Papa punya toko sembako di pasar, barang dagangannya ada banyak sebangsa bawang putih, ketumbar, gula, garam, mi instan, bihun, terigu, micin, kopi, sabun mandi, sabun cuci, pewarna makanan, susu, telor, dsb.
Kalau gak salah kemarin telor papa kasih harga sekilo 24.000, yang pecah sebutir seribu. Persis di depan toko papa itu ada toko khusus jual telor (ayam dan bebek). Jadi beda dengan papa yang nyetok telor cuman berapa peti, di depannya berpeti-peti. Jadi maksudnya kalau mau beli banyak atau khusus beli telor ya silakan disana aja. Langganan papa yang udah beli sama papa sebelum toko telor itu ada, masih beli di papa sih, cuman kalau lagi habis ya pindah ke depan, toh harganya sama juga.
Kemarin, saat Blogger sedang jaga sendiri, ada kejadian yang entah Si Pembeli ini stres atau cuman becanda. Terjadinya di toko telor sih, bukan toko papa. Tapi karena pas ada Blogger, ya kedengeran. Begini:
Ibu 1: "Mbak, telornya sekilo berapa?"
Mbak: "24.000."
Ibu 2 (temen ibu 1): "Pecahannya berapa?"
Mbak: "Satunya seribu."
Oke, jeda sebentar. Mungkin ada yang belum ngeh, tapi jelas pecahan sebutir harganya lebih murah dibanding sebutir yang bagus. Kalau kamu belum pernah beli telor sendiri, sini Blogger kasihtahu. Biasanya, entah di toko lain gimana, tapi selama ini Blogger nimbang telor buat orang beli itu, sekilo isinya sekitar 16 butir, tergantung besar dan kecilnya---kalau pas besar semua ya paling 15, kalau kecil semua ya 17. Sekarang anggaplah 16 butir (yang bagus) itu harganya 24.000. Kalau kamu beli yang pecah 16 butir, harganya hanya 16.000, beda 8.000 dari yang bagus. Blogger gak pernah beli telor yang pecah sih, tapi setiap hari pasti ada aja orang yang tanya dan beli pecahan. Seringnya kalau ada orang belanja terus total harganya nanggung, ya mereka bilang seribu/duaribunya pakai pecahan kalau pas ada (ini gak selalu, kadang mereka mintanya micin).
Lanjut lagi dengan toko telor ya.
Ibu 1: "Yaudah sekilo aja."
Ibu 2: *tanya temennya sambil Mbak ambil telor* "Eh ini kita jadi bikin telor dadar?"
Ibu 1: "Yaaa terserah."
Ibu 2: * ngomong sama Mbak* "Mbak, ini kan saya mau buat telor dadar, kocoknya disini aja ya."
Mbak: "Hah?"
Ibu 2: "Iya, saya pecahin telornya disini biar langsung dikocok, jadi harganya pecahan."
Gak bohong, dalam hati Blogger kaget dan bingung. Itu ibu-ibu becanda atau emang stres? Masalahnya mereka gak sambil cengengesan tanyanya, kayak beneran tanya. Blogger liat Mbak cuman ketawa miris sambil bilang 'Ya gak bisalah, bu'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar