Kamis, 04 Juli 2019

Karakterisasi Dairanger: Daigo inkonsisten, Gara reseh

Sebelum episode 41 Gosei Sentai Dairanger, Blogger udah kebelet pengen ngetik tentang karakter Daigo, tapi pikir mungkin nonton sampai selesai dulu siapa tahu mau bacotin karakter lain biar diketik di entri yang sama. Nah, habis nonton episode 41, 42, dan seterusnya, Blogger kepikiran buat bacot tentang Gara.

Pertama, tentang Daigo dulu. Karakterisasinya gak konsisten, dan itu harusnya bukan salah aktornya melainkan dari penulis skenarionya.
Sampai detik ini, Blogger baru nonton dua musim Super Sentai secara berurutan episodenya dari awal sampai akhir yakni Zyuranger dan sekarang Dairanger, jadi pembandingnya hanya dari Zyuranger aja ya. Tapi gini, sepertinya di keluarga besar Tokusatsu, termasuk Power Rangers, dalam tim mereka biasanya ada setidaknya satu karakter yang paling serius. Seperti di Zyuranger, itu adalah Goushi---dia jadi karakter penengah, yang paling kalem, serius, dewasa, dan biasanya paling intelek. Di Dairanger, sepertinya karakter seriusnya ini diberikan pada Daigo, dan itu sesuai dengan tampangnya daripada Dairanger yang lain.
Di awal, karakter serius Daigo kurang begitu digali, tapi memang kelihatan dialah yang paling kalem. Kemudian yang paling kelihatan karakter serius Daigo adalah setiap episode yang berhubungan dengan Kujaku. Masalahnya, saat episode yang gak berhubungan dengan Kujaku, Daigo sering tampak seperti OOC. Mungkin maksudnya bukan mau dibuat OOC, mungkin itu maksudnya biar tokoh seriuspun bisa bikin tampang wajah yang aneh (secara sadar, karena Goushi pernah bertingkah lucu tapi karena kena mantra), tapi kok rasanya gak sesuai. Di satu episode dia bisa bareng Shouji-Ryou-Kazu kagetan saat Lin jadi seleb, tapi berikutnya dia bisa serius banget soal Kujaku. Seriusnya beda dengan saat Shouji demen dengan seorang cewek. Jadi ya gitu, kesannya karakterisasi Daigo kayak gak pasti mau kayak gimana.

Sekarang tentang Gara. Gak bisa omongin Gara kalau gak omongin tentang Kujaku (lagi). Arc Gara vs Kujaku ini cukup panjang walau episodenya terpisah-pisah. Arc mereka adalah favorit Blogger di musim ini, karena awal-tengah-akhirnya jelas. Jati diri Gara yang terungkap di episode 49 mungkin adalah alasan keresehan yang Blogger mau omongin.
Jadi gini, setelah bolak-balik berantem dengan Kujaku, Gara menjadi buta, dan Kujaku sembuhin di episode 41. Penonton dan Dairanger tahu bahwa selama ini Gara salah paham mengira Kujaku tinggalin dia dan putusin pertemanan. Tapi sampai akhir hidupnya, Kujaku dan Dairanger gak ada yang (sempet) kasihtahu Gara tentang kebenaran Kujaku yang pergi saat Gara terluka dulu.
Di episode 41, Gara menyaksikan Kujaku mati. Tapi di episode setelahnya, karakter Gara biasa aja, seakan episode 41 itu gak terjadi. Dairanger juga sama, mereka terutama Daigo gak kayak ingetin bahwa Gara gak tau terimakasih atau berusaha ngasihtahu soal Kujaku.
Lalu episode 49 terjadi. Wajar kalau Daigo paling ingin lawan Gara dan mungkin sebaliknya juga. Selang tujuh episode, Daigo BARU ungkit tentang Kujaku. Lah, terus kemarin-kemarin lu ngapain? Oke, adegan Kaku 'berkhianat' selama berapa episode itu terjadi dalam satu hari, tapi selebihnya?
Ehem, balik tentang Gara. Selama tujuh episode tepat setelah mata dan lukanya sembuh, gak ada adegan Gara merenung tentang Kujaku sama sekali. Gini, walau judulnya Dairanger, tapi hampir setiap episode selalu ada adegan dari sudut pandang musuh, termasuk Gara. Nah, disitu Gara bener-bener gak merenung sebentar tentang Kujaku.
Makanya tingkah reseh Gara ini entah karena 'kebenaran di episode 49' atau memang error dari penulis naskah.

Soal karakterisasi yang miss itu udah biasa, dan bukannya karakter lain gak ada yang miss, tapi memang kedua karakter inilah yang paling kena untuk Blogger.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar