Sabtu, 02 Februari 2019

To All the Boys I've Loved Before, by Jenny Han, not me.

Sebelum dijadikan film oleh Netflix, Blogger sudah beberapa kali melihat novel dengan judul tersebut di toko buku. Kesan-kesan pertama saat itu adalah:
  1. Judulnya panjang.
  2. Kurang tertarik dengan cover-nya.
  3. Saat baca sinopsis dan ternyata tokoh utamanya beretnis Korea, langsung tidak tertarik.
Tentang poin ketiga itu bukannya rasis, tapi memang sampai detik ini Blogger sama sekali tidak tertarik dengan apa pun yang berbaru Korea. Novel Indonesia, jika tokoh utamanya seorang K-Pop-er, pasti tidak akan berniat baca. Kalau sudah ada label sebangsa K-Novel, pasti tidak akan sentuh. Bukan karena rasis, tapi memang sangat tidak tertarik. Namun, kadang jika memang iklannya (untuk movie) atau memang ide ceritanya menarik, Blogger akan coba lihat.

Kembali tentang novel yang judulnya panjang ini (sebenarnya kalau tidak salah ada novel yang judulnya lebih panjang dari ini sih tapi yasudahlah).
Tidak pernah kepikiran untuk beli novel tersebut, dan saat itu pun belum tertarik untuk mencoba baca e-book. Lagian baca e-book itu bikin mata cepat lelah, lebih cepat lelah daripada melihat gebetan jalan dengan sahabat. Uhuk.
Tiba-tiba di instagram, karena follow hashtag bookstagram, dapat kabar bahwa novel ini akan difilmkan di Netflix, dan disambut oleh cukup banyak Bookstagrammer. Dari situ baru ngeh bahwa ternyata novel ini banyak peminatnya, bahkan setelahnya movie-nya tayang pun banyak yang suka. Walau gak ngebet, tapi jadi penasaran juga. Karena sudah download aplikasi e-book, dapatlah novel ini.

To All the Boys I've Loved Before adalah novel pertama dari trilogi ini. Saat menulis entri ini, Blogger belum membaca buku kedua dan atau menonton filmnya, jadi ini murni cuap-cuap habis baca TATBILB.


Idenya menarik, sebenarnya, tapi eksekusi di banyak chapter itu sering keluar dari judul besar novel.
Ada lima surat cinta yang terkirim, dan dari lima itu hanya ada dua orang yang benar muncul di depan Lara Jean. Antara Peter dan Josh, Blogger tidak bisa menge-ship salah satu dari mereka dengan tokoh utama.

Peter mungkin tipikal cowok sempurna dan idaman setiap gadis pada umumnya. Masalahnya, Lara Jean bukan gadis yang umum. Bukan salah Peter, sebenarnya, tapi keduanya tidak cocok, Peter tidak terlihat tercipta untuk Lara Jean.

Josh sangat cocok dengan Lara Jean, terutama tentang perfandoman. Tapi bahkan Josh sendiri bilang bahwa, kurang lebih, dia baru mulai menyortir ulang cara pandang dan perasaannya pada Lara Jean setelah ia membaca suratnya. Ini hal wajar yang sangat bisa terjadi di dunia nyata: orang baru akan lebih ngeh pada orang yang menyatakan cinta padanya, ujungnya bisa jadi suka juga. Tapi dari jalan cerita di buku pertama ini, Blogger berharap Lara Jean tidak berpacaran dengan Josh. Mereka sangat klop, tapi mungkin mereka bisa jadi sahabat saja.

Lucas itu ... yah, berarti gak masuk hitungan, kan? Senang dia masih bisa berteman dengan Lara Jean.

Masih ada dua cowok yang tidak muncul di buku ini, entah ke depannya akan dimunculkan atau tidak.

Omong-omong, bahkan di sinopsis juga sudah dibilang, bahwa surat-surat Lara Jean terkirim oleh entah siapa. Saat baca sinopsis itu, Blogger tidak punya petunjuk. Kemudian saat baca isinya dan tahu bahwa ia tinggal dengan ayah dan kedua saudarinya, Blogger langsung curiga pada adiknya.

EH IYA INI SPOILER YA.

Orang-orang pertama yang Blogger curigai adalah orang rumah Lara Jean. Dia bilang menyimpan surat-surat itu di kamarnya, dimasukin ke kotak, disembunyiin di kolong ranjang. Dengan kata lain, sangat mudah untuk mencurigai orang rumah ditambah orang yang sudah biasa keluar masuk rumah tanpa dicurigai, misalnya Josh dan Chris. Tapi, pada bagian disembunyiin itu, Blogger percaya, kotak itu begitu penting sehingga Lara Jean pasti sangat berhati-hati agar kotak itu tidak mudah dijangkau atau mudah terlihat. Berarti siapa pun itu pasti punya banyak waktu untuk keluar-masuk kamar Lara Jean tanpa dicurigai, punya waktu banyak untuk menggeledah kamar tanpa terlalu cemas kalau tiba-tiba ada orang datang. Dari sini, Josh dan Chris sudah dikeluarkan dari daftar curiga.

Blogger tidak tahu bagaimana dengan orang-orang lain, tapi di rumah, papa tidak pernah masuk kamar Blogger kecuali jika dipanggil untuk melihat kejanggalan dalam kamar. Jika Blogger ada di dalam kamar, maka beliau akan panggil dan ketuk pintu tapi tidak akan langsung buka sendiri. Entah, mungkin beliau telah membuat ketetapan sendiri untuk tidak masuk ke kamar anak perempuannya.
Dari situ, Blogger langsung berpikir bahwa papanya Lara Jean mungkin sama.

Sekarang tinggal Margot dan Kitty. Antara mereka berdua, Blogger lebih curiga pada Kitty. Dari lima surat, ada satu surat untuk Josh, dan sepertinya Margot tidak akan melakukan itu. Jika memang dia yang mengirim surat-surat itu, reaksinya akan berbeda. Tapi Blogger sendiri juga tidak yakin dengan Kitty. Maksudnya, di antara semua karakter yang muncul, Blogger tidak menaruh kecurigaan pada mereka, hanya berpikir mungkin pelakunya Kitty.

Sebenarnya bisa saja pelakunya Gen. Mengingat dulu katanya dia dan Lara Jean pernah bersahabat lalu entah kenapa sekarang Gen jadi menyebalkan. Entah bagaimana dia bisa masuk kamar Lara Jean, cari-cari apalah gitu. Kalau ketahuan orang bahwa dia di kamar itu, tinggal bilang lagi tunggu yang empunya kamar buat balikan jadi sahabat. Tapi sepertinya enggak, Margot dan Kitty pasti gak bakal percaya.


Menurut Blogger secara pribadi, Lara Jean itu gadis yang terlalu beruntung.
Oh, iya, dia kesulitan datang ke pesta kostum karena orang selalu pikir dia tokoh dari anime.
Oh, iya, rasa sukanya pada setiap cowok selalu bertepuk sebelah tangan.
Oh, iya, gebetan terlamanya malah pacaran dengan kakaknya.
Oh, iya, salah satu gebetannya pacaran dengan orang yang dulu adalah sahabatnya.
Oh, iya, orang yang pernah jadi sahabatnya itu kini menjadi musuhnya.
Oh, iya, sekarang lima orang yang pernah dia suka jadi tahu tentang perasaannya.
Oh, iya, ia kehilangan ibunya.

Bukan. Benar ia mengalami kemalangan yang di atas itu. Tapi dia tetap beruntung, setidaknya keberuntungannya ada pada judul novel. Ini masalah Peter dan Josh. Josh menjadi seperti suka padanya setelah membaca surat itu. Peter menjadi pacarnya walau pura-pura dengan senang hati. Itu. Di dunia nyata, kedua hal ini terlalu indah dan manis untuk benar terjadi.

Jadi, Blogger suka dengan novel ini, tapi tidak yakin akan menjadikannya favorit. Jika sangat suka genre drama, silakan saja baca. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar