Jadi sudah hampir 2 bulan Blogger gak nulis sama sekali disini ya, wkwkwk. Sedang mental breakdown banget selama 2 bulanan ini, bawaannya sedih dan sebal luar biasa, tapi ini gak ada hubungannya dengan pandemi kok. Mungkin ada, jadi kayak pandemi menyebabkan hal itu terjadi lalu nyambung ke apa yang Blogger alami. Tapi belum tentu juga kalau gak ada pandemi lantas Blogger gak depresi. Terus, gara-gara begitu, Blogger jadi sangat malas nonton Boruto, Detective Conan, dan on-going anime lainnya. Jadi Blogger gak bikin entri juga karena gak nonton, karena kalau nonton ada kemungkinan males ngetik dan ujungnya malah kelupaan, sedangkan nonton ulang tuh antrian nontonnya kebanyakan.
Jadi Blogger akan bacotin singkat aja tentang Boruto episode 203 sampai 209 di satu entri ini.
Selama 7 episode ini semuanya nyambung banget, dan untung Blogger nontonnya beruntun. Episode 203 itu dimulai dari munculnya Jigen, dan selama satu episode itu hanya tentang Naruto vs Jigen ditambah adegan sampingan yang berhubungan dengan mereka di waktu yang sama, disambung dengan Sasuke yang nyusul ke dimensi lai. Karakter Kawaki sudah jauh berubah dibanding saat pertama kali dibawa ke Konoha. Dan selama 7 episode itu karakter yang telah berubah itu sangat ditekankan, jadi bisa berkerjasama, memiliki emosi layaknya manusia, interaksi normal terutama dengan orang-orang sebaya, bahkan ada sesaat dia merendahkan hati kalau bareng Himawari.
Setelah Sasuke terpaksa meninggalkan Naruto, penonton hanya diperlihatkan dari sisi Konoha, tepatnya kediaman Uzumaki. Ya iyalah, mau ngapain sorot dimensi lain? Tangan palsu Kawaki menjadi penentu mereka tahu hidup-matinya Naruto, tapi Blogger bingung karena ketika mereka berhasil mengeluarkan Naruto dari kurungan itu, Naruto dalam kondisi tidak sadarkan diri, tapi kenapa tangan Kawaki masih nyambung? Padahal mereka tahu bahwa jika Naruto sedang tidur, maka tangan palsu Kawaki gak bakal berfungsi, dan ketika tangan Kawaki bekerja lagi anak itu bisa menyimpulkan bahwa tadinya lepas karena Hokage sempat pingsan. Lantas ketika dia sudah diselamatkan tapi tidak sadarkan diri sampai 2 hari di rumah sakit, kenapa tangan palsunya masih bisa bekerja?
Udah lama gak lihat Naruto dan Sasuke bertarung bareng, bikin kangen ih astaga. Mereka sampai babak belur saat lawan Jigen, sedih sih lihatnya, tapi jadi seneng sendiri kalau mengingat bagaimana relasi mereka di serial awal.
Keputusan BoruMitsuSara dan Kawaki untuk pergi ke dimensi lain berempat saja merupakan keputusan bodoh tapi sudah ketebak bahwa mereka akan melakukan itu. Memang mengejutkan bahwa ternyata Karma mereka dapat membuka pintu ke dimensi lain, tapi dibanding memaksa pergi berempat saja di detik itu, bukannya malah mendingan kirim bala bantuan yang lebih pasti? Toh, bukan Boruto dan Kawaki gak bisa buka dimensi itu lagi setelahnya kan? Mereka berempat masih bocah, dan mereka sudah dikasih tahu bahwa Sasuke saat ini babak belur walau gak dibilang habis dari dimensi yang sama dengan Boruto. Dan berdasarkan pengalaman saat lawan Delta, sebenarnya keberadaan para bocah yang sebenarnya bukan lemah itu malah menjadi 'pengganggu' dalam pertarungan karena orang dewasa gak bisa all out mengeluarkan tenaga serta harus fokus pada pertahanan biar bisa sekalian sigap melindungi bocah jika lawan memutuskan agar anak-anak dijadikan pancingan. Blogger paham mereka panik dan ingin segera menyelamatkan Hokage, tapi elu cuman 4 bocah astaga.
Empat bocah dan berhasil melawan Boro. Apakah itu berarti mereka kuat? Enggak, itu tetap keputusan bodoh. Blogger setuju Sarada jadi ketua, karena dialah yang berkepala dingin dan gaya bertarungnya bukan langsung terjang, kebalikan dengan Boruto dan Kawaki. Mitsuki berkepala dingin, tapi gaya bertarungnya menyerupai Boruto. Sarada punya Sharingan yang membuatnya memang harus tidak main tembak, dan menjadi ketua bisa membuatnya langsung mempertimbangkan apa yang harus dilakukan lewat informasi yang ada---Mitsuki jelas tidak bisa melakukan ini. Seandainya Sarada tidak punya Sharingan, ada kemungkinan juga bahwa Sarada tetap menjadi ketua yang sesuai untuk tim ini.
Dan tentang lawan Boro itu, ujung-ujungnya bukan Tim 7 juga yang menang tuh, tetapi sosok yang ada dalam Boruto yang mengalahkannya. Dengan kata lain, kemenangan itu bukan karena kekuatan Boruto dkk. Seandainya Boruto hanyalah Boruto dengan kekuatan Karma yang biasanya dia pakai, belum tentu mereka menang.
Oh iya, Blogger suka dengan detil saat melawan Boro. Blogger gak perhatiin awalnya, sampai harus diundur dikit. Jadi Sarada dan Mitsuki mundur dan tarik Boruto-Kawaki yang gak bisa bergerak karena virus, setelah bisa bergerak lagi, mereka diskusi ini-itu. Setelahnya, sekilas diperlihat mereka habis menggunakan ikat kepala. Blogger baru sadar, ternyata daritadi mereka memang gak pakai ikat kepala karena bukan sedang misi. Dengan mereka pakai ikat kepala itu, berarti mereka sudah yakin untuk kerja sebagai tim. Pantas saja judul untuk episode itu adalah Tim 7 Baru. Sebenarnya di serial Boruto sendiri, tim Konohamaru itu sudah terbilang sebagai Tim 7 Baru, karena yang lama adalah timnya Kakashi. Tetapi episode ini mengarah pada yang paling baru. Saat awal lihat judul, Blogger sudah tahu ini pasti karena ada Kawaki. Tapi adegan mereka pakai ikat kepala (Kawaki gak punya tapinya), disitu barulah terasa judulnya.
Episode 209 itu adalah keputusan Kawaki. Karena dia sudah punya emosi dan tidak 'kosong' lagi, dia jadi dilema tentang apakah dia harus tetap di Konoha atau pergi. Terlihat jelas dia suka dengan 'keluarga' barunya, dengan lingkungan tempat tinggalnya yang sekarang. Memang para Jonin dan terutama yang paling kelihatan adalah Shikamaru tetap memperlakukan dia dengan tidak hangat, tapi jelas di Konoha itu hidupnya lebih manusiawi dibanding saat bersama Kara atau bahkan saat bersama ayah kandungnya. Tapi di sisi lain, karena sudah punya perasaan, Kawaki tahu kehadirannya bisa membuat orang lain terluka. Itu perubahan besar loh.
Selama 7 episode ini, diperlihatkan bahwa Shikamaru tidak lagi orang yang malas-malasan seperti yang ada di serial Naruto, juga tidak hanya pribadi yang menganggap ini-itu merepotkan secara terang-terangan. Dibilang karena sudah dewasa juga, buktinya sesekali diperlihatkan kesantaiannya kok. Tapi karena Arc ini penting, terutama karena Naruto sempat hilang, Shikamaru jadi harus ambil alih. Mengingat relasi ShikaNaru selama serial awal, Blogger jadi suka banget. Dari dulu udah seneng Shikamaru sih, tapi yang sekarang jadi tambah respek aja.
Kedekatan Kawaki dengan Himawari cukup mengawatirkan Inojin x Himawari shipper ya, wkwkwk. Himawari mungkin karena masih kecil, jadi mau hangat dengan siapa saja. Inojin bukan pernah ada adegan dia dekat dengan Himawari kok, sebenarnya, cuman karena pernah ada kontes gambar yang dimenangi Himawari saja. Tapi relasi Kawaki dengan Himawari jauh lebih jelas dan benar ada on-screen. Kawaki yang sejak awal kedatangannya di kediaman Uzumaki itu sangat sangar, bisa menekan kesangarannya pada Himawari. Dengan kata lain, dari semua orang di Konoha, Himawari adalah manusia pertama yang Kawaki berikan kelembutan secara tidak langsung. Entah karena dia satu-satunya anak kecil yang dia temui sejauh itu atau gimana.
Omong-omong, Jigen pinter ya, di episode 203 itu dia datang ke kediaman Uzumaki ketika Hinata dan Himawari sedang keluar. Bayangkan aja jika keduanya ada di rumah, kerusakannya pasti lebih parah, serta yang terluka akan lebih parah. Tapi pas Jigen dateng itu, Hina-Hima sudah keluar rumah. Bahkan Jigen berinisiatif tendang Naruto keluar dari ruangan rumah lalu mereka bertarung di sana. Padahal bisa aja Jigen langsung serang disana, membiarkan rumah berantakan. Entah memang ternyata Jigen masih punya adab, atau Kreatornya gak mikirin kesana, atau Jigen itu tipikal Voldemort yang nunggu Harry Potter selesain 6 tahun sekolah di Hogwarts terus baru invasi besar-besaran di tahun ke 7. Beda fandom woi.
Terakhir, Blogger gak tahu kapan versi manganya dirilis (Blogger udah gak ikutin manganya) (yang pasti sudah lewat lah), tapi adegan tentang Boro bisa mengendalikan virus itu sangat 'dekat' dengan kehidupan nyata sekarang yang sedang pandemi. Ngeri sih, membayangkan tentang ada virus mematikan sehingga warga mulai mencari mukjizat, munculah orang yang bisa menyembuhkan mereka padahal itu adalah orang yang sama dengan yang sebar virus. Dia gak bohong, tapi dia jadi bisa mengumpulkan pelayan untuknya. Mengerikan, tapi bukan mustahil. Dengan keadaan nyata sekarang, rasanya jadi ngeri jika itu benar terjadi.
Semoga pandemi ini segera berakhir. Vaksin yuk, hindari kerumunan. Jangan koar-koar berharap pandemi selesai kalau anda masih berkerumunan. Semoga tidak ada 'Boro' dalam dunia nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar