. Versi sinopsis bahasa Inggris itu lebih benar, karena memang 'Lottie pura-pura jadi putri agar Ellie bisa lebih menjalani hidup sebagai gadis biasa'.

Blogger gak tau kenapa sinopsis versi Indonesia dengan Inggris beda gitu. Tapi yang pasti, kopian yang Blogger punya ini, sinopsisnya ngaco, malah terasa seperti The Prince and the Pauper.

Novel Undercover ini bagusnya sedang-sedang aja. Kalau tertarik dengan keputri-putrian, silakan baca. Dramanya bagus, Blogger suka kepribadian putri Ellie yang tidak anggun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar