Jumat, 29 Maret 2019

Peralihan dari Kendrix ke Karone

Kehadiran Power Rangers Lost Galaxy mungkin agak gimana gitu mengingat katanya harusnya In Space menjadi musim terakhir Power Rangers. Tapi, karena mereka masih pakai kapal yang tempat markas Space Rangers, kaitannya masih terasa, apalagi karena ada Alpha.
Dan, semoga bukan hanya Blogger, mau nonton pertama kali atau nonton ulang seperti yang sedang dilakukan, Blogger selalu ber-fangirling-ria tiap rangers musim sebelumnya datang. Lebih menjerit bahagia lagi saat mereka berubah jadi Ranger diiringi lagu tema mereka. Sungguh, BAHAGIA BANGET.

EHEM.

Tentang judul kali ini, anggaplah entri ini adalah pembanding peralihan Tim Tommy ke Tim TJ di Power Rangers Turbo yang pernah dibahas. Blogger pernah bilang (maksudnya nulis) bahwa ada plothole di episode sebelum dan setelah Tommy diganti TJ. Nah, peralihan dari Kendrix ke Karone malah cukup baik.

Karone bukan Ranger Pink favorit Blogger sama sekali, karena yang selalu jadi Ranger Pink nomor satu di hati Blogger adalah Katherine Hillard. Bukan Kimberly Hart. Kaget? Makanya duduk dulu, gak capek apa berdiri mulu? Walau bukan Ranger Pink favorit, Karone yang merupakan adik dari Andros ini adalah salah satu karakter favorit Blogger. Tapi itu bukan pembahasan utama disini.

Kenapa peralihan Ranger Pink di Lost Galaxy cukup baik, apalagi kalau dibandingkan peralihan tim yang ada di tengah Turbo?

Sebelum ada salah paham, Blogger mau bilang, peralihan Kim ke Kat di Mighty Morphin itu cukup baik, tapi terkesan buru-buru. Padahal pengembangan karakter dan cerita sangat bagus untuk Kat, mungkin karena dia muncul dari Mighty Morphin lalu Zeo dan Turbo. Sedangkan dari Kat ke Cassie itu ada plothole yang tidak hanya berdampak pada Ranger Pink melainkan keseluruhan tim.

Tidak ada yang menyangka bahwa Kendrix akan tewas di episode 31. Walau nonton ulang, mata Blogger terasa panas dan berusaha untuk jangan nangis. Karena, benar-benar, deh. Kalau akan ada pergantian atau penambahan anggota Ranger, itu bakal keliatan. Tapi kalau kehilangan? Kendrix Morgan adalah tokoh manusia pertama yang tewas saat 'bertugas'. Gak terlihat bahwa dia terluka atau kesakitan, tapi seakan instan mati di ledakan. Yah, seenggaknya dia gak perlu merasa sakit sih tapi penontonnya sakit hati banget lihatnya. Setelah Kendrix tewas, masih di episode 31, kalau tidak lihat trivia spoiler tentang Kreator yang awalnya berniat menjadikan Cassie pengganti Kendrix, maka penonton seperti Blogger akan langsung terpikir bahwa kalau tidak ada pemain baru ya berarti Cassie yang gabung dengan Galaxy Rangers. Apalagi karena Cassie, sebelum Space Rangers pergi, sempet bilang ingin tinggal untuk membantu. Itu sudah seperti petunjuk kalau dia mungkin jadi Pink Galaxy Ranger.

Tapi episode 32 berkata lain.

Tunggu, di preview yang ada di akhir episode 31 mungkin sudah disebut nama 'Astronema' dan 'Karone', tapi bagi yang tidak nonton sampai preview ya gak tau. Masalahnya, terlepas dari ada atau tidaknya preview ini, kehadiran Karone setelah kematian Kendrix itu tidak terduga. Justru di episode 30-31, Blogger bertanya-tanya akan keberadaan Zhane dan Karone. Okelah Karone gak ada, tapi Zhane itu masih Space Ranger, kan?

Sekarang balik soal Karone.

Mungkin di belakang layar, Karone dengar kabar Kendrix tewas dari Space Ranger. Tapi kedatangan dia tanpa kemunculan Andros bersamanya itu kalau diperhatikan ya aneh. Disitu malah Blogger menduga dia pergi ke acara lelang tanpa sepengetahuan abangnya. Ini gak penting, sih, hanya pengamatan Blogger. Yaudah lanjut lagi.
Kedatangan Karone di episode 32 membuat penonton kaget. Dia berhasil dapatin pedang Kendrix itu membuat tebakan 'Karone pengganti Kendrix nih?' terjadi. Yang menarik adalah perkataan Trakeena di Pelelangan kurang lebih:

"Kamu bukan Astronema. Astronema mengkhianati Dark Specter dan menjadi baik. Kamu Karone."

Kenapa menarik? Karena kalimat itu benar. Karone bukan Astronema.
Masalahnya, tidak bisa dipungkiri bahwa Karone memang pernah menjadi Astronema.
Katherine Hillard yang pernah ada di pihak Rita Repulsa, berhasil lepas dari mantra Rita, lalu Kim pilih Kat jadi Ranger Pink.
Karone yang sudah kembali ke jalan yang benar, ingin mengembalikan pedang Kendrix pada para Rangers sebagai wujud pertobatannya.
Jadi, kisah Karone jadi pengganti Ranger Pink itu memang seakan kopas dari cerita Kat, sih.

Walah omongannya makin ngaco.

Ehem.

Yang membuat peralihan Kendrix ke Karone lebih baik dari Kat ke Cassie adalah Karone tidak langsung jago. Beneran. Tidak ada adegan yang memperlihatkan Cassie dan Tim TJ lainnya kecuali Justin yang tampak bingung dengan memakai Zord, seakan mereka sudah terbiasa. Mungkin di belakang layar sudah diajarin Tommy, tapi apa yang dilihat penonton ya itulah yang dinilai, kan? Sedangkan, Karone, walau kesannya agak gimana gitu saat coba panggil Zord Kendrix, itu membuktikan bahwa dia memang belum pernah melakukannya padahal itu bukan hari pertama dia bareng Rangers. Jadi untuk ukuran itu, ya wajar. Ada detil-detil kecil lainnya yang menunjukkan bahwa Karone masih belajar menjadi Ranger, masih menjadi orang baru di antara teman-teman Kendrix. (Kasus Kat di Mighty Morphin juga sama, kelihatan bahwa Kat masih belajar pakai kekuatan yang pernah dipakai Kim).

Walau dibilang lebih baik, bukan berarti maksudnya tidak ada plothole di sebelum dan setelah kematian Kendrix. Ada, dan plothole terbesarnya ada pada Mike Corbett, kakaknya Leo, salah satu pacar Blogger.
Saat hal tragis itu terjadi, Mike tidak ada bersama mereka, dia juga gak bisa melihat kondisi para Rangers karena dia ada di bagian kantor. Dengan kata lain, tidak ada adegan Mike diberitahu soal Kendrix. Mungkin ini bukan hal penting, tapi setidaknya, sebelum mengenal Leo, Kendrix lebih dulu kenal Mike. Bukan Blogger ngeship Mike x Kendrix, ini gak ada hubungannya. Tapi di Lost Galaxy, Mike masih terhitung sebagai Ranger, kan? Tidak ada adegan satu detik pun atau cuman sekilas sebut di tiga episode ini tentang Mike yang berduka soal Kendrix, tiba-tiba dia senyam-senyum ikut Kai dan yang lainnya bawa makanan dalam rangka penyambutan Karone.
Tapi dibilang plothole terbesar juga, yah, begitu aja sih.

Peralihan Kim ke Kat dalam cerita mungkin yang paling terorganisir karena dia tidak hanya tampil di Mighty Morphin. Dari Kat ke Cassie itu terasa kacau dibandingkan Kendrix ke Karone, mungkin karena perubahannya (morphing-nya) tidak diperlihatkan, tahu-tahu Cassie udah berdiri bareng TJ-Ashley-Carlos dengan kostum Ranger---sedangkan Karone kan enggak: ada perjuangan Karone dapetin Saber lalu direbut Trakeena lalu berhasil didapetin lagi kemudian Karone berhasil berubah. Ada proses. Mungkin disitu letak Blogger gak pernah bisa sreg dengan Tim TJ di Turbo.

Senin, 25 Maret 2019

Boruto episode 99

Ini adalah kisah lanjutan episode sebelumnya. Setidaknya ada tiga karakter di episode ini yang menarik bagi Blogger.

Pertama adalah Konohamaru.
Iya tau, dia adalah karakter bawaan serial Naruto sekaligus gurunya Boruto. Di menit-menit pertama episode 99 Konohamaru sudah keluar untuk lindungi Boruto dari serangan Jugo. Disitu, Blogger hampir lupa bahwa sang guru Tim 7 Baru adalah Konohamaru, beneran. Lalu, mungkin selama ini Blogger gak ngeh atau memang episode ini adalah yang pertama kali, disitu terlihat Konohamaru pakai pisau Chakra yang serupa dengan punya om-nya yakni Asuma. Entah itu bener bekas punya Asuma atau hanya serupa saja. Saat sadar Konohamaru pakai pisau Chakra itu, Blogger baru bener-bener mikir: 'Oh iya, itu Sarutobi Konohamaru'.
Lalu Rasengan-nya asdfghjkl banget sungguh. Maksudnya, iya tahu Naruto pernah ajarin Konohamaru tentang Rasengan, dan tahu juga di serial Boruto bahwa dia pernah pakai jurus itu sebelumnya. Tapi, di episode ini, ketika dia pakai Rasengan dengan efek yang seperti itu, Blogger baru ngeh bahwa Konohamaru sudah bukan anak kecil lagi. Mungkin karena Blogger ikutin tumbuh kembang dari serial Naruto.

Kedua adalah Jugo.
Dari pertama kali dikenalin di serial Naruto, memang kelihatan bahwa tokoh Jugo adalah anggota tim Sasuke yang paling lembut sekalipun paling sangar. Kelihatan, banget. Makanya Blogger merasa wajar melihat Jugo yang perhatian pada unggas-unggas disana. Tapi, cursed seal dia beda dengan yang dulu atau gimana ya? Kayaknya perubahan dia beda, dan Blogger kurang suka ketika lihat waktu di sekita betisnya kayak ada jet. Mungkin maksudnya itu jurus tersendiri, tapi Blogger lihatnya kayak apa gitu.
Dibanding tentang kenapa para unggas menggila, di Arc ini Blogger lebih kepikiran tentang kok pas banget ada Jugo disitu. Dia enggak benar berada di tempat kejadian, tapi dia ada di sekitar desa yang di datangin Boruto dkk. Enggak ada penjelasan tentang kenapa dia bisa ada disitu sendirian. Maksudnya, Karin dan Suigetsu ada di tempat Orochimaru, kan? Terus Jugo nyasar sendirian disitu, gitu? Semoga di episode depan ada penjelasannya.

Ketiga, yang agak ada hubungan dengan Jugo, yakni Orochimaru.
Dia gak muncul dari episode kemarin, hanya sekitar disebut namanya sekali-dua kali. Nah, menariknya disitu. Ketika Konohamaru terbaring dan memutuskan untuk pecah tim: Tim 15 balik ke desa dan Tim 7 ikutin Jugo, kok dia gak kepikiran suruh siapa untuk pergi cari tahu ke tempat Orochimaru? Maksudnya, ini kan tentang cursed seal, dan ada obat penawar yang dikonfirmasi Mitsuki mirip seperti yang ada di tempat Orochimaru. Jadi terlepas apakah cursed seal pada unggas serta obat itu benar dari Orochimaru atau bukan, seharusnya mereka bisa langsung tanya sama yang jago itu kan? Apa mungkin Konohamaru punya pemikiran lebih lanjut tentang ini?
Karena Arc ini berhubungan dengan cursed seal dan bahkan ada Jugo, walau bukan karakter favorit, tapi Blogger berpikir bahwa Orochimaru akan jadi tokoh penting. Yah, mungkin di akan muncul di episode berikut-berikutnya atau bahkan di episode terakhir dari Arc ini.

Omong-omong Sumire waktu di episode 98 tampangnya aneh kayak sembunyiin sesuatu, di episode ini kayak biasa aja. Apa itu gara-gara dia jarang muncul di 99? Atau apa karena kemarin memang dia curiga Jugo adalah monster yang dijatuhin Nue ke sungai, dan karena sudah terbukti benar jadinya dia kembali bersikap biasa?

Sabtu, 23 Maret 2019

Sekilas Martabak

Blogger pernah nonton video youtube dari seorang komika, dia bilang kalau datang ke rumah pacar jangan lupa bawa sesuatu untuk orangtua pacar itu, dan dalam kasusnya Komika bawa martabak karena orangtua pacarnya memang demen martabak. Ini nasihat yang bagus dan Blogger setuju. Tapi semoga bukan hanya demi dapat restu, melainkan juga kesopanan dan sadar diri bahwa tidak hanya ada sang pacar di rumah tersebut.

Kemudian, tentang martabak dan apa pun buah tangan yang dikasih ke orangtua pacar, pastikan setidaknya sudah lebih dulu riset tentang suka atau tidaknya sang penerima akan yang dibawa. Kalau Si Penerima biasa aja yaudah. Lah, kalau elu secara spontan tanpa riset bawa misalnya martabak ke orangtua pacar, ternyata mereka gak suka banget, gimana? Bukannya dapat restu, malah elu dilarang ketemu anak mereka lagi. Kan, berabe.

Jadi tentang buah tangan disini, riset juga penting ya. Mau alasan se-absurd apa pun, kalau memang gak demen ya ga demen, gak usah jadi mediator antara orangua pacar dengan martabak.

Berikut adalah contoh kemungkinan gak baik jika bawa misalnya martabak ke orangtua pacar tanpa riset.

Elu: "Malem om, mau jemput Pacar saya makan malem."
Orangtua Pacar (OTP): "Oh iya duduk dulu."
Elu: "Ini ada martabak buat om."
OTP: "MARTABAK?! SAYA TUH BENCI MARTABAK! Istri saya tuh ya, ninggalin saya demi bisa menikah dengan abang-abang martabak!"

Nah kan.
Atau gini lagi.

Elu: "Ini ada martabak buat tante."
OTP: "MARTABAK?! SAYA TUH BENCI MARTABAK! Sejak suami saya pergi, hati saya selalu terasa dipotong-potong kayak martabak!"

Meh, gak si tante, gak si om, curhat dua-duanya.
Masih ada lagi.

Elu: "Ini ada martabak buat om."
OTP: "Martabak? Yang bikin mas-mas atau mbak-mbak?"
Elu: "Mas-mas, sih, om."
OTP: "Ih, emangnya saya gay?"

Ngaruh gitu hah?
Ada yang serupa tak sama.

Elu: "Ini ada martabak buat tante."
OTP: "Martabak? Yang bikin mas-mas atau mbak-mbak?"
Elu: "Mas-mas, sih, tante."
OTP: "Aduh kamu gimana sih, pengen hubungan tante sama om rusak gara-gara mas-mas itu ya?!"

Ampun deh tante.

Jadi, apa inti dari entri ini? Riset itu penting.
Terus apa hubungannya dengan martabak? Gak ada sih, bukannya promosi juga, tapi kebetulan karena videonya tentang martabak, jadi Blogger pakai contohnya martabak juga. Ya namanya juga SEKILAS, kenapa pada ngarepin kandungan apa yang ada pada martabak? Soal kandungan itu kan urusannya ibu hamil dan dokter kandungan.

Akhir kata, salam dari pecinta martabak keju, alias Blogger ini.

Rabu, 20 Maret 2019

Novel Giselle, karangan Akiyoshi Rikako

Ini 'Giselle' maksudnya novel ya, bukan seleb mamanya Gempi.


Blogger sangat senang dengan karya-karya Akiyoshi Rikako, karena mungkin gaya cerita dan tema utama yang dia angkat itu konsisten. Pertama kali baca itu Girls in the Dark, agak bikin tegang dan tahan napas saat baca saking serunya, dan ternyata gaya ceritanya itu asdfghjkl banget. Kelamaan bukunya Akiyoshi Rikako jadi auto-buy kalau ketemu di toko buku. Awal-awal kenal karya Akiyoshi, itu belum kenal akun instagram Penerbit Haru, jadi bener cuman bolak-balik toko buku, kalau ada yang baru ya langsung beli. Nah, novel Giselle ini, udah digembor-gembor banget di instagram, jadinya makin penasaran. Begitu dapat kabar sudah tersebar di toko buku langganan, langunglah pergi sesempatnya.

Entri ini ditulis tepat setelah selesai baca novel Giselle. Jadi novel ini, cerita utamanya berpusat sekitar dunia balet. Dan, tebak, novel apa yang dibaca Blogger tepat sebelum baca Giselle? Jawabannya adalah The Nutcracker and the Mouse King. Ini gak disengaja, beneran. Orang Blogger kalau baca buku yang baru itu asal ambil di rak. Yah, mungkin sudah jodoh. Jadinya auto nyengir saat nemuin kata 'Nutcracker' dalam novel Giselle.

Isi novel ini terbagi jadi 2 bagian + epilog. Hanya, kerennya, karena tentang balet, jadinya bagian-bagian ini beda dari novel kebanyakan. Daripada disebut 'bagian', Akiyoshi sebutnya 'Babak Pertama' dan 'Babak Kedua'. Lalu di dalam bagian itu ada bab-babnya, dan di novel ini disebut sebagai 'Adegan'. Ada lima adegan di Babak Pertama, dan ada tiga adegan di Babak Kedua. Lalu untuk epilog, Akiyoshi sebutnya 'Curtain Call'.

Novelnya Akiyoshi Rikako yang Blogger baca sekarang totalnya ada 7, entah sebenarnya ada berapa, tapi yang pasti yang sudah diterjemahkan dan dikonsumsi dibaca oleh Blogger ya ada 7. Dari ketujuhnya, mungkin yang paling membuat Akiyoshi harus mencari istilah-istilah khusus yang kurang awam di masyarakat umum bahkan Jepang sekali pun adalah novel Giselle. Ini karena novelnya tentang balet, sedangkan enam lainnya seperti, kalau di manga disebutnya slice of life biasa. Entah mungkin dulu Akiyoshi pernah jadi balerina atau anaknya atau saudaranya, tapi penggunaan istilah balet yang kental di novel ini membuat Blogger cukup kagum. Apalagi dengan penamaan setiap bab, itu terkesan totalitas sekali.

Saat membaca novel Giselle, di awal-awal Blogger tidak merasa seperti sedang membaca karya Akiyoshi Rikako sama sekali. Bukan tulisannya jelek, jelas bukan. Tapi ceritanya tidak seperti yang biasa dia tulis, dan permasalahannya bukan pada baletnya.
Gini, pada Adegan Pertama di Babak Pertama, anggaplah itu prolog, awal mula tentang apa yang ingin diceritakan, jadi Blogger tidak akan begitu permasalahkan.
Adegan Kedua, itu seperti pemaparan apa yang ada di masa lalu, dan gayanya jadi agak mirip novel Hyouka. Mungkin ada novel lain yang pakai gaya pemaparan serupa, tapi Blogger gak tahu, sejauh ini Blogger hanya tahu yang mirip adalah Hyouka. Gak masalah kalau ada semacam pemaparan misteri masa lalu, tapi biasanya, Akiyoshi memaparkan tentang apa yang terjadi di masa lalu itu sambil kisahnya jalan, bukan di awal.
Adegan Ketiga, dari Blogger, itu adalah bagian yang paling kurang nyambung dengan novel Giselle keseluruhan, seperti kisah drama slice of life tersendiri. Teguran dan penjelasan yang diungkapkan dalam bab ini memang sangat bagus, tapi, ya, gitu.
Adegan Keempat dan Kelima, itu seperti terinspirasi dari Black Swan, dimana sang Tokoh Utama saking mati-matiannya latihan sampai berhalusinasi. Mungkin bukan inspirasi, tapi memang dari Akiyoshi-nya saja yang kepikiran begitu, toh ide yang begitu di fandom lain pasti ada. Lalu di Giselle sendiri pun ada penjelasan, jadi 'Tokoh Utama' versi novel ini bukan halusinasi. Sempat berpikir bahwa kedua bab ini seperti bukan novelnya Akiyoshi Rikako karena seperti bawa-bawa misteri supernatural, lalu ingat di The Dead Returns pun ada unsur supernatural.

Lanjut ke Babak Kedua.
Begitu masuk ke bagian kedua ini, barulah terasa bahwa ini novelnya Akiyoshi Rikako, Blogger akhirnya merasakan ketegangan yang biasa dirasakan saat baca novel dia. Jadi dari Adegan Pertama, Kedua, sampai Ketiga, semuanya sangat baik. Tapi memang Adegan Ketiga itu Blogger agak kaget juga, mungkin karena dari awal baca lupa untuk mencari tahu siapa pelakunya.

Terakhir, Curtain Call.
Ini epilognya ala Akiyoshi Rikako BANGET. Sungguh, kalau sudah biasa baca karangannya, epilog dari dia selalu bikin kesal dan kagum sendiri. Blogger sadari, plot twist-nya disitu.


Novel Girls in the Dark tetap yang terbaik bagi Blogger, mungkin karena itu novel pertama, tapi memang gaya ceritanya yang paling menarik dan paling mengena. Untuk novel Giselle ini, berkat apa yang ada di Babak Kedua Adegan Ketiga serta Curtain Call, Blogger lebih seneng daripada The Dead Returns dan Silence.

Selasa, 19 Maret 2019

The Nutcracker

Entri ini diketik tepat setelah Blogger selesai baca 'The Nutcracker and the Mouse King' karya E.T.A. Hoffmann. Dongeng ini munculnya sekitar tahun 1800an, dan Blogger baru tahu ada novelnya sekitar tahun 2000an, dan (lagi) baru bener ketemu novelnya di toko buku pada Maret 2019. Novelnya pendek. Kalau bukan karena ukuran hurufnya dan spasinya besar, mungkin harusnya hanya sekitar 120 halaman, bukan 170 halaman seperti yang Blogger punya (sudah terjemahan bahasa Indonesia).

Inti dari ceritanya adalah seorang gadis mendapati boneka nutcracker sebagai hadiah natal, yang ternyata boneka tersebut adalah seorang pangeran yang kena kutuk. Singkat cerita gadis ini ikut berpetualang ke negerinya si Nutcracker untuk membasmi Raja Tikus. Kalau gak salah selain 'The Mouse King' masih ada kisah The Nutcracker lainnya, tapi Blogger gak tahu. Toh, dari semua model The Nutcracker yang Blogger tahu, inti ceritanya disitu.

Pertama kali tahu tentang The Nutcracker itu adalah dari film Barbie: 'Barbie in the Nutcracker'. Blogger inget banget, mama kasih hadiah natal ke Blogger dan Koko itu kaset VCD Harry Potter and the Sorcerer's Stone dan Barbie itu. Jadi, iya, dari satu hadiah natal itu, Blogger langsung terjun ke tiga fandom sekaligus: Harry Potter, Barbie, dan The Nutcracker. Tentu saja, awalnya Blogger gak tahu bahwa The Nutcracker adalah fandom tersendiri, baru tahu bertahun-tahun kemudian, ketika Blogger baca Nakayoshi jadul dan menemukan manga berjudul The Duck karya Himawari Ezuki (dalam bahasa Jepang adalah 'Ahiru'). Manga tersebut bercerita tentang balet, dan salah satu balet yang disebutkan adalah The Nutcracker.

Blogger bukan tergila-gila dengan konsep The Nutcracker, tapi ini lebih kepada kenangan masa kecil Blogger yang mengenal fandom ini saat otaknya belum teralu terkontaminasi dengan terlalu banyak fanodm, sama halnya dengan Swan Lake---tapi Blogger lebih tergila-gila dengan Swan Lake daripada The Nutcracker. Karena itulah Blogger sangat antusias saat 'The Nutcracker and the Four Realms' muncul di bioskop tahun 2018.

Film keluaran Disney itu katanya adalah kelanjutan dari cerita asli The Mouse King, berarti tokoh utamanya bukan Marie lagi. Sebenernya dari Blogger gak merasa heran kalau The Nutcracker diproduksi oleh Disney, toh memang dia adalah dongeng, jadi rumah produksi yang paling sesuai mungkin adalah Disney. Yang namanya dongeng jadul, Disney pula, ya Blogger udah siap menerima kenyataan kalau ternyata ceritanya nyerempet ke fluffy romance.

TERNYATA ENGGAK.

The Nutcracker and the Four Realms tidak mengandung romance, dan Blogger sangat menikmatinya. Musik The Nutcracker yang dari Tchaikovsky tidak terlalu berperan penting, baletnya pun sebenernya hanya sebagai 'pengisi' di dalam cerita yang tidak terlalu mencolok. Tapi dari segi cerita sendiri, Blogger suka banget. Pemeran Clara, siapa pun dia, sesuai dengan gambaran otak Blogger.

Dari versi novel, Barbie, dan Disney, mungkin Blogger paling suka Disney. Karena kalau Barbie itu hanya menang dari sisi nostalgia. Untuk novel, yah, sebagai dongeng sih oke, tapi, mungkin hanya Blogger, dia agak datar. Jadi dari tiga itu, yang paling menarik adalah versi Disney.

Sangat berharap Disney menggarap Swan Lake, beneran.

Senin, 18 Maret 2019

Boruto episode 98

Kebiasaan lihat Tim Boruto kerjasama dengan Tim Shikadai, jadi merasa aneh saat lihat Tim Boruto ikut misi gabungan dengan Tim Sumire, sungguh. 

Karena kan biasanya Shikadai yang bakal bikin strategi lalu Cho-Cho jalan bareng Sarada. Lalu sekarang di episode ini sebagai ganti Shikadai-Inojin-ChoCho, adanya Sumire-Wasabi-Namida. Enggak buruk, justru malah seneng melihat ada tim lain selain Tim Shikadai yang jadi tokoh pendamping utama Tim Boruto.

Tentang episode 98, belum bisa ngoceh terlalu banyak karena sepertinya ini baru permulaan Arc. Tapi tentang Jugo, Blogger kaget lihatnya.

Gini, pertama kali Boruto diserang 'monster', Blogger pikir ya itu adalah monster khusus di serial Boruto, dengan kata lain dia bukan turunan serial Naruto. Tapi ketika mereka sudah sampai di desa klien, mereka menemukan Jugo yang mengaku jatuh ke sungai. Disitu Blogger langsung curiga bahwa entah bagaimana ceritanya dia adalah 'monster' yang tadi menyerang Boruto, mengingat gaya rambutnya serupa.

Sumire membuat Blogger penasaran. Di episode ini jelas seperti dia sedang menyembunyikan sesuatu, tapi Blogger belum bisa menduga apa. Nue pun sama, sepertinya Nue kayak gimana gitu saat mereka menemukan Jugo di desa. Mungkin karena Nue langsung tahu saat itu bahwa Jugo adalah si 'monster' yang ia jatuhkan ke sungai untuk nolongin Boruto? Tapi kenapa Sumire bertampang aneh ketika ditanya soal Nue? Mungkin ini akan lebih dieksplor di episode selanjutnya.

Blogger sangat merasa kehilangan Hanabi di episode ini. Ada penjelasan kenapa dia gak ikut misi ini, sih, tapi ya gitu, rasanya ada yang kurang. Padahal Blogger sudah sangat menunggu interaksi Boruto dengan Hanabi yang ada dalam satu misi bersama. Dan walau enggak nge-ship Konohamaru dengan Hanabi seperti nge-ship Konohamaru dengan Moegi, Blogger juga ingin melihat interaksi mereka selain yang waktu mereka ngobrol sebelum ujian Chuunin. Jadi semoga episode depan atau di bagian akhir Arc ini Hanabi dimunculkan.

Oh iya, manga dan anime Boruto itu gak ada hubungannya atau gimana ya? Dari artwork sudah sangat beda, tapi jalan ceritanya bagaimana? Di manga kalau gak salah sudah ceritanya sudah mulai berkembang tentang tanda yang ada di telapak tangan Boruto, sedangkan di anime enggak ada ceritanya---mungkin karena kemarin-kemarin itu sibuk syuting filler.

Nah, berhubung Arc di anime sekarang ada Jugo dan cursed seal-nya, mungkin telapak tangan Boruto bakal ada progress cerita kesana.

Minggu, 17 Maret 2019

HIMYM dan TBBT

Ini tentang serial How I Met Your Mother dan serial The Big Bang Theory. Keduanya suka banget, walau katanya HIMYM itu niru serial Friends, dan TBBT itu banyak yang benci. Blogger tahu banyak kekurangan disana-sini mengenai kedua sitcom tersebut, tapi keduanya sama-sama menempati posisi khusus di hati. Ini apaan sih sok mellow gitu.

Tentang HIMYM, awalnya tahu tentang judulnya itu dari meme/lucu-lucuan di Harry Potter. Kan ada tersebar tuh foto BTS (Behind The Scene ya, bukan boyband 😑) film HP4 di Great Hall saat Alan Rickman dan Daniel Radcliffe ketawa gitu. Nah ada yang edit jadi Snape (Alan) nunjukin buku berjudul How I Met Your Mother ke Harry (Daniel). Karena dulu gak tahu bahwa itu adalah judul sitcom, jadi cuma kekeh aja liatnya. Laluuu, saat kuliah, temen ada yang tergila-gila dengan serial ini. Pernah saat lagi makan siang bareng, karena bawa laptop (rencananya habis makan siang mau langsung ngerjain tugas disitu juga) dan ada waifu eh wifi, dia iseng buka Youtube, kemudian kasih lihat video cuplikan Barney nyanyi lagu anak-anak tapi dibikin nyeleneh (itu loh, kalau gak salah saat Lily dan Marshall mau nentuin siapa Godparent-nya Marvin). Disitu mulai pikir oh mungkin lucu juga ceritanya. Kebetulan ada teman Blogger yang lain yang di laptopnya ada lengkap 8 season (saat itu season 9 belum keluar), dan dia datang ke kos biar Blogger bisa copy semua (mwahahahahah).

Saat nonton, ada hahahihi, ada aaaww, ada hah?, ada ooooh, ada diemnya juga. Rada gregetan juga, karena Ted butuh ber-season-season untuk cerita gimana dia ketemu ibu dari anak-anaknya. Karena, yah, itu tujuan judulnya, kan?! Hahahah.

Nah, sekitar itu tuh Blogger belum terlalu gila nonton (serial tv). Jadi serial yang tahu hanya Power Rangers dan apa pun yang tayang di televisi swasta (dan yang sempat ditonton juga). Jadi ketika nonton HIMYM, walau katanya copy-paste dari Friends, dia tetap di hati, karena dia membawa Blogger terjun bebas ke dunia sitcom barat, jadi tahu lebih banyak istilah-istilah nyeleneh dalam bahasa Inggris, nambah kosa kata juga.

Soal serial Friends, dia serial tahun 90an, ya? Gini, Blogger memang kurang tertarik dengan serial dan movie tahun 90an. Ini cuman soal selera. Tapi kadang kalau memang sinopsisnya menjanjikan, akhirannya nonton juga kok. Jadi serial Friends itu tinggal tunggu waktu aja sampai Blogger nyerah dan memutuskan untuk nonton.

Sekarang tentang TBBT. Tahu serial ini dari teman yang persilakan Blogger copy serial HIMYM dari laptopnya. Di laptop yang itu juga, dia baru ada season 1 TBBT, dan dia sudah nonton. Katanya agak lucu, tapi itu lebih ke karakter tokoh-tokohnya. Dan karena judulnya kayak gitu, teman ini bilang bahwa ceritanya jadi kayak nyerempet ke penggila sci-fi.Sekali lagi, karena saat itu memang belum kenal serial-serial yang bagus, Blogger pun jadi tidak masalah untuk coba nonton.

Mulai nonton, dan kayak ... oh, jadi memang karakterisasi mereka yang bikin lucu. Menurut Blogger pribadi, sifat-sifat unik mereka memang menarik, mungkin memang ada orang-orang dengan sifat seperti mereka di dunia ini. Dan sepertinya, Blogger itu Sheldon Cooper banget di hadapan orang-orang di dunia nyata.

Tunggu, Blogger masih tetap perempuan.

Uhuk.

Blogger tidak tahu kenapa TBBT banyak yang tidak suka bahkan sampai sebegitunya. Blogger tidak tahu tentang hal-hal berbau IPA, jadi, apakah sebenarnya TBBT itu semacam mempermalukan orang-orang di bidang tersebut? Agak penasaran sih, karena ada seorang teman yang, dia tidak pernah menghujat serial ini, tapi kelihatan jelas dari postingannya bahwa dia benci TBBT.

Dari HIMYM dan TBBT, walau HIMYM adalah cinta pertama Blogger maksudnya sitcom pertama yang ditonton Blogger, sepertinya akan lebih suka TBBT.
Mengenai alur cerita, HIMYM lebih baik, walau yang seperti dikatakan tadi bahwa mau cerita tentang dia ketemu istrinya aja sampai ber-season-season, tapi dia tetap konsisten.
Untuk TBBT, Blogger suka dengan pengembangan karakter-karakternya. Karakter di HIMYM juga berkembang, tapi TBBT lebih terlihat terutama dalam kasus Sheldon. Shelly masih menyebalkan, tapi dibanding season 1, di season 12 dia sudah lebih menjadi manusia.
Tapi tetep sih, Barney lebih menang dari Howard. Hahahah.

Dimulai dari mengenal kedua sitcom ini, Blogger pun mulai menemukan sitcom lain seperti New Girl dan Two and a Half Men. Dari situ juga mulai tertarik mencoba nonton serial barat lain selain sitcom.

Itu tolong salahin temannya Blogger, berdua itu tuh, yang ngenalin HIMYM dan TBBT, karena Blogger sekarang jadi Fangirl super akut.

Jumat, 15 Maret 2019

Peralihan Power Rangers Turbo

Power Rangers Turbo adalah salah satu atau mungkin satu-satunya season yang tidak disukai penikmat serial Power Rangers. Ini tidak dihitung tentang betapa hobinya penggunaan adegan Super Sentai yang tak terhingga dari Megaforce dan Super Megaforce. Tapi iya, dari unsur ceritanya sendiri, Turbo mungkin yang paling tidak dibutuhkan di era Zordon.

Pertama, karena Zeo morpher itu masih bisa dipakai sebenarnya, tapi dari Zordon bilang mereka butuh morpher lebih kuat lagi gara-gara Divatox. Jadi mungkin adegan yang paling penting di season ini hanyalah tertangkapnya Zordon. Sisanya? Meh.

Kedua, apa intinya? Selain soal Zordon yang muncul di awal-awal, lalu pertengahan ketika pergantian anggota tim, lalu belakangan soal dia tertangkap, apa tujuan sebenarnya Turbo? 3 season Mighty Morphin, Alien Ranger, dan Zeo itu terjadi karena ada alurnya. Sedangkan dari Zeo ke Turbo itu keputus aja, walau iya In Space bisa terjadi karena kejadian di Turbo. Kalau memang cuman mau omongin Zordon, kenapa harus satu season penuh? Kenapa enggak miniseri seperti Alien Ranger?

Selain peralihan season Zeo ke Turbo, menurut Blogger, peralihan Tim Tommy dengan Tim TJ itu janggal. Soal Carlos dan Ashley masih oke, sedangkan TJ dan Cassie itu (alurnya) seperti dadakan. Itu tuh, berasa ada Nemeton di Angel Grove yang menarik semua remaja dengan sikap baik (kalau di Teen Wolf kan ada Nemeton yang membuat setiap makhluk Supernatural datang ke Beacon Hills). Karakter Carlos mungkin adalah karakter baru terbaik yang menggantikan Tim Tommy.

Lalu, apa yang ganjal?

Peralihan Tim Tommy ke Tim TJ ini diberi judul Passing the Torch (part 1 dan 2). Judulnya bagus, bener deh. Itu episode ke 18 dan 19. Hal yang bikin jelek adalah berikut ini.

Pertama, alasan pergantian tim.
Ada-ada aja ya, kekuatan Rangers bisa seperti ada kadaluarsanya. Dimitria dan Zordon gak bilang bener kadaluarsa sih, cuman kan katanya kekuatan Tommy-Adam-Tanya-Kat itu ada batasan waktu lewat jam pasir. Jika ini semacam kutukan dari lawan, okelah, mau gak mau kekuatan mereka harus ditransfer, jadi kayak waktu Tommy masih jadi Ranger Hijau. Tapi ini enggak.
Tunggu, sebenarnya alasan kadaluarsa pun masuk akal, kalau ini season pertama. Masalahnya, ini season kelima, dan sudah terjadi pergantian pemain anggota sebelumnya. Dari mereka berempat, yang paling lama adalah Tommy, yang paling baru adalah Tanya (jika tidak hitung Justin). Masak iya tanggal kadaluarsa mereka bisa sama begitu? Gak enak banget perasaan, padahal Tanya itu Ranger Kuning favorit Blogger loh.

Kedua, plothole.
Tokoh Carlos adalah yang muncul duluan sebelum ketiga temannya. Lalu baru Ashley. Setelah itu TJ dan Cassie muncul bersamaan. Sebelum episode 18 dan 19, Carlos dan Ashley sudah muncul duluan. Walau mereka pakai aksesori/pakaian bernuansa hijau dan kuning, tidak ada tanda bahwa mereka akan jadi Ranger karena saat itu mereka bareng Carlos. Sedangkan Cassie dan TJ, pakai baju merah muda dan merah, tidak bersama para Ranger di awal episode, tiba-tiba mau melawan Piranhatrons. Blogger tidak tahu bagaimana dengan yang lain, tapi Blogger langsung curiga bahwa mereka akan jadi Ranger baru. Tapi plothole-nya bukan disitu, melainkan setelahnya.
Episode 20, Tim TJ (minus Justin) seakan sudah terbiasa menjadi Ranger. Entah apakah mereka 'belajar menjadi Ranger' di belakang layar atau bagaimana. Masalahnya, padahal Tommy yang sudah terbiasa mengendarai Zord pun mau membaca buku panduan Zord saat pertama kali pakai Zord Turbo! Jadi, ya, Blogger butuh penjelasan tentang ini. Apakah Tommy sempat ajarin mereka dulu sebelum mereka benar-benar pergi? Apakah Justin yang menjelaskan semuanya pada tim baru? Apakah ada episode 19.5 (semacam lost episode) untuk hal ini? Ini hanya menurut Blogger, tidak tahu bagaimana dengan yang lain.

Ketiga, perbandingan.
Membanding-bandingkan orang itu gak baik, iya tau. Hanya saja, peralihan ini terjadi di season yang sama. Wajar jika Justin sebagai satu-satunya anggota orisinil Turbo tiba-tiba ngomong 'dulu Tommy/Adam/Tanya/Kat begini, kok TJ/Carlos/Ashley/Cassie begini'. Di entri sebelumnya tentang Justin, Blogger memang bilang bahwa ini berarti Justin gak rewel. Tapi jika membicarakan soal plot, mungkin sekali-dua kali atau hanya kilas balik singkat boleh juga, sebagai pengingat bahwa pernah ada Tim Tommy.

Mungkin segitu aja, karena memang cuman mau ngoceh tentang peralihan Turbo. Kalau In Space mah udah keren, apalagi episode terakhirnya.

Rabu, 13 Maret 2019

To All the Boys I've Loved Before, by Netflix, still not me.

KECEWA BANGET!
Heran kenapa saat awal-awal tayang pada bilang bagus, sungguh, ini terasa lebih ngaco dari Percy Jackson.
Terlalu banyak perbedaan, dan alasan Kitty kirim surat-surat itu beda banget.
Dan lagi, film tidak terlalu menjelaskan apa-apa mengenai judul besar, Lara Jean sendiri terlihat tidak mau meluruskan apa pun disana.
Kalau dijabar satu-satu, mungkin kepanjangan, lalu galau kalau teringat ada yang belum ditulis. Jadi yaudah sebagian aja ya. Dan ini tidak semua tentang kritik, cuman pengen ngebacot aja.

Pertama, tentang pemeran.
Pemilihan cast tidak terlalu buruk. Terutama Josh, dia kurang lebih yang Blogger bayangkan. Kitty juga okelah. Margot itu enggak asing (belakangan baru ngeh dia main di Pretty Little Liars), dia cantik kok tapi ngarep seseorang yang cantiknya beda. Lara Jean, potongan badan dan rambut oke, tapi mukanya kurang sreg. Peter itu, Blogger tahu dia atlit, tapi Blogger membayangkan badannya sedikit lebih kecil dari itu. Papanya LJ, saat baca, mikirnya kayak papanya Kat dan Bianca dari 10 Things I Hate About You, lalu kaget sendiri saat lihat film ini.

Kedua, jalan cerita.
Plot garis besar sama. Tapi, sepertinya para penggemar buku fanatik setuju untuk menyuarakan:
'MANA ADEGAN PESTA HALLOWEEN-NYA?!?!?!?'
Itu adalah bagian yang paling Blogger suka, benaran, karena disitu perbedaan hubungan LJ dengan Josh dan Peter kelihatan sangat. Katanya dari pihak produser juga sudah berniat masukin adegan itu, tapi izin untuk penggunaan nama Spiderman untuk kostum tokoh Josh itu gak ada, jadi adegan Halloween ditiadakan. Tapi, tapi, tapi setidaknya bisa dimasukin dalam obrolan, kan? Seperti misalnya Peter dan LJ ngomong tentang saat Halloween dan setelahnya mungkin Peter ngomong mau coba nonton HP? Penonton kan tetap kecewa karena adegan aslinya gak ada sih, tapi setidaknya tidak akan sekecewa yang sekarang.

Ketiga, Kitty.
Kacau. Di buku, Kitty melakukan apa yang dia lakukan karena mau balas dendam gara-gara LJ cengin dia mulu. Iya, mungkin lebai banget sampai sebegitunya, tapi mungkin anak kelas enam disana gaya balas dendamnya memang begitu.
Di film, itu karena dia pengen LJ punya pacar. WTF? Jika ini bukan berdasarkan buku, sebenarnya motivasi ini gak salah, baik banget malah.
Dan lagi, di film, itu ketahuan jelas banget dari awal bahwa dia pelakunya. Ini sudah gak seru banget.

Keempat, Spin the Bottle.
Iya, di film, itu adalah adegan yang menyebabkan Gen memusuhi LJ. Tapi gini ya. Satu, adegan itu gak ada di buku. Dua, iya, LJ dan Josh ciuman di tahun itu, tapi bukan begitu caranya. Tiga, adegan Gen ngasihtau LJ alasan dia melakukan hal buruk itu adanya di buku dua.

Kelima, Hot Tub Video.
Adegan ini memang ada di buku, caranya beda sih. Yang jadi permasalahan adalah, itu terjadi di buku kedua. Ketika LJ memperlihatkan video itu ke Margot (film), tampaknya sang kakak telah urus soal penghapusan video (harusnya dilakukan oleh Peter di buku dua). Saat LJ ke sekolah pun, dia sudah langsung dipeletotin orang-orang. Sebenarnya ini adalah salah satu konflik utama di buku dua. Film pertama tidak memasukkan banyak elemen penting buku, lalu mereka nyomot bahan di buku dua, kemudian sok-sokan tampilin John di detik-detik terakhir yang menandakan akan adanya sekuel. Masalahnya jika elemen penting buku dua sudah masuk film pertama, mereka mau ngapain di film kedua? Mau ngurusin cinta segitiganya doang? Pengen jadi film New Moon (Twilight Saga) kedua gitu??
Maap, jadi emosi sesaat.

Keenam, Margot.
Versi movie gak begitu masalah, sih. Hanya saja, konflik Margot dan LJ setelah tahu tentang Josh di buku cukup jelas, sedangkan di film kok rasanya datar, sehingga Blogger ber-hah-ria saat nonton.

Ketujuh, kotak penyimpanan.
Di sinopsis novel itu sudah jelas ya, dia simpan kotak dimana dia sembunyiin surat-surat itu di bawah ranjang dimana orang tidak bisa lihat, bukan di paling atas lemari dimana semua orang bisa lihat dengan mata telanjang. Duh 😠

Kedelapan, tentang film itu sendiri.
To All the Boys I've Loved Before bukanlah film yang bagus menurut Blogger. Bukan masalah banyak perbedaan dengan buku. Tapi film itu sendiri, tanpa melihat novelnya, itu tidak bagus. Bukan soal akting atau editing, dst, tapi filmnya itu. Gimana ya bilangnya? Bingung mau gimana kata-katanya. Tapi salah satunya adalah seperti mengajarkan bahwa hidup ini simpel banget. Tunggu, sebenarnya memang hidup gak usah ribet-ribet, dan memang pasti akan ada sesuatu yang baik dibalik sesuatu yang tidak mengenakan. Tapi apa yang dialami LJ itu, kok kayaknya enak banget. Di buku aja dia beruntung. Dan di film ini tidak ada yang bisa dijadikan role-model.

Itu semua menurut Blogger. Mungkin pemikiran Blogger akan berubah, tapi itulah untuk saat ini.
Tidak bisa berharap apa-apa dari film keduanya, karena lihat yang pertama sudah kelewat kecewa.
Dan iya, Blogger sudah baca buku keduanya, yang ketiga masih belum. Kalau ternyata ada adegan ngaco di film pertama yang ternyata adalah adegan di buku tiga, berarti Blogger gak tahu ya.

Senin, 11 Maret 2019

Boruto episode 97

Blogger sangat ngeship Boruto dengan Shikadai, melebihi dengan Sarada atau Mitsuki. Tapi bukan dalam artian slash pairing, ya, ini lebih ke friendship.


Entri kali ini tentang Boruto episode 97, tentang Shikadai yang galau antara tetep jadi ninja atau jadi politikus. Episode ini menarik karena sebenernya gak ada hubungannya dengan Boruto (dan Naruto) sama sekali kecuali segelintir di bagian akhir, jadi kayak episode 96 yang Tim 7 hanya figuran yang seperti 'pokoknya tokoh utama harus teuteup tampil'.

Hal lain yang membuat menarik adalah latarnya banyak di rumah Shikamaru. Okelah Shikamaru sering muncul kalau ada adegan Naruto di ruang Hokage. Tapi ini di rumahnya, berarti bakal ada Temari, kan? Disitu yang bikin Blogger seneng. Iya tahu episode ini utamanya ada di Shikadai, tapi Blogger senang karena dia membicarakan soal pilihannya pada orangtuanya. Adegan favorit Blogger saat di rumah Nara ini mungkin ketika duo Shika lagi main Shogi dan Temari sedang bada di balik meja, lalu adegan saat Shikamaru dan Temari ketawa liat ekspresi Enchu di bagian akhir. Temari, tertawa bareng Shikamaru. Jarang dan mungkin gak pernah, kan?

Di episode ini Shikadai tampak seperti labil banget. Sesaat pengen tetep jadi ninja, lalu demi bapaknya dia rela vakum 2 tahun jadi ninja buat belajar jadi politikus, eeeehh tahu-tahunya bilang mau tetep jadi ninja lagi. Tapi Blogger paham perasaannya kok. Gini, Shikadai masih umur 12 tahun, benar? Kalau di Indonesia kurang lebih kelas 6 SD. Untuk ukuran 6 SD, Shikadai itu yang paling dewasadi antara teman-temannya mungkin. Tapi, sama seperti teman-temannya, dia pun MASIH anak-anak. Sering gonta-ganti pikiran itu biasa, wong yang gede aja masih ada yang labil kok. Kemudian, dia negosiasi dengan Enchu, bilang bahwa kalau dia terima tawaran jadi politikus berarti Enchu harus berhenti ganggu bapaknya. Bukannya itu malah memperlihatkan bahwa dia anak yang baik dan sayang sama ayahnya? Shikamaru pun tampaknya sangat pengertian soal anaknya, tampaknya dia tahu apa yang ada di pikiran Shikadai, makanya berkali-kali bilang bahwa itu gapapa kalau itu memang pilihannya.

Blogger seneng tokoh Denki dipakai dengan baik di episode ini, tidak sebagai figuran. Bisa aja pakai Boruto untuk menyadarkan Shikadai untuk tetap menjadi ninja. Tapi enggak, yang dipakai adalah Denki, mungkin karena memang benar di antara semua angkatan Shikadai, Denki itu yang paling akan paham. Di adegan dengan Denki itu pun ada bagian yang menarik, tentang Shikadai ternyata bisa pakai jurus angin.

Gini, di generasi baru ini kita sudah melihat jurus Kagebunshin seperti yang Naruto pakai pada Boruto, lalu ada Byakugan-nya Himawari, jurusnya Sai dan Ino sekaligus pada Inojin, tekniknya Rock Lee pada Metal Lee, Sharingan keluarga Uchiha sekaligus keganasan Sakura pada Sarada, ular putihnya Orochimaru pada Mitsuki, bahkan jurusnya Shinki yang amat mirip dengan Gaara. Khusus untuk Cho-Cho, mungkin karena emaknya kurang terkenal di serial Naruto, jadi Cho-Cho dari segi badan-teknik-kemampuan-dll itu semua condong ke Chouji. Sedangkan Shikadai, yang kedua orangtuanya cukup penting di serial Naruto, anak satu itu benar-benar melulu pakai jurus turunan keluarga Nara. Enggak salah sama sekali, sebenarnya. Tapi kalau melihat Inojin yang memperlihatkan teknik kedua orangtuanya, Blogger jadi ingin melihat yang sama pada Shikadai, makanya seneng sendiri saat melihat Shikadai gerakin baling-baling pakai jurus angin bahkan di akhirnya minta emaknya ajarin lagi. Di tengah latihan pasti bakal mikir 'repot banget' sih, tapi itu hanya akan memperlihatkan bahwa dia memang bener anak Shikamaru.

Sekarang balik ke kalimat pertama, tentang Shikadai dengan Boruto.
Ketika Shikamaru suruh Shikadai kasihtahu teman-temannya kalau dia mau jadi politikus, muncullah adegan Shikadai samperin temen-temennya termasuk Moegi serta dikasih lihat ekspresi mereka. Disitu, Blogger langsung sadar bahwa Shikadai TIDAK memberitahu Boruto. Disitu Blogger enggak ngeh kenapanya, tapi harusnya kalau memang dikasihtahu pasti Boruto yang paling reseh. Tapi di adegan terakhir, saat Shikamaru nyebut nama Boruto, Blogger nyengir ketika dengar Shikadai ternyata memang bener gak ngasih tahu Boruto hanya dengan alasan anak itu bakal reseh. Sesimpel itu. Tapi mungkin memang kalau berita sebesar itu bakal susah kalau dikasihtau ke orang yang sangat dekat dalam artian akrab dengan kita. Mungkin itulah yang membuat Shikadai gak ngasihtau Boruto. Kalau pun misalkan Shikadai bakal tetep jadi politikus walau sudah ada adegan dengan Denki, mungkin Shikadai akan ngasihtau Boruto tepat di saat mereka akan pisah jalan, atau lebih parah lagi, Boruto akan tahu dari Iwabe dkk yang sudah dikasihtau Shikadai. Karena memang, yah, sulit, dan ini bukan hanya karena kepribadian Boruto yang kayak gitu.
Makanya, adanya episode ini membuat Blogger makin ngeship Shikadai dengan Boruto.

Sabtu, 09 Maret 2019

Amazing Guardian 2: Chouzetsu no Hogosha

Ini ocehan Blogger tentang novel kedua dari duologi Amazing Guardian karya Ran Orihara. Omong-omong, fandom ini gak saudaraan dengan The Amazing Spiderman ya.


Novel kedua ini bagus juga, tapi ceritanya lebih ke drama kehidupan sosial Asa, sedangkan buku pertama lebih bercerita tentang sosok Guardian. Sebenernya, dari akhir buku pertama sudah jelas bahwa buku kedua pasti bercerita tentang Asa dengan Naito, lalu Black Guardian. Gak masalah, kedua ide cerita ini baik. Tapi karena judul besarnya 'Amazing Guardian', Blogger lebih berharap urusan Black Guardian lebih ditonjolkan daripada mengenai hubungan Asa dengan Naito. Dari awal sampai akhir itu tentang mereka berdua terus, sedangkan Black Guardian baru dimulai menjelang pertengahan cerita.

Blogger bukan tidak senang dengan ide cerita Asa x Naito. Senang kok, apalagi tokoh Asa seperti itu. Bukan favorit, tapi penokohan Asa sangat kuat dan kental disini, sehingga menarik jika diberikan percikan kehidupan asmara, terlebih lagi pasangannya adalah orang yang sejak kecil sudah bersama-sama dengan dia. Itu menarik banget. Walau iya dia tokoh yang paling utama di duologi ini, judul utamanya tetap 'Amazing Guardian', jadi berharap romansa kedua sejoli ini dikesampingkan.

Tentang Black Guardian, Blogger salah tebak tentang siapa 'orang dalam'nya. Iya, Blogger tebak pasti ada salah satu dari ketiga anggota Guardian lain yang ada di pihak Black Guardian. Tebakan Blogger waktu itu adalah Izumi, entah kenapa, langsung mikirnya dia. Ternyata bukan, ternyata Naito. Awalnya Blogger pikir oh yaudah seru nih, kepercayaan Asa malah mengkhianati dia. Kemudian Blogger sadar, ini hanya akan memperkuat alur cerita Asa x Naito.

Tentang K, dan sosok di balik jubah Black Guardian, Blogger pun tidak bisa menebak siapa-siapa. K sudah dijelaskan sebagai anggota Guardian pertama, sedangkan Black Guardian sebelum buka jubah gak tau siapa, kan? Dari Blogger, kepikiran bahwa yang pasti Black Guardian bukan remaja, bukan anak sekolahan, pasti orang dewasa.

Di bagian puncak konflik, itu memang terasa menegangkan. Alur menuju puncak dan menuruni puncak konflik terlihat jelas dan tersusun rapi. Masalahnya, Blogger tidak melihat 'memangnya kenapa' dari konflik yang terjadi. Memang kalau dari peraturan Guardian salah satunya jika identitas ketahuan maka legendanya selesai. Itu okelah, bahaya. Tapi, untuk si-murid-yang-benci-banget-sama-Guardian itu, Blogger gak ngerti sama jalan pikirannya. Mungkin Blogger sendiri aja yang gak paham.

Blogger masuk ke kapal Asa x Kaze sejak buku pertama, beneran. Dan dalam hati percaya saat Kaze meluk Asa, itu bukan hanya karena biar Naito kesal, tapi memang kesempatan.
Karena yang canon adalah Asa x Naito, yaudah. Asa dengan Naito manis sih, hanya saja Blogger lebih berharap kisah mereka yang setelah kasus Guardian kelar itu diulas sebagai spin-off. Boleh di buku terpisah, boleh di halaman belakang setelah epilog, tapi jangan di dalam cerita utama. Walau Blogger senyam-senyum melihat mereka unyu begitu, tetap saja rasanya tidak sesuai tema.

Terakhir, tentang cover. Sebagai serial, cover-nya bagus, Blogger suka konsepnya. Tapi sebagai buku satuan, rasanya cover novel kedua ini kurang bagus (novel pertama tetap tampak bagus). Bukan mau menjelekkan hasil karya orang. Desainnya bagus, tapi untuk sebagai cover novel ini, rasanya kurang cocok. Kalau harus pilih, malah lebih bagus cover novel Doki-Doki Game.

Tapi itu semua hanya pendapat Blogger pribadi.

Rabu, 06 Maret 2019

Boruto episode 96

Bacotan tentang episode ini gak bakal sepanjang episode 95, tenang aja mungkin karena gak ada Kakashi.


Hal yang paling Blogger suka dari episode ini adalah karena berpusat pada Tim Hanabi. Iya Boruto-Sarada-Mitsuki tetep muncul sebagai figuran, tapi inti episode ini tetep ada pada Tim Hanabi. Yah, agak 'bosan' juga kalau melulu Tim Boruto dan Tim Shikadai melulu yang ditampilin, mentang-mentang para orangtua mereka tokoh di serial Naruto. Masalahnya, timnya Udon kan ada Metal Lee, anaknya Rock Lee, jarang banget juga ditampilin, paling pernah jadi pusat cuman saat Metal Lee beli kalung banyak-banyak buat meningkatkan kepercayaan dirinya. Episode berapa sih itu?
Tapi dibanding Tim Udon, yang setidaknya punya Metal Lee sebagai anggota, Tim Hanabi itu yang paling gak punya siapa-siapa dari serial Naruto kecuali Hanabi-nya sendiri. Sedangkan tokoh Hanabi itu pun bener-bener cuman figuran, kan? Makanya Blogger senang dengan episode ini.

Episode ini tentang Namida yang berusaha mempelajari jurus lain selain tangisannya yang dahsyat cetar membahana badai menggelegar di khatulistiwa dan telah disahkan di Jepang. Tapi, yah, namanya juga 'namida', artinya 'air mata', makanya jurusnya bisa gitu. Blogger cukup salut dengan karakter Namida yang walaupun terus-menerus bilang mau udahan tapi nyatanya masih tetap latihan dengan Hanabi.

Mengenai pengontrolan chakra, Blogger jadi teringat tentang Kakashi yang ajarin Tim 7 berjalan di pohon saat persiapan lawan Zabuza. Elah, jadi tentang Kakashi lagi.

Ehem.

Tentang Hanabi, saat ngobrol dengan Sumire, ada perkataan tentang bagaimana latihan keluarga Hyuuga zaman baheula. Ketika itu Blogger sempat berharap ada setidaknya kilas balik latihannya Hinata.

Episode ini, walau idenya Blogger suka, ada satu hal yang kurang sreg bagi Blogger untuk lihat. Itu tuh, saat Namida akhirnya bisa teriak kencang ke satu arah aja, sebelumnya di mulut dia ada semacam cahaya gitu kan? Bagi Blogger, benar-benar pendapat pribadi, itu agak mengganggu. Iya tahu maksudnya memperlihatkan bahwa jurus teriakan Namida sudah semakin baik karena banyak latihan, itu bagus. Masalahnya, menurut penglihatan Blogger, itu tampak seperti parodi orang-orang yang muntah. Rerata dalam anime kalau kreator gak mau nampilin adegan muntah secara eksplisit, mereka membuat mulut orang yang muntah itu seperti ada cahaya yang ada di mulut Namida saat ancang-ancang mau teriak. Secara visual memang beda banget sih, tapi memang di pikiran Blogger pertama kali saat nonton tuh begitu.

Udah segitu aja bacotnya. Bener lebih pendek kan?

Senin, 04 Maret 2019

Ada Apa dengan Justin Stewart (bukan Cinta)?

Justin Stewart adalah tokoh dalam serial Power Rangers Turbo, salah satu (atau satu-satunya) season yang paling tidak disukai penggemar Power Rangers, dan Blogger gak tahu kenapa. Tokoh Justin Stewart ini pun banyak yang benci, bahkan dari video youtube Top 10 Blue Power Rangers dari WatchMojo itu iya tahu bercanda tapi entah kenapa berkesan mengolok Justin. Ada apa sih?

Dia Power Ranger yang badannya paling kecil, sekaligus (jika tidak menghitung Mack Hartford) termuda sepanjang sejarah. Dia sudah gak punya ibu, hanya tinggal dengan ayahnya yang sepanjang seri PRT itu sibuk kerja sehingga jarang bareng. Banyak yang bilang bahwa tokoh Justin menyebalkan dan rewel melulu tentang ayahnya. Astaga, dia itu masih kecil brosis, kayaknya gak ada penjelasan resmi tentang umurnya (hanya bilang dia lompat kelas jadi SMA) tapi kalau ikutin usia Blake Foster saat itu berati sekitar 12 tahun. Jelaslah, dia kehilangan mamanya, lalu jarang ketemu papanya, gak bisa bergaul dengan orang di sekolahnya karena jarak umur, harusnya wajar kalau dia dikit-dikit mau ketemu papanya. Blogger jadi curiga orang-orang yang bilang Justin menyebalkan gara-gara itu sebenarnya adalah bukan orang yang pernah kecil dan atau bukan orang yang sayang keluarganya.

Dia bukan Power Ranger yang terbaik sama sekali. Di tim pertamanya, Justin adalah yang paling tidak berpengalaman, jelaslah kalau saat monster datang lalu dia kewalahan. Ingat saat dia ulangtahun lalu dapat sepeda yang dikiranya dari sang ayah? Sebagai Power Ranger, dia harusnya lebih waspada, Blogger setuju. Tapi sekali lagi, dia masih kecil, dan berharap untuk papanya. Dia tahu papanya sibuk, setidaknya kalau benar ntuh sepeda dari beliau, berarti papanya tidak lupa hari jadinya. Kemudian di tim kedua, Blogger cukup senang pada tokoh Justin (walaupun dari segi plot itu banyak plothole yang tidak akan diperbincangkan di entri ini). Dia 'kehilangan' empat orang yang menjadi sahabatnya, yang paling mengerti dia, kemudian dia harus berkelompok dengan empat orang yang benar-benar baru. Tapi dia tidak membanding-bandingkan Tommy dengan TJ, Kat dengan Cassie, Tanya dengan Ashley, Adam dengan Carlos. Kehadiran Carlos mungkin yang paling berarti untuk Justin, masalahnya banyak yang kembali nyinyir tentang betapa Justin tidak bisanya punya teman tanpa bantuan Carlos. Piss off.

Walau begitu, karakterisasi menurut Blogger itu cukup bagus. Justin tidak hanya jenius untuk usianya, tapi dia cukup dewasa juga dibanding anak kecil yang lain. Iya, dia minta kehadiran papanya melulu, tapi apakah dia egois yang apa-apa harus dituruti dan dimaklumi mentang-mentang dia yang paling muda? Enggak gitu.

Dan, hei, Zordon sendiri loh, yang memilih seorang Justin Stewart yang kalian benci itu untuk menggantikan Rocky. Mungkin saat itu sedang sangat kepepet sehingga Zordon capcipcup dan ngasih morpher ke Justin, mungkin banget. Tapi baik Zordon maupun Dimitria tidak mencopot jabatan Ranger Justin. Storm Blaster pun, yang punya free will, rela dan mau setia pada anak kecil satu itu walau dia sudah bukan lagi Ranger (jemput dia untuk bantu Space Rangers). Berarti sebenci apa pun orang-orang pada karakter 'buangan' ini, tokoh Zordon yang dikenal bijak itu bisa tetap bisa melihat sesuatu padanya biar jadi Ranger.

Justin bukan tokoh favorit Blogger dalam serial ini, tapi menurut Blogger pribadi dia memberi warna sendiri pada serial Power Rangers. Blogger senang sekaligus sedih saat di akhir season Turbo, dimana Justin memutuskan untuk tetap tinggal di bumi daripada harus pergi dengan para Rangers. Kesannya egois, ya, karena berarti dia lebih memilih perasaan pribadi daripada misi penyelamatan Zordon. Tapi hidup penuh pilihan, dan Justin, dengan ragu, memilih ayahnya. Toh, dia masih mau bantu Ranger dengan nyeludup ke NASADA. Dan di dunia nyata, dengan dipilihnya seorang Blake Foster sebagai pemeran, itu membuat anak-anak semangat dan berpikir bahwa suatu saat mereka bisa seberuntung dia, main benar-benar sebagai Power Ranger-nya.

Sejauh ini sepertinya tidak ada karakter (Power Rangers) yang serupa dengan Justin Stewart. Atau mungkin ada, tapi Blogger belum lihat. Tapi semoga jangan ada lagi, biar si Justin ini aja yang unik.

Jumat, 01 Maret 2019

Ayo Sama-sama Berjuang

Entah apa yang membuat tiba-tiba kepikiran begini, tahu-tahu pengen nulis tentang ini.
Gini.

Jangan bunuh diri.

Oke, tunggu, katanya kalau ngomong dengan kalimat negatif atau ada kata berunsur negatif sebangsa 'jangan', 'tidak', 'dilarang', dkk itu hasilnya malah ngaco, ya? Ya sudah.

Ayo berjuang.

Blogger gak pandai kasih nasihat. Lagian, orang-orang yang punya pemikiran untuk mengakhiri hidupnya sendiri itu ya, segiat apa pun orang lain berusaha semangatin dan menghalau orang-orang ini dari pikiran negatif, tetap aja bakal kejadian kalau orang-orang ini sendiri gak berusaha untuk mengalihkan perhatian dari berusaha minggat dari dunia ini. Dengan kata lain, setidaknya dari diri sendiri, harus ada pemikiran bahwa masih ingin hidup.

'Lah, kalau orang mau bunuh diri udah pasti gak pengen hidup lagi, dong?'
Iya, bener. Ini jawaban klise yang udah biasa, tapi gini: kamu yakin seluruh orang di dunia ini bakal rela kehilangan kamu begitu aja? Sengaja Blogger gak bilang 'orangtua', karena mungkin ada yang orangtuanya sudah gak ada atau justru orangtua merekalah alasan mereka mau minggat. Tapi, maaf kalau Blogger muluk banget, Blogger percaya setidaknya ada satu orang yang bener-bener peduli dan gak mau kamu pergi dari dunia ini.

'Blogger pasti gak pernah ngerasa pengen bunuh diri, makanya enteng banget ngetik ini.'
Kata siapa? Kata situ, kah?
Pernah kok Blogger ngerasa pengen pergi aja, hilang dari dunia ini saking kecewa dan sedihnya. Memang mungkin ada sangat banyak yang mengalami hal yang jauh lebih menyakitkan dari apa yang dialami Blogger, pasti. Gini, Blogger gak tahu dan gak paham situasi kamu, tapi Blogger mengerti perasaan itu. Apalagi kamu-kamu yang kena bully.

Alasan Blogger pengen menghilang itu, bagi orang-orang pasti berpikir 'apaan sih lebai banget cuman begitu doang'. Hei, secuilnya alasan itu, bagi Si Penderita tetap besar tahu. Apalagi kalau misalnya seperti Blogger ini gak punya siapa pun di dunia nyata untuk mengadu, selain kepada Tuhan.
Selama, puncaknya tiga tahun, Blogger seakan terlupakan di 'tempat' Blogger berada. Mereka bisa bilang misalkan ada tiga puluh orang anggota di tempat itu, tapi kalau disuruh sebut satu-satu maka mereka tidak akan ingat tentang Blogger. Oke, ini alasan biasa yang kalian pikir ini seharusnya gak usah sampai bunuh diri. Blogger setuju.
Tiga tahun, dan bukan hanya terlupakan. Blogger dianggap cari muka pada sesepuh hanya karena selalu mengerjakan tugas yang memang sudah seharusnya dikerjakan. Saat itu Blogger punya seorang teman laki-laki yang kemudian dia punya pacar. Blogger masih berteman dengan laki-laki ini, tapi kemudian pacarnya melabrak Blogger dengan kata-kata kasar. Oke, ini masih biasa aja.
Selama tiga tahun, atas alasan-alasan penting yang Blogger enggan ungkapkan, blogger pernah kepikiran untuk mengakhiri hidup. Dan sekali lagi, Blogger tidak punya seorang pun yang cukup dipercaya untuk curhat selain pada Tuhan.

Blogger tidak berusaha mencari pertolongan dari siapa pun. Kalau gak salah saat itu pun bukan sedang tenar-tenarnya aksi bunuh diri. Tidak tahu juga kalau ternyata ada macam terapi-terapi yang bisa dicari online (gimana bisa tahu, saat itu belum terlalu kenal internet). Tidak tahu kalau ada nomor-nomor khusus yang bisa dihubungi jika butuh pertolongan dalam hal ini.

Tapi ternyata, Blogger memang tidak membutuhkan itu semua.
Blogger mendapatkan pemikiran-pemikiran yang membuat Blogger tidak jadi bunuh diri sama sekali.
Karena sekali lagi, ini memang harus dari diri sendiri.

Blogger akan kasih contoh.

'Belum bahagiain mama dan papa'.
Ini adalah alasan paling pasaran dari semua orang. Blogger gak bilang ini alasan yang salah atau apa. Ini adalah alasan yang wajar dan normal untuk semua orang. Jika ini adalah tujuan hidupmu, ini mulia banget, sangat wajar, sangat diharapkan.
Tapi dari Blogger, sepentingnya alasan ini, yang Blogger maksudkan sebagai contoh bukanlah yang ini, karena alasan yang ini berat.

'Belum lulus', 'belum dapat gelar', 'cita-cita belum tergapai', dan sejenisnya.
Ini alasan yang kurang lebih sama beratnya dengan yang di atas, jadi ini bukan contoh yang dimaksud.

Oke, tunggu, jadi contohnya gimana?
Maksudnya adalah, kamu harus mencari alasan yang hanya kamu yang punya. Seperti kata Blogger, 'bahagiain ortu' adalah alasan mulia yang hampir semua orang punya. Bukannya gak boleh punya alasan tersebut, tapi untuk kamu sendiri, apa alasan yang kamu punya tapi tidak untuk orang lain? Alasan yang, membuat kamu agak kepikiran, tapi orang lain gak kepikiran, dan gak muluk-muluk setidaknya buat kamu.

Blogger punya banyak pemikiran. Awalnya saat mau bunuh diri itu, Blogger hanya menemukan satu selain mikir bahwa 'Blogger adalah satu-satunya anak perempuan mama papa, kalau Blogger gak ada gimana?'. Makin lama, Blogger punya makin banyak pemikiran yang membuat pikiran negatif itu terlempar jauh. Beberapa di antaranya sebagai berikut.

Satu. Bagaimana akhir dari serial Detective Conan?
Iya, banyak orang berspekulasi macam-macam, dan belakangan fanfiksi berupa tebakannya sudah banyak. Tapi beneran, Blogger penasaran. Conan kembali menjadi Shinichi, apakah dia akan jujur pada orang-orang di sekitarnya terutama Ran? Terus eksistensi Edogawa Conan yang orang-orang tahu gimana? Nasib BO gimana? Dan sebagainya.
'Lalu, kalau DC tamat gimana? Bunuh diri?'
Iya, Blogger sempat kepikiran pertanyaan ini juga. Apalagi ketika entri ini diketik, sepertinya perjalanan DC sudah lewat dari 50%. Nah, makanya, perbanyak pikiran-pikiran semacam ini.

Dua. Belum jadi Power Ranger Hitam perempuan pertama.
Blogger sangat suka Power Rangers, terutama 6 musim pertama. Season ke 18-21 itu mengecawakan banget sih, tapi itu tidak membuat Blogger berhenti senang dengan keseluruhan serial ini. Masalahnya, kalau diperhatikan, tidak ada perempuan yang menjadi Ranger Hitam. Padahal Ranger Merah-nya ada, loh. Makanya Blogger sempat kepikiran pengen jadi perempuan pertama yang menjadi Ranger Hitam.
'Terus kalau ternyata setelah Power Rangers Beast Morphers ada Ranger Hitam yang diperankan perempuan bagaimana?'
Kalau begitu, tinggal tetap berharap untuk menjadi Ranger Hitam walau bukan yang pertama. Dan lagi, Blogger masih punya segudang pemikiran.

Tiga. Inuzuka Kiba belum menyatakan cintanya pada Hyuuga Hinata.
Iya tahu sekarang Hinata sudah jadi Uzumaki Hinata, tapi Kiba x Hinata adalah OTP Blogger di fandom Naruto. Blogger selalu percaya bahwa selain Kurenai, Kiba adalah orang yang paling mengerti Hinata. Pemicu pikiran ini adalah saat Kiba kalah melawan Naruto saat ujian Chuunin, disitu Kiba bilang sama Hinata untuk mundur jika harus berhadapan dengan Neji atau Gaara. Blogger percaya bukannya Kiba menganggap remeh rekannya, tapi itu lebih kepada tidak ingin temannya kenapa-kenapa. Sekilas, iya kesannya merendahkan, ya, kalau tidak pernah diperlihatkan interaksi mereka berdua sama sekali maka Blogger gak bakal jadiin mereka OTP.

Contohnya tiga aja ya, sisanya kalian cari alasannya sendiri.

'Loh, kalau bukan fangirl/fanboy gimana? Itu contohnya kan berhubungan fandom semua.'
Eh iya juga ya, Blogger fangirl akut sih.
Kamu sendiri tertariknya dengan apa? Dari hal yang membuat kamu tertarik itu, buat satu pertanyaan yang belum pernah ada jawabannya.
Kamu seneng sepak bola? Coba penasaran kenapa rambut Messi gak pakai model rambut Ronaldo yang pernah ngetren.
Kamu seneng fisika dan atau ilmu eksak lainnya? Coba pengen bikin teori sendiri. Oke, ini susah sih, tapi karena Blogger gak tertarik dengan IPA ya jadi gak bisa kasih contoh yang bagus.
Sekali lagi, selain tertarik untuk minggat dari dunia ini? Apa yang pernah kamu senengin?

Entri ini tidak membantu, ya, maaf banget. Toh, sesuai perkataan Blogger, itu harus dari diri kamu sendiri. Entri ini adalah bantuan dari luar diri kamu, jadi gak bisa bantu. Blogger hanya kasihtahu, bahwa setidaknya pasti ada satu manusia di dunia ini yang akan sedih banget ketika kamu pergi, sedih banget karena merasa kamu gak percayain dia untuk jadi tempat curhat.

Apa yang Blogger alami mungkin terkesan ringan banget dibanding yang kamu alami, apa pun dan siapa pun kamu. Tapi ada orang yang butuh kamu. Apalagi, kamu hanya ada satu di dunia ini, gak ada yang bisa gantiin sama sekali.

Blogger gak mau maksa.

Tapi, ayo, kita sama-sama berjuang.