Rabu, 05 Februari 2020

Kimi ni Todoke. Manga dan Dorama.

Permisi, Blogger sedang clbk sama Haruma Miura.

Ehem.

Blogger kenal fandom ini udah beberapa tahun, lupa tepatnya tahun berapa, tapi Blogger yakin itu sekitar SMA berarti zaman 2010-2012. Blogger juga lupa pemicunya, tapi mungkin karena film Koizora, soalnya Haruma Miura main di movienya, sedangkan movie tersebut keluaran 2007, sedangkan Kimi ni Todoke ini movienya tahun 2010.

Setelah nonton doramanya, Blogger cek wiki dan tahu bahwa ini berdasarkan manga. Saat itu Blogger langsung cek, mau coba baca manganya, tapi saat itu Blogger terlalu sangat pemilih mengenai artwork suatu manga. Saat itu Blogger pikir, baru chapter 1, dan Blogger gak betah dengan gaya gambarnya, yaudah Blogger tinggalin aja, apalagi banyak yang bilang bahwa materi dorama sesuai dengan manga.

Tentang anime, Blogger bahkan baru tahu eksistensinya sekitar tahun 2013, di tempat kos, saat kepikiran untuk mau cari dan nonton ulang movienya. Wkwkwk, Blogger kaget gitu, ngetik 'Kimi ni Todoke' di Youtube, keluarnya anime.

***


Kimi ni Todoke, atau judul alternatif resminya 'From Me to You', adalah manga shoujo dari Karuho Shiina, yang diterbitkan dari tahun 2006 sampai 2018 sebanyak 30 volume dan 123 chapter. Perchapter pun jumlah halamannya bisa 30-50 halaman, tergantung Arc, dan wajar karena ini shoujo. Seperti yang Blogger bilang tentang kenapa Blogger meninggalkan manga ini sebelum kelar bab pertamanya, artworknya memang kurang enak untuk manga, tapi makin ke belakang makin enak dilihat. Cuman mungkin itu hanya perasaan Blogger aja yang baru memutuskan untuk bener baca dari awal sampai akhir selama bulan Januari 2020 dan sama sekali gak nyesel karena cerita keseluruhannya luar biasa.

Tema besar ceritanya cukup mainstream terutama kalau dibaca pada tahun 2010 ke atas, karena ceritanya tentang cewek culun yang disukai oleh cowok populer, lalu cewek culun ini mulai mengeluarkan aura positif, munculnya saingan cinta yang main kotor, dan akhirannya bahagia. Itu shoujo banget sih. Tapi sekali lagi, manga ini luar biasa.

Tokoh Kuronuma Sawako tidak langsung berubah menjadi gadis manis. Sampai tamat pun, kesan 'Sadako'nya tetap ada. Dengan kata lain, dia berusaha untuk menjadi lebih terbuka pada orang lain, tapi tetap menjadi dirinya sendiri. Penokohannya sangat konsisten. Progress dalam character development tetap ada, tapi untuk beberapa detil yang tidak begitu ada hubungannya dengan cerita masih terus dipakai oleh Mangaka, misalkan tentang Sawako yang bukanlah tukang gambar yang baik.

Tokoh Kazehaya Shouta sebenarnya akan terasa membosankan dan datar kalau latar belakang keluarganya sama sekali tidak diceritakan. Blogger suka pada ide bahwa Kazehaya satu SMP dengan Chizuru dan Ryu, serta bahwa ketiganya sudah mengenal Pin sebelum masuk SMA. Kenapa? Karena berarti ada cerita tersendiri tentang Ayane yang bergabung dengan mereka.

Character development paling menonjol jelas dari Sawako. Tapi Blogger senang karena masing-masing tokoh yang sering muncul punya Arc sendiri, dan mereka punya cerita di luar hubungan dengan Sawako. Itu tidak keluar dari judul. Sawako (dan Kazehaya) tetap tokoh utama, tapi Mangaka tetap mempedulikan para tokoh di sekitar mereka sampai dibuatlah Arc dan masa lalu masing-masing.

Kisahnya mungkin tidak realis, tapi perasaannya tersampaikan. Mangaka tidak segan-segan saat membuat cerita ini. Kalau memang sebaiknya si A patah hati, yaudah patah hati. Kalau cinta si B ditolak mentah-mentah, yaudah nangis dan berusaha move on. Terutama di beberapa belas chapter terakhir, pokoknya sejak mereka sudah naik ke kelas 3, emosinya campur aduk. Masing-masing masih punya perasaan yang belum tersampaikan, lalu mereka harus mikirin masa depan, lalu mikir untuk singkronin masa depan mereka dengan pasangan. Itu wajar dan Blogger pikir cukup realis, mengingat universitas yang para tokoh ini pilih bukan hanya sekedar di kota sebelah.

Tapi kisah patah hati yang paling bagus menurut Blogger adalah pernyataan cinta Ayane pada Pin.
Di awal cerita memang tidak begitu ada tanda bahwa Ayane bakal ada rasa pada gurunya. Tapi ketika Kento mulai deketin Ayane, perlahan Mangaka memperlihatkan bahwa mungkin Ayane tertarik pada Pin. Cara Pin nolak Ayane itu biasa aja sebenarnya, tapi sama sekali gak lebai. Adegan itu gak bertele-tele, dan Ayane sendiri juga gak memohon-mohon. Ayane langsung dengan lapang dada terima kenyataan, masih bisa ketawa sambil nangis. Tapi satu chapter itu mungkin adalah kisah pernyataan + penolakan terbaik di shoujo yang Blogger baca.

Omong-omong tentang Pin, dia memang narsis dan sering reseh. Tapi dia tetap guru yang baik, mungkin karena dia termasuk guru yang masih muda (di manga kalau gak salah dia seumuran kakaknya Ryu), jadi gampang gaul dan seneng cengin murid sendiri. Ia semakin tampak terlihat guru yang baik ketika konsultasi saat para karakter kelas 3. Dia serius untuk diskusiin masa depan muridnya, dia bisa bilang kelebihan dan kekurangan serta merekomendasikan secara obyektif.

Tokoh Kurumi adalah saingan cinta yang Blogger bilang pakai cara kotor. Jika setelah ditolak lantas dia jadi berteman dengan Sawako, itu akan menjadi sangat klise. Tapi di sini enggak begitu. Setelah ditolak, Kurumi masih tidak berteman dengan Sawako sama sekali, dia masih gak suka Sawako, tapi dia sudah enggak lagi main curang. Justru berkat Kurumi, Sawako malah jadi berani menghadapi perasaannya. Belakangan, dengan segan, Kurumi minta Sawako ajarin dia karena kebetulan mau masuk universitas yang sama. Lagi-lagi, mereka enggak langsung jadi akrab gimana gitu. Itu bagus, biar jangan jadi klise.

Untuk ukuran shoujo, mungkin 30 volume sudah cukup panjang, apalagi rentangnya dari 2006-2018. Wow, kasian ya yang bener nungguin pervolume. Wkwkwkwk (lalu orang ini inget para penunggu Detective Conan, One Piece, Naruto (yang akhirnya tamat), dan manga lainnya).

Blogger kenal Kimi ni Todoke dari movienya. Dan setelah selesai baca manganya sampai habis, Blogger langsung memutuskan untuk nonton ulang, karena penasaran banyak yang bilang bahwa live-action ini termasuk adaptasi yang baik.

Dan Blogger setuju.

***


Dorama ini rilis tahun 2010, waktu Blogger cek ternyata itu pas sehari setelah rilisnya volume 12---gak heran tahun-tahun sekarang pada banyak yang minta film sekuel. Gak tanggung-tanggung, film ini berdurasi hampir 2 jam. Oke, iya tahu Avengers Endgame sampai 3 jam, tapi film Jepang hampir nyentuh 2 jam pada tahun 2010 itu udah wow. Apalagi, beda dengan film-film (Jepang) tahun 2015 ke atas, film ini hampir gak ada adegan sia-sia. Maksudnya, gak ada tuh adegan tokoh jalan dari ujung sampai ujung tanpa ada sesuatu yang berarti. Adegan Kazehaya dibuat bersepeda sepanjang jalan itu gak sia-sia, karena itu memperlihatkan emosinya, belum lagi dia memang melewati jalur di mana dia pertama kali ketemu Sawako.

Memang pasti ada detil yang ditambah untuk menambah drama, tapi hampir tidak ada yang diubah secara signifikan. Adegan yang ada di dorama itu kalau bukan tambahan, pasti canon walau mungkin alurnya beda mengingat ini movie dan bukan serial. Memang ada adegan yang dikurangi atau yang agak diubah, tapi esensinya sesuai manga. Yang paling Blogger suka mungkin adalah ketika Sawako yang lagi ngobrol dengan Ryu di ruang OR ditarik keluar oleh Kazehaya.

Beberapa detil khusus untuk live action juga bagus. Seperti tentang ayah Sawako yang merupakan anggota orkestra, atau tentang Sawako yang masih simpan helai bunga sakura di hari pertama ketemu Kazehaya.
Adegan vital yang dari manga (sampai 2010) kayaknya berhasil masuk, terutama yang berhubungan dengan character development. Hanya saja, untuk Arc yang tidak berhubungan dengan Sawako itu hanya dibuat sekilas. Mungkin karena bukan serial, dorama hanya ingin fokus tentang Sawako dengan Shouta.

Satu-satunya hal yang membuat penonton geregetan adalah ......... TIDAK ADANYA ADEGAN CIUMAN SAWAKO DENGAN KAZEHAYA!! Jangankan mereka berdua, kayaknya memang gak ada adegan ciuman sama sekali di film ini. Wkwkwk, cinta polos banget ya kesannya.

Terus, untuk epilog sambil credit roll, jelas Blogger suka bagian Ryu dengan Chizuru. Pembaca manga pasti ngeh itu adegan kenapa bisa begitu dan apa maksudnya, karena memang canon. Tapi adegan Ayane dengan Kurumi itu ngarang bebas. Sayangnya memang dorama ini rilis tahun 2010, agak jauh dari Ayane yang jadi demen Pin, dan memang tahun 2010 itu Arc Ayane kayaknya belum ada.

Mari omongin castnya.
Aktor dan aktris utama tampak meyakinkan dengan versi manga, terutama (menurut Blogger) apalagi Ryu. Mari lihat satu-satu.


Mikako Tabe sebagai Sawako terlihat lebih manis daripada versi manga. Kesan Sadako hanya berhasil diperlihatkan ketika rambutnya nutupin muka. Sebagai deretan tokoh utama di atas, aktris satu ini mungkin yang paling agak kurang sesuai. Tapi ini pun sudah baik.

Pacar Blogger Haruma Miura sebagai Kazehaya tampak lebih dewasa daripada versi manga. Di dorama jadi tampak lebih cool dan aura cowok populernya lebih keluar, karena kalau di manga jatuhnya dia lebih kelihatan ramah.

Misako Renbutsu sebagai Chizuru mungkin terkesan lebih tidak setomboy manga, tapi penokohannya sangat sesuai, mungkin disebabkan karena Arcnya sendiri tidak digali. Tapi Blogger suka dengan bagaimana dia lompat kursi biar cepat ke tempat duduk sekitar Sawako saat penggantian tempat duduk kelas.

Mirei Kiritani sebagai Kurumi sangat baik. Memang peranannya jadi agak berbeda, tapi Blogger rasa itu bukan salah aktrisnya melainkan karena skenarionya seperti itu. Gapapa, kesan Kurumi-nya tetap ada.

Natsuna Watanabe sebagai Ayane cukup meyakinkan. Memang tokoh Ayane (manga) agak sulit cari aktris yang sesuai, tapi aktris satu ini sudah cukup baik. Masalahnya mungkin seperti kasus Chizuru, Arcnya tidak digali.

Haru Aoyama sebagai Ryu adalah yang paling sesuai, dan semua penonton yang baca manganya mengatakan hal yang sama. Dari semua aktor, memang yang ini paling sesuai manga. Di canon memang tokoh Ryu kurang begitu banyak omong, tapi penampilan luar aktor ini memang sesuai. Kemistri antara Haru dan Misako memang kurang terasa, mungkin karena Arc mereka gak begitu ada, tapi untung di epilog sempet disinggung.

Arata Iura sebagai Pin sebenarnya kurang begitu sesuai. Kalau Blogger gak salah paham, harusnya Pin itu seumuran dengan kakak Ryu, sehingga di movie kok kayaknya Pin terlihat tua. Blogger gak masalahin rambutnya, tapi penokohan dan penempatan karakternya sudah sesuai.


***

Terakhir, tentang animenya.


Untuk yang ini, Blogger belum nyentuh sama sekali, tapi sering kelihat beberapa kali potongan adegan tertentu masuk ke daftar dalam video Watchmojo dan sejenisnya. Semoga dalam tahun ini Blogger bisa kesampaian nonton. Tunggu, apa? Sampai 2 season dan total hampir 40 episode? Hahahaha, bisalah (bisa tahun depan baru kelar).


Barusan Blogger cek wiki, jadi season 1 itu selesai Maret 2010, berarti ada kemungkinan dibanding manga, doramanya lebih ambil dari anime---itu tuh, seperti detil yang tidak ada di manga tapi ada di film. Berarti mungkin filmnya akan lebih sesuai jika disandingkan dengan anime.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar