Minggu, 17 Oktober 2021

Detective Conan episode 1023

 Filler.


Bagian awalnya bikin bingung ya, Blogger aja sampai memastikan bahwa masih nonton di detik-detik pertama episode ini, wkwkwk. Ketika Conan bilang bahwa dia gak bakal bisa pecahin kasus (yang Mitsuhiko jabarkan), Blogger tahu bahwa hipotesa Mitsuhiko ini bukanlah kejadian 'nyata' dalam episode ini, jadi kayak khayalan dan sebagainya. Dan memang benar, itu cuman karangan.

Karena filler dan hanya terdiri dari satu bagian, episode ini tidak menegangkan. Tidak ada korban jiwa juga, tapi nyaris sih. Satu bagian yang Blogger suka dari kasus ini adalah ketika Korban Pertama bingung kenapa ada sangkutpautnya dengan polisi. Gak tahu, seneng aja kalau kasusnya pelan-pelan dibuka, bukan langsung ketok palu bahwa ada kasus disana, jadi Takagi cuman bilang bahwa adanya indikasi percobaan meracuni korban.

Hal lain yang Blogger suka adalah saat Ai bilang bahwa anak-anak punya imajinasi inosen sehingga mereka lebih gampang menulis cerita. Blogger setuju sih. Orang dewasa lebih memikirkan bagus-jeleknya suatu karangan, sedangkan anak-anak hanya memikirkan bahwa mereka ingin menceritakan suatu hal. Keinosenan anak-anak itu bagus.

Kasus ditutup dengan cukup datar, tapi penjelasannya gak masalah. Cuman, karena filler, Kreator seakan malas menampilkan tokoh-tokoh lain (mungkin karena menampilkan DB saja sudah lumayan banyak), jadinya tidak ada tokoh yang dibuat tidur oleh Conan, alias hipotesis hanya dari Conan saja. Motif kurang begitu terlihat. Memang Korban Kedua bilang bahwa Pelaku adalah pencuri, tapi Blogger kira maksudnya Pelaku mencuri karya orang dipublikasikan sendiri-----hal tersebut klise dan sudah pernah dipakai di serial ini, tapi Blogger merasa kecewa aja karena kasus pencurian yang dimaksud itu hanya disebut sepintas belakangan dan rasanya kurang seru. Tapi, yah, yang namanya manusia, gak ada yang tahu kondisi mental seseorang tiap saat itu bagaimana.

Satu hal yang paling Blogger tidak suka dari episode ini adalah bagaimana Korban Kedua bilang bahwa karangan Genta adalah sampah. Tidak seperti karangan Mitsuhiko, karangan Genta tidak diceritakan dalam episode ini. Tapi, sejelek-jeleknya, rasanya tidak pantas orang dewasa mengatakan hal tersebut lalu membuang kertas itu ke lantai begitu saja. Orang dewasa kalau diperlakukan seperti itu di serial ini biasanya berujung jadi motif pembunuhan loh. Nah, ini berhadapan dengan anak-anak, gak etis banget. Blogger jadi teringat ketika SD saat pelajaran menggambar, 'guru' Blogger merobek gambar Blogger di depan mata lalu disuruh gambar ulang. Dari awal Blogger memang gak seneng menggambar karena saat TK sering diancam (bukan hanya Blogger, melainkan semua anak di kelas) bahwa gak boleh pulang kalau gambarnya gak sesuai contoh sehingga alhasil selama SD itu Blogger paling gak seneng pelajaran gambar, kemudian saat ada 'guru' yang robek gambar Blogger itulah yang membuat Blogger trauma (sekarang sudah enggak, kok). Kacau, yang kayak gitu disebut 'guru' loh. Ckckck. Makanya Blogger gak suka banget dengan sikap Korban Kedua. Realistis sih kejamnya, cuman jadi mengingatkan masa lalu aja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar