Minggu, 27 September 2020

Detective Conan episode 981-982

HAHAHAH SUDAH BLOGGER DUGA!!


Filler, dibagi jadi 2 part. Kalau gak lebih dari satu episode, mungkin kasusnya bener hanya tentang nyari orang yang melakukan kekerasan pada kucing tersebut. Tapi karena dari episode 980 ada preview 981 dan judul bawa-bawa tulisan part 1, rasanya gak mungkin bahwa kasusnya bener hanya kucing. Dan bener juga, sang kucing hanya korban sampingan dari kasus yang terjadi.

Kalau gak salah inget, orangtua Mitsuhiko itu guru, makanya mungkin gak aneh kalau Mitsuhiko tahu tentang novel yang menjadi inspirasi untuk restoran dalam episode ini. Sebenernya, kalau tanpa Conan dan Ai lalu grup DB tetap eksis, mungkin yang menjadi otak sepenuhnya adalah Mitsuhiko. Tapi yah, karena Conan (dan Ai) aslinya sudah sekitar 17 tahun, sangat wajar jika keduanya jauh lebih cerdas.

Ini bakal spoiler banget ya.

Mengenai kasus ini, Blogger berhasil nebak siapa yang jadi Pelaku ketika Megure ngomong tentang rival cinta. Tebakan Blogger diperkuat ketika Madonna cerita mengenai adiknya yang meninggal karena sakit. Sebenernya kalau sudah biasa ikutin serial ini, maka di bagian itu sudah cukup jelas. Saat part 2 pun, sebenernya mudah ditebak kalau Madonna-lah yang merekayasa bunuh dirinya Red Shirt, mengingat di part 1 sudah dikasihtahu mengenai watak asli tiap pemain.

Tentang Red Shirt yang difitnah pun sangat jelas, bahkan ada dialognya di part 2. Dia gak bakal sebodoh itulah, masak dia taruh mayat di rumah sendiri terus lapor polisi? Mungkin biar jadi reverse psychology, tapi enggak gitulah. Dan lagi memang konsep penentuan siapa inosen dan siapa pelaku terutama dalam serial ini selalu hampir sama kok: yang paling mencurigakan adalah yang paling inosen, dan yang tampak paling inosen adalah pelakunya.

Bagian akhir memang kurang greget ya, mungkin karena DB hanya menyudutkan Madonna secara pribadi, tanpa Kogoro tidur atau bahkan polisi. Wkwkwk, Blogger bahkan nyengir parah ketika Megure-Takagi-Chiba udah ngebet pengen Kogoro 'tidur' agar kasusnya segera usai.

Senin, 21 September 2020

Boruto episode 166

Setelah sekian episode, akhirnya Tim 7 + Mugino tahu bahwa Victor bukanlah protagonis.

Oke jadi si tanpa nama ternyata punya nama, yakni Deepa, yang entah bener namanya atau cuman panggilan dari Victor. Menurut Blogger pribadi, jurus yang dipakai Deepa tidak begitu spesial. Dibanding dengan si kembar 4, jutsu Deepa biasa aja, hanya seperti versi lain dari jutsu yang pernah ditampilkan tokoh lain. Tapi, memang kelihatan jelas tokoh ini kuat banget.

Taktik yang dipakai Boruto dan Sarada sebenernya cukup bagus walau itu adalah hal yang biasa--akan mengagetkan untuk orang yang belum pernah melawan mereka sebagai tim. Tapi ketika Sharingan Sarada hilang, Blogger baru sadar bahwa dari episode-episode kemarin, latarnya belum ganti hari. Mungkin sudah ganti hari, mungkin sudah lebih dari 24 jam, tapi tidak diperlihatkan secara onscreen bahwa Tim 7 + Mugino istirahat saat pergantian hari. Dengan kata lain, memang mereka terpaksa terus menerus mengeluarkan Chakra dan setidaknya tenaga untuk bergerak demi bertarung dengan lawan. 

Episode depan tampaknya mereka sudah berhasil kembali di Konoha, tapi dengan status misi gagal atau belum selesai. Mungkin nanti Naruto dan atau Sakura bakal komentar tentang gak nyangka misi ini bakal begitu bahaya. Tapi kalau memang dianggap sebagai misi bahaya, mungkin generasi Naruto bakal campur tangan, dan itu bakal menarik.

Jumat, 18 September 2020

Kamichama Karin / Dewi Karin

 Animenya 11-12 dengan Mamotte Lollipop.
Aduh apaan sih baru mulai udah langsung bahas animenya.

Kamichama Karin, atau di Indonesia lebih dikenal sebagai Dewi Karin, adalah manga yang dikarang oleh Koge-Donbo* (memang tulisan pennamenya seperti itu) sebanyak 7 volume, dan ada sekuelnya lagi sebanyak 7 volume berjudul Kamichama Karin Chu. Pertama kali kenal manga ini karena ada di Nakayoshi, jadi kalau baca Nakayoshi lawas pasti tahu Dewi Karin (tapi kalau langsung baca Dewi Karin Chu, mungkin akan anggap aneh dan gak jelas---bukan berarti kalau baca Dewi Karin dulu bakal suka).

Bercerita tentang Karin, tokoh utama serial ini, anak yatim piatu yang payah dalam segala hal dan baru saja kehilangan satu-satunya teman baiknya yang adalah seekor kucing. Masih dalam kedukaan, dia bertemu dengan Kazune yang datang dari kota. Ada Himeka yang ternyata sepupu Kazune, lalu ada Kirio yang mengincar cincin Karin.

Cincin Karin?

Jadi, Karin punya cincin peninggalan ibunya. Kazune datang dari kota untuk mencari orang yang punya cincin yang sama dengan cincinnya, dalam hal ini berarti Karin, dengan maksud untuk dijadikan sekutu. Sedangkan Kirio datang untuk menghancurkan cincin itu. Ternyata cincin tersebut bukanlah perhiasan biasa, melainkan barang yang bisa membuat orang terpilih untuk bertransformasi menjadi (seperti) dewa.

Dari situ, sudah jelas banget asal judul 'Dewi Karin'. Lalu, kenapa judul aslinya Kamichama Karin, bukan Kamisama Karin? Karena Karin masih sekitar umur 12 tahun, dan dia bukannya menjadi dewi benaran, hanya sekedar versi lainnya saja. Makanya judul alternatifnya pun MINI Goddess Karin.

Jadi inti cerita serial ini adalah tentang perebutan cincin dewa-dewi untuk dihancurkan, yang satu untuk menjadi penguasa, yang satu untuk perdamaian. Sambil ceritanya berjalan, terungkap banyak fakta (dalam cerita) seperti masa lalu dan asal usul para tokoh yang selama ini disembunyikan Kazune dari Karin. Tapi kalau kamu mencari bacaan (manga) yang berat, jangan baca ini. Memang banyak fakta dan teori yang cukup berat, tapi menjadi tidak terasa padat karena 'hanya seperti itu'. Jangan berharap terlalu jauh, karena target pembacanya tetap anak-anak, bahkan tokoh utamanya sendiri masih sekitar 12-13 tahun sehingga cerita ini masih tergolong ringan. Yah, tapi kalau memang dari awal gak tertarik baca manga fantasi, maka manga ini terasa gak jelas banget.

Sekuelnya masih pakai konsep yang sama dengan serial inti. Kamichama Karin selain fantasi juga mengandung sci-fi, tapi Chu lebih banyak porsi fantasi karena ada tentang perjalanan waktu menggunakan 'sihir' dan bukan mesin. Penjelasan mengenai masa lalu sudah tidak begitu diungkit, sebagai gantinya mereka membahas masa depan karena setidaknya ada dua orang dari masa depan datang ke masa saat setahun setelah akhir dari Kamichama Karin, satu ke pihak Kirio, satu ke pihak Kazune. Masih tentang perebutan dan usaha menghancurkan cincin, tapi dengan kekuatan serta konflik yang baru.

Dibanding character development, Mangaka tampak lebih asyik mengurus latar belakang tokoh serta segala macam teori mengenai apa yang terjadi dalam cerita. Mamotte Lollipop dan Pichi Pichi Pitch juga fantasi, tapi konsep fantasi mereka lebih terasa dekat, karena hanya sihir secara kasar serta putri duyung. Berbeda dengan Dewi Karin yang harus bertransformasi sedangkan mereka ada di semesta yang normal, jadi seakan Power Rangers tapi mereka berubah menjadi (seperti) dewa. 

Lalu, kenapa di awal Blogger bilang animenya 11-12 dengan Mamotte Lollipop? Sebenernya itu agak mengarah ke pujian sih. Kalau bilangnya 11-12 dengan Mermaid Melody, berarti anime Kamichama Karin ngaco.

Anime Kamichama Karin terdiri dari 26 episode x 20an menit. Awalnya Blogger gak tahu tentang eksistensinya, tapi Blogger tetap tahu duluan jauh sebelum tahu tentang anime Mermaid Melody bahkan Shugo Chara. Belasan tahun lalu, saluran Spacetoon menayangkan anime ini, dan Blogger sangat kaget saat pertama kali lihat. Terimakasih Spacetoon.

Episode-episode awal masih sangat sesuai dengan canon, makin lama makin seperti fanfilm. Gak separah Mermaid Melody, tapi lumayan lah. Saat tahu hanya terdiri dari 26 episode, Blogger pikir mungkin bakal sesuai dengan Kamichama Karin, karena mungkin Chu gak bakal dianimasikan. Jadi ketika nonton awal banget episode 1, Blogger kaget dan kirain saat itu lagi nonton season 2, wkwk. Konsep adaptasinya keren, kok, sayangnya episode terakhir tidak diperjelas.

Jadi, versi anime dimulai dari pertengahan latar waktu Chu. Bagi yang gak baca manga, mungkin gak masalah. Tapi bagi orang yang cukup ingat apa-apa aja yang ada di canon, jelas Blogger kaget. Ehem. Oke. Ceritanya Karin dengan ketiga dewa rekannya sedang berusaha menghancurkan benih kehancuran (yang ada di Chu), lalu karena lawannya kesadaran Karin terlempar ke setahun yang lalu saat dia bahkan belum bertemu dengan Kazune. Disitu, masuklah alur serial utama.

Karena Animator menumpuk Chu ke dalam satu season ini, sesekali Suzune dan Kazune versi Chu muncul. Sekali lagi, bagi yang gak baca manga mungkin gak masalah. Tapi saat nonton di Spacetoon, karena saat itu gak nonton dari awal, Blogger kaget karena tiba-tiba muncul menara jam dan Suzune yang seharusnya hanya ada di Chu. Sekali lagi, kalau nonton dari awal, ini merupakan adaptasi yang menarik walau di canon Chu tidak ada tentang adegan awal episode 1.

Sebagian besar adegan penting di manga muncul di anime. Plot utama canon juga sesuai. Ada banyak adegan eksklusif anime, tapi gak masalah, bisa dianggap filler. Tapi, sama seperti Mamotte Lollipop, yang dibuat berbeda adalah akhir dari Arc, dan Blogger bukan omongin tentang tidak ada kejelasan soal Karin kembali ke Chu.

Sama seperti Mamotte Lollipop, Arc akhir Dewi Karin ini keren. Fantasinya lebih terasa dari sekedar berantem pakai sihir. Bahkan ada adegan favorit Blogger di Dewi Karin, yaitu tentang Karin bisa mengenali kalau yang bersamanya bukanlah Kazune---adegan itu gak ada di anime. Untungnya, adegan off itu bisa balik ke adegan canon lagi.

Ujung dari anime, karena harus sesuai dengan episode 1, Karin harus kembali ke Chu. Di epilog, Kazune dari masa depan jemput Karin. Tapi keberadaan Kazune di zaman itu dipertanyakan. Tidak ada kejelasan mengenai pasca-perang. Agak mengecewakan juga karena tidak ada kelanjutan atau seperti season 2, absennya cerita tentang 'masa depan' yang muncul di awal episode 1 padahal Jin Kuga sesekali muncul walau samar.

Secara keseluruhan, serial ini agak sulit diikuti walaupun termasuk ringan. Sihir-sihiran gak masalah, tapi konsep dewa-dewi itu agak membingungkan. Plot twistnya cukup bagus, biar gak berkesan kekanakan banget, tapi penjelasannya agak membingungkan. Jadi, kalau mau baca atau nonton serial ini, jangan terlalu dianggap serius.

Rabu, 16 September 2020

Boruto episode 165

 Dibanding episode kemarin, episode kali ini jelas lebih menarik.

Jutsu yang dipakai Kembar Nomor 3 memang cuman ulur waktu ya, makanya satu episode ini cuman tentang Tim 7 + Mugino terjebak dalam semacam lumpur hisap. Tapi setidaknya, satu-satunya hal yang Blogger suka dari episode ini adalah akhirnya ada cerita tentang bagaimana Kembar Nomor 1 mengorbankan dirinya. Iya, Dari episode-episode kemarin cuman dibilang bahwa dia mengorbankan diri agar tiga sisanya bisa masuk istana, tapi gak dikasihtahu maksudnya apa. Dan, daripada hanya cerita biasa, dikasihlah kilas balik untuk penonton.

Masih tentang jutsu spesial yang dipakai Kembar 4, Blogger masih gak seneng tentang fakta tiga dari mereka telah menggunakan jurus yang memaksa mereka bayar dengan nyawa sendiri. Memang di episode ini juga mereka bilang bahwa misi nomor satu, makanya walau berat, mereka main biarin salah satu dari mereka untuk ditinggal dengan resiko mati demi menghadang lawan. Itu kacau banget sih. Blogger jadi inget kisah masa lalu Kakashi waktu masih sama Rin dan Obito.

Episode depan masih dengan sisa 2 kembar, tambah satu orang yang gak ada nama. Si Tanpa Nama itu belum kelihatan jelas pakai jutsu macam apa, kalau gak salah episode kemarin cuman tampak taijutsu aja. Kalau Si Kembar 4 pakai jurus yang bagaikan bom bunuh diri, apalagi Si Tanpa Nama?

Jumat, 11 September 2020

Power Rangers Dino Charge dan Dino Super Charge

Sebelumnya, Blogger gak begitu tertarik dengan kedua season ini. Seriusan, dari Super Megaforce ke Dino Charge kok kayaknya lesu banget, padahal tahu banyak yang bilang PRDC ini jauh lebih baik daripada PRSMF. Berhasil nonton pun awalnya gara-gara ada Yoshi Sudarso yang lahiran Indonesia asli dan pernah digemborin beberapa tahun lalu ketika dia pulang kampung. Yah, sebagai penggemar Power Rangers, bangga aja ada orang Indonesia yang main disana dan menjadi Ranger, walau kalau orang yang hobi berkomentar negatif bakal bilang 'dapet peran manusia primitif kok bangga'.

Dibanding Megaforce dan Super Megaforce, season 22 dan 23 ini jelas lebih bagus walau transisi 20 ke 21 memang masih lebih seru. Tapi setidaknya, pengadaptasian Dino Charge mengikuti model season Samurai yang walau terbagi menjadi dua season tapi masih berasal dari Super Sentai yang sama. Untuk kasus Mighty Morphin, mereka adaptasi dari 3 season selama tiga tahun, tapi setidaknya mereka gak mengeksploitasi footage dari counterpartnya seperti yang dilakukan Megaforce dan Super Megaforce.

Setelah kejadian di akhir Super Megaforce, sangat wajar jika penonton menganggap bahwa Dino Charge kasusnya seperti Ninja Storm (gara-gara akhir dari Wild Force). Dan Dino (Super) Charge gak perlu crossover dengan tim lain, karena Ranger mereka sendiri aja udah banyak. Blogger belum nonton versi SS, tapi disini saking banyaknya mereka sangat jarang menampilkan kesepuluh anggota tim secara lengkap. Iya, beneran, ada sepuluh. Blogger gak hapal, tapi mungkin sejauh ini yang anggota Ranger-nya paling banyak adalah dari Jungle Fury (kalau hitung Spirit Rangers) sebanyak 8 anggota dalam satu tim tersendiri. Sebenernya, kalau berani bikin 3 season untuk Dino Charge, Blogger rasa penonton akan suka, mengingat bisa aja tiap Ranger dibikin backstory lebih dari yang sudah ditayangkan, dan mereka punya 10 Ranger. Belum lagi ada tokoh Heckyl yang pengembangannya cukup baik padahal di awal kemunculan bukanlah protagonis tapi tetap jadi kesayangan Blogger sejak awal tampil.

Blogger belum pernah nonton atau baca wiki tentang SSnya, tapi Blogger merasa konsep PRDC ini bagus. Memang bukan tema dinosaurus pertama di dunia PR, tapi setidaknya ada jalan cerita kenapa Ranger disini pakai konsep dinosaurus, bukan asal terima jadi kayak yang ada di Mighty Morphin season 1. Walau begitu, karena tontonan anak-anak dan bukan karya orisinil jelas ada plothole tentang ini-itu, tapi dua season adalah paket yang sangat baik. Mungkin, setelah RPM, Dino (Super) Charge ini adalah season PR yang terbagus tanpa unsur nostalgia.

Bagian akhir, menurut Blogger kurang begitu ada penjelasan mengenai Keeper. Jangan salah, endingnya bagus kok, walau menggunakan plot yang 'gampang'. Kenapa Blogger bilang 'gampang'? Karena memang, di cerita fantasi, cara termudah untuk melindungi dunia yang diambang kehancuran adalah dengan kembali ke masa sebelum gejala kehancuran itu muncul. Itu plot gampangan. Tapi, kemasan di serial ini menjadi bagus gara-gara, kembali lagi, ini tentang dinosaurus.

Enggak, bukan berarti Blogger suka dinosaurus sehingga bilang ini bagus padahal plot gampang. Melainkan karena sesuai kata Blogger di paragraf-paragraf sebelumnya, ada penjelasan dan cerita tentang kenapa Ranger menggunakan tema dinosaurus untuk setiap arsenal. Dari awal Keeper kasih permatanya ke dinosaurus. Jadi di bagian akhir, ketika 'plot gampang' itu dieksekusi, kembali tentang dinosaurus, sehingga membuat (di semesta mereka) para dinosaurus itu tidak punah, dan membuat museum yang menjadi tempat kerja Ranger itu bukanlah museum melainkan kebun binatang untuk dinosaurus. Walau tidak sempurna, ada penjelasan dan cerita tentang segalanya.

Balik tentang penjelasan yang kurang tentang Keeper, yakni setelah Ranger kembali ke masa mereka masing-masing dan melihat dinosaurus masih hidup. Gini, Keeper (A) dari semesta pertama membawa Ranger ke masa lalu. Sebenernya itu adalah masa lalu di alur semesta pertama. Ranger bertemu dengan Keeper yang dari masa lalu (B), terus Keeper A kemana? Memang Keeper B bisa mengirim Ranger pulang, tapi kembali lagi: Keeper A kemana?

Selain tentang Keeper, hal lain yang Blogger yakin sebenernya ada penjelasan di belakang layar, adalah tentang kesadaran Ranger mengenai semesta B yang adalah semesta A yang masa lalunya diubah. Ketika dinosaurus tidak punah, yang berubah dari masa depan bukan hanya ada atau tidaknya dinosaurus, melainkan pada evolusi dinosaurus itu. Penduduk bumi selain Ranger jelas sudah biasa dengan semesta B karena memang dari 'awal' mereka ada disana. Tapi para Ranger itu kasian loh, karena mereka harus beradaptasi dengan semesta B yang beda dengan asal mereka.

Tapi, yah, karena ini hanya tentang PR dan merupakan tontonan anak-anak, Blogger bisa mewajari bahwa pihak produksi gak bakal repot-repot mikirin tentang detil yang begitu.

Selasa, 08 September 2020

Boruto episode 164

 Sebenernya, episode 163 itu bisa aja digabung dengan episode 164 ini, karena porsi Omoi dkk tidak tampak penting dalam Arc ini (entah bagaimana ke depannya, tapi untuk saat ini terutama di episode kemarin, hanya seperti buang-buang waktu). Walau tidak ada perkembangan yang berarti mengenai sel Hashirama, setidaknya Boruto dkk sudah berhadapan walau hanya dengan salah satu dari si kembar empat.

Sudah sangat biasa jika musuh utama atau musuh penting dalam suatu Arc apalagi yang panjang menggunakan jurus spesial yang belum pernah dilihat penonton. Akan tetapi, serial Boruto ini merupakan lanjutan dari serial Naruto yang panjang banget dan punya sangat banyak jurus dalam serial itu. Sehingga rasanya Blogger sangat merindukan dipakainya jurus-jurus lawas yang ikonik. Masalahnya, jurus lawas yang paling sering dipakai sampai sekarang hanya Rasengan.

Jurus yang dipakai Yuuga membuat Blogger berpikir bahwa mungkin Si Kembar Empat bukan bener manusia tulen, seakan manusia eksperimen, tapi mungkin cuman asumsi sepihak Blogger aja.

BTW, Blogger berpikir bahwa tindakan Mitsuki untuk mengeluarkan ularnya untuk memperlambat lawan sangat bodoh. Saat Mugino tahan lawannya dan berpotensi Chakra-nya diambil, itu wajar karena maksudnya tahan agar Konohamaru dan Boruto bisa pakai Rasengan. Tapi kasus Mitsuki itu agak bodoh, karena Blogger pikir saat lawannya mengambil Chakra dari ular-ular itu, berarti sama aja dia ambil Chakra Mitsuki.

Episode minggu depan tampaknya sudah berhadapan dengan sisa dua dari Kembar Empat, tapi gak tahu apakah mereka akan berhadapan dengan tokoh yang namanya gak diketahui itu.

Minggu, 06 September 2020

Detective Conan episode 980

Filler.

Sebenernya episode ini gak seru, tapi Blogger menganggap filler ini menarik. Memang sudah biasa DC membahas kasus filler yang terjadi setelah kasus itu terjadi, tapi Blogger suka ketika mereka bahas ini dengan orang yang bahkan bukan pelaku maupun korban atas kasus-kasus yang telah terjadi.

Maaf salah title card.

Maaf salah lagi.

Ampun salah lagi.

Ih mana sih judul yang bener.

Nah ini title card yang bener untuk episode ini.

Tokoh 'Moriarty' disini sudah jelas terinspirasi dari Jim Moriarty di Sherlock Holmes. Sebagai filler dan hanya satu episode, Moriarty disini cukup baik, jadinya Moriarty versi DC. Hanya saja, Blogger jadi berharap bahwa ada 'Moriarty' lain yang bekerja dengan BO, atau mungkin salah satu konsumennya adalah BO. Itu bakal menarik. Sekalipun filler, itu akan menjadi menarik.

Kelihatan bahwa Moriarty adalah tokoh yang punya pemikiran licik ya. Tapi karena bukan dia yang melakukan semua kejahatan itu, dia hanya merencanakan semuanya sesuai permintaan klien, dan bukan dia sendiri yang menghasut orang untuk berbuat buruk, wajarlah jika polisi akan bingung bagaimana mau menangkapnya.

Dibanding Kogoro, Miwako lebih dibutuhkan dalam kasus ini. Iyalah, liat aja apa kerjaan Kogoro di episode ini. Miwako bahwa bisa pakai borgol gara-gara Moriary kepancing Conan yang entah sebenernya sengaja atau enggak.

Tentang pelaku dalam kasus di episode ini, Blogger udah nebak sih motif dan korbannya. Blogger gak tahu tentang bagaimana dia dipecat, atau tentang kasus tujuh tahun lalu. Tapi Blogger berhasil nebak bahwa Pelaku menaruh jebakan untuk Korban untuk balas dendam pernah gagal.

Minggu depan masih filler, dibagi perbagian pula. 

Jumat, 04 September 2020

Boruto episode 163

Ciieee yang akhirnya baru kesampaian nonton episode ini gara-gara keasyikkan nonton berbagai Haikyuu text di Youtube, dan padahal Fugou Keiji episode 8 yang baru muncul aja udah dinonton duluan ciieee~~

Uhuk.

Arc ini terasa makin membosankan. Jangan salah, di awal Arc, Blogger berpikir mungkin ini akan jadi cerita yang menarik karena bawa-bawa nama Hashirama. Jadi mikirnya kalau pun ini Arc filler, mungkin akan menarik selera Blogger. Awalannya gak masalah, ada haha-hihinya dikit lah. Tapi makin kesini, dan terutama di episode 163 ini, Blogger sudah merasa bosan. Makanya dari minggu-minggu kemarin Blogger sudah telat melulu untuk bikin entri Boruto, bukan karena malas ngetik, melainkan karena males nonton.

Memang alur ceritanya gak keluar dari sel Hashirama yang merupakan tujuan utama Arc ini, tapi bahkan kabur dari kejaran butuh satu episode, lalu masih dalam pelarian pun butuh satu episode tersendiri. Perkembangan cerita terlalu lambat sehingga membosankan. Tidak ada penjelasan yang berarti mengenai Arc ini. Padahal ketika adegan darah Mizuki berhasil menyelamatkan si cewek, itu sudah bagus sebenarnya. Blogger jadi berharap Arc ini cepat-cepat selesai lalu dibuat penjelasan tentang darah Mizuki yang ajaib.