Kemudian, tentang martabak dan apa pun buah tangan yang dikasih ke orangtua pacar, pastikan setidaknya sudah lebih dulu riset tentang suka atau tidaknya sang penerima akan yang dibawa. Kalau Si Penerima biasa aja yaudah. Lah, kalau elu secara spontan tanpa riset bawa misalnya martabak ke orangtua pacar, ternyata mereka gak suka banget, gimana? Bukannya dapat restu, malah elu dilarang ketemu anak mereka lagi. Kan, berabe.
Jadi tentang buah tangan disini, riset juga penting ya. Mau alasan se-absurd apa pun, kalau memang gak demen ya ga demen, gak usah jadi mediator antara orangua pacar dengan martabak.
Berikut adalah contoh kemungkinan gak baik jika bawa misalnya martabak ke orangtua pacar tanpa riset.
Elu: "Malem om, mau jemput Pacar saya makan malem."
Orangtua Pacar (OTP): "Oh iya duduk dulu."
Elu: "Ini ada martabak buat om."
OTP: "MARTABAK?! SAYA TUH BENCI MARTABAK! Istri saya tuh ya, ninggalin saya demi bisa menikah dengan abang-abang martabak!"
Nah kan.
Atau gini lagi.
Elu: "Ini ada martabak buat tante."
OTP: "MARTABAK?! SAYA TUH BENCI MARTABAK! Sejak suami saya pergi, hati saya selalu terasa dipotong-potong kayak martabak!"
Meh, gak si tante, gak si om, curhat dua-duanya.
Masih ada lagi.
Elu: "Ini ada martabak buat om."
OTP: "Martabak? Yang bikin mas-mas atau mbak-mbak?"
Elu: "Mas-mas, sih, om."
OTP: "Ih, emangnya saya gay?"
Ngaruh gitu hah?
Ada yang serupa tak sama.
Elu: "Ini ada martabak buat tante."
OTP: "Martabak? Yang bikin mas-mas atau mbak-mbak?"
Elu: "Mas-mas, sih, tante."
OTP: "Aduh kamu gimana sih, pengen hubungan tante sama om rusak gara-gara mas-mas itu ya?!"
Ampun deh tante.
Jadi, apa inti dari entri ini? Riset itu penting.
Terus apa hubungannya dengan martabak? Gak ada sih, bukannya promosi juga, tapi kebetulan karena videonya tentang martabak, jadi Blogger pakai contohnya martabak juga. Ya namanya juga SEKILAS, kenapa pada ngarepin kandungan apa yang ada pada martabak?
Akhir kata, salam dari pecinta martabak keju, alias Blogger ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar