Senin, 29 Juli 2019

The Fist of Blue Sapphire: tipe-tipe penonton DC di bioskop

Akhirnya waktu hari Sabtu Blogger nonton film Detective Conan ke 23. Sedih ya, di Jepang rilisnya kapan, di Indonesia kapan. Sedihnya, di antara negara-negara tetangga, Indonesia termasuk telat banget. Rerata selambatnya awal Juni, kita akhir Juli. Yah, bersyukur aja deh masih bisa ditayangin di negara ini.

Waktu Blogger nonton, mungkin karena ambil jam tayang pertama (di hari itu) atau apa, tapi penontonnya gak sampe setengah jumlah kursi. Blogger nontonnya jam 10.30, sedangkan Mall tempat Blogger nonton itu bukanya jam 10. Yang nonton DC kloter Blogger itu terbagi jadi beberapa tipe, dan itu bakal Blogger bahas nanti.

Pertama tentang filmnya sendiri.

Blogger pengidap hematophobia, fobia pada darah. Gak parah sih, tapi lumayan. Sudah biasa kalau DC ada adegan pembunuh secara on screen maupun off screen. Kalau ada pembunuhan, dan dalam kasus film ini dengan cara ditikam pisau, jelas ada adegan berdarahnya, dan Blogger gak masalah lihatnya. Tapi, yang bikin Blogger eneg, di menit-menit pertama itu ada adegan Merlion semburin cairan merah seperti darah. Gak bohong, Blogger gak nyangka itu bakal terjadi dan Blogger langsung eneg sendiri, padahal filmnya baru mulai. Yah, tapi adegan itu menurut Blogger pribadi cukup membuat tegang.
Masalahnya, di adegan pertama, tentang ada Perempuan yang jalan sempoyongan kemudian jatuh lalu orang-orang baru ngeh bahwa dia 'tertikam pisau', Blogger merasa aneh. Karena, saat zoom out, diperlihatkan bahwa ada tetesan darah di jalur Perempuan itu jalan tadi, dan sepanjang jalan itu gak ada seorang pun yang ngeh 'kondisi'nya. Bukannya itu plot hole?

Blogger gak bisa nge-ship Kid dengan Ran sama sekali, satu-satunya orang yang Blogger ship dengan (Kaito) Kid adalah Conan (bukan Shinichi). Di film ini, Blogger dan sejumlah penonton lainnya cekikikan kenceng tiap kali liat Conan cemburu lihat kebersamaan Kid dalam wujud Shinichi dengan Ran. Puncak lucunya mungkin ketika di kolam renang, Kid gak tau kalau saat itu Ran dan Shinichi MEMANG sudah pacaran (tidak persis langsung, tapi film ini terjadi setelah adegan karyawisata).
Balik tentang Kid x Conan, setiap ada adegan Kid BAWA Conan terbang, Blogger teringat dengan film The Lost Ship in the Sky, dimana Kid dengan sigap langsung lompat saat Conan dilempar keluar dari kapal (dan ini adalah pencetus fanfiksi Kenapa? yang Blogger unggah). Selama mereka berdua bareng di film ke-23 ini, Blogger bisa melihat bahwa Kid selalu mencemaskan Conan, dan Conan selalu percaya pada Kid. Terlepas sebenarnya mereka rival, bahwa jabatan mereka bertolak belakang, tapi mereka bisa menjadi tim yang luar biasa.
Sedangkan dengan Ran sendiri, wow, sudah bapaknya detektif -eks polisi (terlepas bahwa Kogoro payah, tapi Kogoro tetap bisa berpikir layaknya polisi), pacarnya pun detektif hebat, Ran-nya sendiri juga gak bisa dianggap remeh sama sekali. Blogger bukan omongin tentang hebatnya dia dalam karate (Blogger sempat takjub melihat duo ayah-putri ini menghajar penjahat disini), tapi dalam hal melihat penyamaran orang lain. Dalam canon sendiri, Blogger gak ngeh pernah berapa kali, tapi Blogger ingat bahwa pada suatu kali dia bisa tahu Azusa yang dia temui saat itu bukanlah Azusa yang asli. Dia memang gak tahu siapa orang dibalik muka Azusa, tapi dia tahu itu bukan orang yang asli. Dan kemampuan itu muncul lagi di film ini, dengan sangat tidak Blogger sangka di epilog (YES, PEOPLE, YOU NEED TO WATCH THE MOVIE TILL THE VERY LAST SECOND) ternyata Ran tahu Shinichi yang ada di gandengannya adalah Kid.

Makoto x Sonoko memang manis sih. Blogger dan sejumlah penonton lainnya cekikikan saat Makoto cemburu banget waktu Sonoko bahagia dengar Kid datang. Yah, sifat Sonoko memang begitu sih. Cuman, di film ini, sedemennya Sonoko terhadap cowok-cowok cakep, diperlihatkan bahwa dia memang hanya bener suka pada Makoto. Maksudnya, selama ini, sebelum bener jadi dengan Makoto, Sonoko selalu gebet banyak cowok dari berbagai kalangan. Ketika dia udah sama Makoto pun, dengan alasan bahwa mereka jarang ketemu, Sonoko masih sesekali ngegebet cowok cakep yang lewat. Dengan Kid pun, dia masih jadi fangirlnya. Tapi tetep aja, Blogger seneng, di bagian kedua Kid vs Makoto ini (yang pertama adalah versi canon di manga), Sonoko diperlihatkan bahwa dia bukan playgirl.

Dari semua adegan lucu dan keren di film ini, yang paling mengena buat Blogger secara pribadi adalah ketika Shinichi dalam wujud Conan putar otak mencari nama samaran saat Ran tanya di Singapura. Iya, jadi memang dia gak tahu sama sekali bahwa dia bakal beneran datang ke Singapura, tahu-tahu sudah di negara itu dengan busana yang bener-bener berbeda, serta entah gimana kulitnya lebih gelap dari biasanya. Terus sebelum benar-benar berpikir langkah apa yang harus dia ambil, Ran datang (hampiri Kid dalam wujud Shinichi) dengan Sonoko. Adegan nostalgia pun terjadi: Shinichi (dalam wujud Conan) bersembunyi, lalu dihampirin Ran untuk ditanya namanya. Potongan kilas balik ini pun terjadi.

Itu tuh, adegan dia lihat deretan buku di belakangnya lalu dapat ide nama samaran. Adegan di film itu cukup memberi nilai tersendiri buat Blogger karena 'Oh iya ya, serial ini udah panjang banget'.

Tentang Pelaku untuk kasus yang terjadi, Blogger berhasil tebak siapa Pelaku dan siapa Pelaku Utama. Tentang Pelaku Utama, sepertinya sudah agak jelas ya, karena Conan sendiri pancing orang itu dengan pertanyaan kurang lebih 'Menurutmu, Pelaku akan berada dimana saat itu terjadi?'. Tapi Blogger gak berhasil nebak tentang motif. Mengenai cara pembunuhan Perempuan di awal, Blogger juga gak tahu, tapi Blogger tahu adegan Pelaku tutup tubuh 'Perempuan' dengan kain itu adalah triknya.

Di preview film ke 24 (YES, PEOPLE, YOU NEED TO WATCH THE MOVIE TILL THE VERY LAST SECOND) itu hanya diperlihatkan dari sudut pandang sniper. Blogger gak hapal suara para karakter sih, cuman kalau omongin sniper di DC, yang langsung masuk otak Blogger ya Akai Shuichi. Tanpa lihat preview pun, sebenernya Blogger udah terlanjur lihat wiki (bahkan sebelum The Fist of Blue Sapphire rilis di Jepang) bahwa movie 24 itu nampilin keluarga Akai. Jadi karena gak begitu greget dan pasti di previewnya, fangirl Shuichi termasuk Blogger gak begitu teriak, biasa aja, sangat beda dengan tahun lalu saat dengan sangat jelas diperlihatkan Kaito Kid di preview---tahun lalu itu Blogger dan sejumlah fangirl di studio langsung teriak bahagia.
Tapi, karena movie depan ada Shuichi, kemungkinan besar bakal ada BO, dan Blogger seneng, karena walau gak canon (dari Aoyama Gosho) setidaknya alur cerita DC seakan jalan (gimana pun juga DC berawal dari BO). Terserah mau tampilin Amuro atau enggak (harusnya sih iya walau enggak jadi tokoh utama di movie itu), tapi Blogger harap ada selangkah lebih untuk menuju BO atau kejelasan keluarga Akai.


Sekarang tentang tipe-tipe penonton DC di bioskop menurut sampel (?) yang satu studio dengan Blogger saat nonton.

  • Pertama adalah anak-anak. Maksudnya benar anak kecil yang baik yang belum maupun sudah bisa baca subtitle. Mereka ini nonton entah karena film ini adalah animasi makanya ortunya bawa nonton, atau memang tahu DC tapi bukan bener ikutin dari awal (jadinya kayak Blogger zaman beberapa tahun lalu).
  • Kedua adalah penikmat setia. Maksudnya, mungkin gak ikutin sejak awal volume satu dan episode satu rilis, tapi mereka kejar nonton dan baca dari pertama sampai sekarang. Misalkan ya kayak Blogger ini. Dan meski tahu mungkin alurnya masih jauh dari tamat, masih aja ditungguin. Dan biasanya, karena mereka juga ikutin movienya, maka mereka bakal tetep duduk manis di bangku studio padahal credit filmnya udah habis, karena tahu bakal ada epilog saat credit, epilog setelah credit, serta preview  (YES, PEOPLE, YOU NEED TO WATCH THE MOVIE TILL THE VERY LAST SECOND). Situs-situs pendukung semacam wiki dan fanfiksi adalah makanan sehari-hari sebagai asupan DC, makanya mereka bisa tahu trivia DC yang gak penting sekali pun.
     
  • Ketiga adalah penostalgia. Ini adalah cabang dari tipe kedua. Ada orang yang bener nonton dan baca DC, tapi ya begitu aja. Kalau ada yang baru, ya nonton/baca. Tapi tipe ini, termasuk Blogger di dalamnya, bakal ngeh tentang hal-hal jadul yang direferensikan di episode/chapter/film baru. Seperti tentang Conan cari nama alias baru, Blogger dan beberapa penonton lainnya cekikikan dan ber-oh-iya-ria karena memang terkenang chapter/episode awal.
     
  • Keempat adalah asal nonton. Mereka bukan anak-anak, tapi mereka cuman sekedar tahu bahwa ada loh anime/manga judulnya Detective Conan, dan kebetulan sekarang ada film barunya, gak tahu mau nonton apa lagi yaudah nonton ini aja. Biasanya mereka ini wajahnya bakal datar ketika Penostalgia cekikikan lihat adegan tertentu. Mereka ini terbagi jadi dua: pertama itu nonton karena asal tanpa unsur penikmat DC sama sekali (atau normal), kedua itu karena diajak orang lain (seperti ortu yang demen DC lalu bawa anaknya ikut nonton juga, dalam kasus ini adalah mamanya Blogger yang pernah beliin manga DC ke Blogger dan Koko).
  • Kelima adalah fangirl/fanboy. Ini adalah cabangnya nomornya dua juga. Blogger gak tahu gimana tentang fanboy, tapi sebagai fangirl, yah, Blogger paham banget. Jadi misalnya ketika di film ini Shinichi muncul (ketahuan banget itu adalah Kid), penonton yang teriak bahagia (biasanya cewek) adalah fangirl, dan Blogger termasuk di dalamnya. Tapi biasanya fangirl/fanboy ini juga penostalgia yang hebat, karena mereka meresapi tiap chapter dan episode, makanya bisa terngiang-ngiang (oke makin lama kata-katanya makin ngaco).
 Oke, kesimpulan dari entri ini tentang movie Detective Conan kali ini adalah:

YES, PEOPLE, YOU NEED TO WATCH THE MOVIE TILL THE VERY LAST SECOND.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar