Kamis, 03 Oktober 2019

Gakuen Alice, a manga by Tachibana Higuchi

Blogger ngetik ini tepat setelah menyelesaikan baca (yang keempat kalinya) Gakuen Alice, atau di Indonesia mungkin lebih dikenal sebagai Alice Academy. Manga karya Tachibana Higuchi-sensei terdiri dari 31 volume tankoubon (ada 180 chapter), dan pernah dianimasikan sebanyak 26 episode. Khusus entri ini, Blogger akan ocehin tentang manganya saja.
Pertama kali Blogger kenal manga ini dari Hanalala (bagi yang tidak tahu, anggaplah saudara jauhnya Nakayoshi, kalau masih belum tahu juga silakan tanya Om Gugel), itu pun Blogger punya Hanalala nomornya lompat-lompat serta bisa dihitung jari. Blogger pun bisa kebeli Hanalala serta beberapa biji tankoubon Gakuen Alice ini berkat 'cuci gudang'nya toko buku langganan. Pertama kali (lagi) Blogger tahu manga ini mungkin sekitar akhir SD, berarti di antara 2006-2007. Dan karena belum terlalu gila dengan manga online, jadi pengetahuan Blogger tentang fandom ini sangat terbatas, hanya sekedar tahu 'akademi Alice itu apa sih', dan beberapa konflik minor yang terjadi. Sungguh tidak menyangka bahwa padahal awal manga ini cukup ringan dan kekanakan (karena tokoh utamanya pun masih berumur 10 tahun), ternyata ujungnya cukup berat. Makanya ketika kenal manga online, Blogger sering banget hampir nangis untuk beberapa adegan, serta air mata benaran tumpah untuk empat adegan---Blogger masih terus terisak pada keempat adegan itu saat baca kedua kali, ketiga kali, dan keempat kali.

Menurut situs manga online langganan Blogger, manga ini punya banyak genre: Shoujo (sudah pasti), Action (lumayan), Adventure (sejujurnya tidak begitu terasa, tapi memang ada), Comedy (hanya pada awal, lalu beberapa panel di Arc yang berat, dan menjelang akhir), Drama (banget, terutama di tengah), Fantasy (IYA, karena kekuatan Alice sendiri itu), Mystery (lumayan, tapi bukan intinya), Psychological (mungkin Blogger gak ngerti, tapi Blogger gak merasakan genre ini saat baca), Romance (di awal tidak ada, tapi makin ke belakang makin terasa, anggap saja slowburn), School Life (sudah jelas), Supernatural (eh, Blogger pikir ini lebih ke Fantasy sih), dan Tragedy (IYA). Blogger pribadi berpikir genre Family, Friendship, dan Angst juga sangat kental, karena tokoh utama bisa ada disana karena mengejar sahabatnya, kemudian organisasi lawan berhubungan dengan mamanya tokoh utama, dan Angst itu temenin Tragedy.

Gakuen Alice bercerita tentang Mikan yang mengejar sahabatnya yakni Hotaru yang tiba-tiba pindah ke sekolah bernama Akademi Alice. Mikan sama sekali tidak tahu apa itu Alice dan bagaimana Akademi Alice itu. Singkat cerita, Mikan berhasil menjadi murid disana, tapi karena suatu hal dia seperti didiskriminasi. Walau begitu, Mikan tidak pernah terpuruk, apalagi karena dia bertemu dengan orang-orang baru yang bisa dengan segera akrab dengannya. Mikan adalah anak baik yang rada kepo serta keras kepala tapi selalu ceria---sifatnya yang campur aduk itulah yang membuat banyak orang tidak suka dia di awal. Gara-gara sifatnya itu juga, dia sering terseret (dan menyeret orang di sekitarnya) terlibat masalah (alias membuka Arc baru). Tak disangka, kedatangan Mikan ke Akademi Alice ini malah membuatnya tahu rahasia-rahasia besar dalam hidupnya.

Lalu, Alice dan Akademi Alice itu apa?
Alice adalah semacam kekuatan alami seseorang. Semacam kekuatan magis atau spesial dalam diri, dan ini bukan turunan. Seperti kasus Hotaru, dia dan kakaknya sama-sama Alice (orang yang punya kekuatan ini pun disebut sebagai Alice) padahal kedua orangtua mereka normal. Kekuatan ini ada banyak macam, dan seseorang bisa punya lebih dari satu Alice. Misalnya seperti Subaru, kakak Hotaru, dia punya kekuatan untuk menyembuhkan dan untuk mengoper rasa sakit pada orang lain. Banyak kekuatan aneh yang bisa ditemukan dalam manga ini.
Akademi Alice adalah semacam institusi khusus yang dilindungi oleh negara. Setiap anak yang ketahuan sebagai Alice akan dicecar pihak Akademi untuk dimasukkan ke dalam Akademi agar kemampuan mereka bisa dilatih, dan anak itu tidak bisa keluar dari gerbang sekolah sampai lulus. Kontak dengan luar Akademi juga dibatasi, bahkan anak tersebut tidak bisa bertemu dengan keluarganya sendiri. Makanya Akademi Alice ini, bagi yang awan, dikenal sebagai sekolah super elit yang ketat untuk orang jenius.
Kurang lebihnya seperti itu sih, kalau ingin tahu lebih lanjut bisa tanya Om Gugel atau langsung baca manganya karena memang ada penjelasan selama ceritanya berlangsung.

Ketika pertama kali baca manga ini, Blogger sama sekali tidak menyangka plotnya akan seberat itu. Tidak berat sampai bagaimana sih, tapi kalau dibanding dengan awal cerita ya jauh. Dibilang humor, sebenarnya tidak mengocok perut, tapi memang di awal cerita sangat ringan karena Mikan dan teman-teman sekelasnya itu masih sekitar umur 10-11 tahun (kalau di Indonesia berarti masih sekitar kelas 4-6 SD).
Tapi makin jauh, tingkah dan gaya pikir mereka dibuat seperti bukan anak umur 11 tahun. Kalau kamu bener-bener baca, akan ada masanya kamu lupa bahwa anak-anak itu masih kecil tapi kok sudah begitu. Namun, jika mengenyampingkan soal umur, Blogger sangat suka dengan alur ceritanya. Ada yang klise, ada yang tidak terduga. Blogger gak tahu Mangaka dapat ide darimana, tapi Arc-nya keren-keren.

Setidaknya ada empat adegan Blogger sampai tersedu-sedu saat baca.
Pertama adalah saat Penguin merelakan dirinya untuk ditinggal saat Mikan-Natsume-Ruka-Tsubasa hendak melarikan diri dari markas Z. Bisa dibilang itu adalah kehilangan pertama Mikan sejak datang ke Akademi Alice.
Kedua adalah saat kilas balik masa lalu Natsume dengan Ruka yang akhirnya setuju pergi ke Akademi Alice.
Ketiga adalah saat terakhir sebelum Yuka benaran tewas. Itu siapa sih yang potong bawang?
Keempat adalah saat Mikan 'lulus' dan seluruh murid Akademi mengantarnya keluar gerbang.
Banyak adegan yang membuat hati Blogger terenyuh, tapi mau berapa kali baca ya tetap meweknya dikeempat adegan itu.

Karakter favorit Blogger adalah Ando Tsubasa, dari pertama kali baca sampai yang keempat, tetap Tsubasa. Dia sosok pelindungnya Mikan banget. Blogger gak ngeship Tsubasa x Mikan, sama sekali enggak, tapi ya itulah, Blogger sangat lega tiap kali Tsubasa muncul apalagi saat dia datang pada Mikan. Lagipula, jika bukan karena Tsubasa, Mikan gak bakal kepikiran soal dodgeball, gak bakal kepikiran untuk mempelajari gaya soal ujian tiap guru saat ulangan semester, bahkan di awal pertemuan pun karena Tsubasa nolong Mikan dari kakaknya Permy.

Kalau gak salah ada sekuel (atau semacam spin off?) yang berpusat pada adik (atau sepupu? Pokoknya marganya sama) Tsubasa. Blogger dan sejumlah penggemar Gakuen Alice antusias sekaligus kecewa. Antusias karena ada karya lain yang berhubungan dengan Gakuen Alice, kecewa karena cerita yang diusung bukanlah tentang Mikan-Natsume-Ruka yang mencari Hotaru. Memang tidak mesti semua cerita harus berakhir bahagia secara eksplisit, tapi ya begitulah.

Jika hanya mengandalkan artwork dan sinopsis, Blogger gak yakin bakal kebaca manga ini (terimakasih kepada Hanalala). Tapi berkat manga ini, Blogger bisa punya banyak inspirasi saat menulis novel. Bahkan ketika baca yang keempat kali ini, blogger baru ngeh bahwa ada dua karakter orisinil Blogger yang sangat membayangi tokoh Tsubasa dan Harada Misaki tapi hanya soal keperawakannya saja.

Jika kamu ingin baca manga ini, silakan, tapi jangan cepat bosan karena Arc-nya baru akan tidak ringan ketika Arc Z. Jangan rewel soal umur para tokoh juga, karena nanti jadi tidak bisa menikmati jalan ceritanya. Jika memang berminat baca manganya, tidak usah pemanasan dengan nonton animenya, karena animenya ngaco (akan ditulis di entri lain), tapi kalau mau nonton ya silakan tapi animenya kelewat ringan dibanding versi manga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar