Senin, 13 April 2020

Boruto episode 152

Di episode ini yang jelas paling kelihatan, adalah perasaan Sarada yang tertekan. Walau memang pada akhirnya dia mengakui kelemahannya, lalu Sakura bilang gapapa, tetap saja akan jadi omongan jika seorang anak dari ahli medis hebat malah sangat parah di bidang medis. Tentu saja, sebelum orang-orang tahu, mereka akan berekspetasi bahwa Sarada setidaknya yang paling jago dari anak seangkatannya dalam hal medis. Ironi ya, apalagi memang isu ini terjadi di dunia nyata juga: tentang ekspetasi bahwa bidang ortu PASTI diikuti dengan baik oleh anaknya, padahal kan TIDAK SELALU.

Hal yang Blogger tidak suka di episode ini sebenarnya untuk adegan-adegan aneh di mana barang eksperimen Sarada tertukar dan tidak ada yang ngeh. Masalah boneka di tes ketiga, itu memang sulit terlihat, dan Blogger juga gak begitu perhatiin itu boneka siapa di tangan Sakura yang dianggap sebagai hasil percobaan Sarada. Tapi untuk tes kopi susu dan bunga, itu mudah terlihat. Oke, enggak, tunggu, bagian bunga memang cukup sulit terlihat oleh para tokoh---tapi Blogger rasa harusnya Sarada sendiri ngeh.
Yang paling aneh adalah tes kopi susu---kok bisa-bisanya Iwabe minum punya orang di sampingnya dan bukan dari gelas di depannya? Setelahnya kok bisa gelas yang dia gak minum langsung ada di depan orang sebelahnya? Gak bohong ini parah aneh banget.

Hal yang Blogger suka di sini malah tentang disinggungnya fakta bahwa dulu Sakura enggak sejago sekarang. Sampai detik ini Blogger masih sebel dengan makhluk-makhluk yang bilang bahwa Sakura adalah tokoh yang berguna---dengan kata lain, para makhluk ini cuman mau menilai jagonya ikan dari caranya manjat pohon. Gak bisa gitu. Dari awal Sakura sendiri sadar bahwa dia gak sekuat Sasuke dan Naruto atau tokoh lain. Dia gak berleha-leha saat tahu dia lemah, makanya dia cari cara agar dia bisa berguna untuk timnya, gimana kek gitu. Lalu dia ketemu Tsunade, berguru ke dia, dan itu hal yang baik. Kenapa berguru ke Tsunade adalah hal yang baik? Karena berarti Sakura serius untuk belajar---kalau dia cuman mau sekedar bisa, ya gak usah ke Tsunade yang jago banget, minta diajarin Shizune harusnya udah cukup banget. Tapi enggak, Sakura minta diajarin ke orang yang paling jago.
Makanya episode ini, terlepas tentang tekanan yang diterima Sarada, Blogger bisa suka, karena Sakura yang pernah menjadi murid Tsunade itu kini mengajari anak-anak yang usianya sama seperti ketika pertama kali dia minta diajarin medis. 'AH TAPI KAN AWALNYA DIA PENGEN BISA MEDIS BIAR BISA KEJAR SASUKE'. Iya, bener, tapi lihat dia sekarang: karirnya tetap jalan dengan atau tanpa Sasuke.

Omong-omong tentang Sasuke, episode ini patah banget dari episode kemarin. Blogger pikir setidaknya di bagian akhir episode ini bakal ada tentang Sasuke dengan Naruto atau apalah, ada adegan berhubungan dengan Mujina. Parahnya lagi, di preview untuk episode selanjutnya, tampak makin jauh dari adegan Kelompok Mujina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar