Kamis, 26 September 2019

Farewell, Dragon World!

Orang yang baca judul entri ini pemikirannya ada 4 kemungkinan: yang satu langsung mikir ke Game of Thrones, nomor dua mikir fandom lain (yang Blogger gak tau apa misalnya yang langsung nyangkut ke otak kalian), nomor tiga bakal mikir ini maksudnya apa, nomor empat adalah orang yang tahu ini adalah judul chapter terakhir manga Dragon Ball Z. Blogger sih golongan yang terakhir itu, kan Blogger yang nulis entri ini, gimana sih.

Ehem.

Blogger gak nyangka bakal selesain manga ini. Sudah tahu manga ini lama banget, bahkan di rumah ada beberapa (bisa hitung jari) tankoubonnya secara acak. Tapi untuk baca secara berurutan, Blogger gak kepikiran untuk mulai. Cuman karena sedang nyari manga yang menarik secara abjad, ketemulah Dragon Ball dan mulai baca.

Ceritanya cukup konsisten walau lumayan muter-muter, tapi untung inti dari semua Arc menyangkut Dragon Ball. Cuman, Blogger kurang seneng tentang Son Goku yang ketika sudah tewas pun masih diceritakan (dan dia pakai halo). Maksudnya gini, gak semua pahlawan bisa hidup bahagia selamanya, ada pahlawan yang harus tumbang dan perjuangannya harus dilanjutkan orang lain (dalam hal ini bisa oleh Son Gohan). Jadi, bisa aja Goku dibangkitkan lewat Dragon Ball, gak masalah. Tapi ketika statusnya mati, Blogger berharap gak perlu ada panel cerita tentang Goku di surga atau muncul di bumi dengan batas waktu segala macem. Ketika Goku mati, biarlah cerita berpusat pada sudut pandang orang-orang yang masih hidup, misalkan dengan Gohan sebagai sentralnya. Ingat, judul manga ini adalah DRAGON BALL, bukan SON GOKU, bukan juga SON GOKU AND DRAGON BALL. Walau begitu, Blogger tetep seneng karena di Arc mana pun, ujungnya tetep Dragon Ball.

Nah, chapter terakhir itu semua berakhir bahagia. Ada yang masih membuat Blogger bingung seperti gimana ceritanya Bulma bisa sama Vegeta (entah di manga memang gak mau terlalu fokus ceritain hubungan orang, atau Blogger yang terlewat saat baca). Tapi ada beberapa juga yang membuat Blogger suka dan gak suka secara bersamaan.

Pertama yang paling jelas untuk Blogger adalah tentang Hercule yang masih dielu-elukan sebagai penyelamat. Biasanya, kalau sudah di penghujung cerita, akan terungkap siapa pahlawan yang sebenarnya. Mungkin Dragon Ball ini adalah manga yang antimainstream, lalu Goku kelewat rendah hati, serta rekan-rekan Goku gak pernah peduli soal kejayaan, makanya di chapter terakhir ini rakyat masih percaya bahwa Hercule adalah penyelamat mereka. Walau Blogger seneng, tapi Blogger gak seneng juga (gimana sih) karena Hercule semakin menjadi tokoh yang paling Blogger gak suka, dia terlalu besar kepala dan menerima kejayaan yang tidak seharusnya dia dapatkan.

Kedua tentang Arc Majin Buu menjadi Arc terakhir. Kehancuran luar biasa bumi memang terjadi karena insiden ini. Pembangunan Arc-nya pun juga gak tiba-tiba, kalau dilihat itu memang nyaris 100 chapter. Agak lega ketika tahu bahwa Arc Buu kelar, tapi Blogger pribadi kurang sreg kalau Arc ini menjadi final untuk DB.

Ketiga tentang adegan terakhir. Gini, Goku gak peduli dengan hadiah uang dan kejayaan. Sampai dewasa pun dia masih punya sisi naif, dan itu ditunjukan di chapter terakhir. Melihat Goku yang dengan santainya, padahal masih di tengah pertandingan, tawarin Uub untuk dilatih (dan diterima Uub) kemudian sama-sama terbang tinggalin arena, sebenernya itu 'Goku banget'. Cuman, jika dijadikan (salah satu) adegan terakhir itu gimana gitu. Adegan tersebut seakan menunjukan judul aslinya bukan DRAGON BALL, melainkan SON GOKU, karena dari chapter 1 sampai 519, hanya menunjukkan tentang Goku yang berkembang secara kekuatan dan mental.

Blogger gak yakin mau langsung nonton animenya. Pengen, pengen banget, cuman daftar yang pengen ditontonnya masih panjang banget, Super Sentai aja udah sampai di GoGoFive malah tetiba pengen nonton ulang Kakuranger.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar