Ini 'Giselle' maksudnya novel ya, bukan seleb mamanya Gempi.
Blogger sangat senang dengan karya-karya Akiyoshi Rikako, karena mungkin gaya cerita dan tema utama yang dia angkat itu konsisten. Pertama kali baca itu Girls in the Dark, agak bikin tegang dan tahan napas saat baca saking serunya, dan ternyata gaya ceritanya itu asdfghjkl banget. Kelamaan bukunya Akiyoshi Rikako jadi auto-buy kalau ketemu di toko buku. Awal-awal kenal karya Akiyoshi, itu belum kenal akun instagram Penerbit Haru, jadi bener cuman bolak-balik toko buku, kalau ada yang baru ya langsung beli. Nah, novel Giselle ini, udah digembor-gembor banget di instagram, jadinya makin penasaran. Begitu dapat kabar sudah tersebar di toko buku langganan, langunglah pergi sesempatnya.
Entri ini ditulis tepat setelah selesai baca novel Giselle. Jadi novel ini, cerita utamanya berpusat sekitar dunia balet. Dan, tebak, novel apa yang dibaca Blogger tepat sebelum baca Giselle? Jawabannya adalah The Nutcracker and the Mouse King. Ini gak disengaja, beneran. Orang Blogger kalau baca buku yang baru itu asal ambil di rak.
Isi novel ini terbagi jadi 2 bagian + epilog. Hanya, kerennya, karena tentang balet, jadinya bagian-bagian ini beda dari novel kebanyakan. Daripada disebut 'bagian', Akiyoshi sebutnya 'Babak Pertama' dan 'Babak Kedua'. Lalu di dalam bagian itu ada bab-babnya, dan di novel ini disebut sebagai 'Adegan'. Ada lima adegan di Babak Pertama, dan ada tiga adegan di Babak Kedua. Lalu untuk epilog, Akiyoshi sebutnya 'Curtain Call'.
Novelnya Akiyoshi Rikako yang Blogger baca sekarang totalnya ada 7, entah sebenarnya ada berapa, tapi yang pasti yang sudah diterjemahkan dan
Saat membaca novel Giselle, di awal-awal Blogger tidak merasa seperti sedang membaca karya Akiyoshi Rikako sama sekali. Bukan tulisannya jelek, jelas bukan. Tapi ceritanya tidak seperti yang biasa dia tulis, dan permasalahannya bukan pada baletnya.
Gini, pada Adegan Pertama di Babak Pertama, anggaplah itu prolog, awal mula tentang apa yang ingin diceritakan, jadi Blogger tidak akan begitu permasalahkan.
Adegan Kedua, itu seperti pemaparan apa yang ada di masa lalu, dan gayanya jadi agak mirip novel Hyouka. Mungkin ada novel lain yang pakai gaya pemaparan serupa, tapi Blogger gak tahu, sejauh ini Blogger hanya tahu yang mirip adalah Hyouka. Gak masalah kalau ada semacam pemaparan misteri masa lalu, tapi biasanya, Akiyoshi memaparkan tentang apa yang terjadi di masa lalu itu sambil kisahnya jalan, bukan di awal.
Adegan Ketiga, dari Blogger, itu adalah bagian yang paling kurang nyambung dengan novel Giselle keseluruhan, seperti kisah drama slice of life tersendiri. Teguran dan penjelasan yang diungkapkan dalam bab ini memang sangat bagus, tapi, ya, gitu.
Adegan Keempat dan Kelima, itu seperti terinspirasi dari Black Swan, dimana sang Tokoh Utama saking mati-matiannya latihan sampai berhalusinasi. Mungkin bukan inspirasi, tapi memang dari Akiyoshi-nya saja yang kepikiran begitu, toh ide yang begitu di fandom lain pasti ada. Lalu di Giselle sendiri pun ada penjelasan, jadi 'Tokoh Utama' versi novel ini bukan halusinasi. Sempat berpikir bahwa kedua bab ini seperti bukan novelnya Akiyoshi Rikako karena seperti bawa-bawa misteri supernatural, lalu ingat di The Dead Returns pun ada unsur supernatural.
Lanjut ke Babak Kedua.
Begitu masuk ke bagian kedua ini, barulah terasa bahwa ini novelnya Akiyoshi Rikako, Blogger akhirnya merasakan ketegangan yang biasa dirasakan saat baca novel dia. Jadi dari Adegan Pertama, Kedua, sampai Ketiga, semuanya sangat baik. Tapi memang Adegan Ketiga itu Blogger agak kaget juga, mungkin karena dari awal baca lupa untuk mencari tahu siapa pelakunya.
Terakhir, Curtain Call.
Ini epilognya ala Akiyoshi Rikako BANGET. Sungguh, kalau sudah biasa baca karangannya, epilog dari dia selalu bikin kesal dan kagum sendiri. Blogger sadari, plot twist-nya disitu.
Novel Girls in the Dark tetap yang terbaik bagi Blogger, mungkin karena itu novel pertama, tapi memang gaya ceritanya yang paling menarik dan paling mengena. Untuk novel Giselle ini, berkat apa yang ada di Babak Kedua Adegan Ketiga serta Curtain Call, Blogger lebih seneng daripada The Dead Returns dan Silence.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar