Kamis, 30 Mei 2019

Sunflowers of Inferno, Kid saved the day

Dari pertama kedatangan Kid di film ini, Blogger udah ngerasa ada yang aneh. Apalagi dengan ledakan dan api disana-sini, Blogger sampai pikir jangan-jangan itu Kid gadungan karena Shinichi gadungan sudah pasti Kid. Lalu Blogger pikir lagi, memangnya ada yang bisa nyamar sebagai Kaito Kid dan pakai triknya? Dia bukan teroris, dia gak main api secara harafiah dan gak bakal lukain orang dengan sengaja. Sekalipun tiba-tiba Kaito Kid jadi teroris, sepertinya dia gak perlu nyamar jadi Shinichi.

Blogger merasa aneh dengan Nakamori. Bukan curiga apa ya, tapi reaksi dia aneh. Di antara semua polisi dan semua karakter di fandom ini, Nakamori adalah orang yang paling mengenal tabiat Kid yang hanya hobi mencuri dengan trik yang tidak melukai orang apalagi pakai ledakan selain bom asap. Tapi dia bisa-bisanya langsung percaya bahwa semua ledakan yang terjadi adalah ulah Kid. Malah di film ini, tampaknya yang paling yakin Kid inosen adalah Sonoko. Mungkin itu adalah kekuatan cinta.

Blogger sudah pernah bilang di entri mengenai DC lainnya, bahwa kehadiran Kid biasanya tidak menimbulkan korban jiwa dalam episode/chapter/film yang pakai dia sebagai tokoh utama. Dan itu terbukti di movie ini. Iya, memang ada tokoh tewas dalam satu adegan, tapi itu di masa lalu, bukan di kasus Kid ini. Lagian, movie 19 ini sangat memperlihatkan kebaikan hati Kid.

Kaito Kuroba memang pervert, dari manganya udah sangat jelas. Kalau hanya mengandalkan manga DC, kehidupan asli Kid dibalik jubah gak bakal tahu, karena di DC Kid datang hanya buat nyuri lalu balikin. Paling pernah cameo sesekali, tapi itu tidak kelihatan seperti apa dia sebagai anak SMA. Tapi di manga Magic Kaito, kehidupan Kaito Kuroba diperlihatkan, seperti saat dia sekolah dan alasan kenapa dia menjadi Kid. Disitu terlihat bahwa walau memang dia pervert dan cengengesan, dia bukan anak yang benar nakal, dia punya hati yang baik. Movie DC ke-19 ini salah satu bukti kebaikan hatinya, setelah movie 14.

Bagian Conan tenggelam, itu sangat serupa dengan kejadian Conan tertimbun salju di movie 15. Gak bohong, coba bandingin aja sendiri. Cuman, yang bikin Blogger seneng adalah, ketika tahu itu Conan, Kogoro langsung lompat ke air dan tangkap dia. Mungkin maksudnya sekalian selamatin lukisannya, tapi tetep aja Blogger seneng lihatnya.

Lalu tentang pelaku kasus yang terjadi di movie ini. Blogger gak suka, motifnya lebih ngaco daripada episode filler. Oke, iya, hal sederhana bisa membuat orang melakukan hal yang bagi orang lain terlalu berlebihan. Cuman, yah, yang dia lakukan itu bisa membahayakan orang yang gak ada hubungannya astaga. Jadi movie ini seakan hanya ingin bilang 'eh Kid muncul disini loh'.

Selasa, 28 Mei 2019

Diabolik Lovers, lebih bagus saat flashback

Blogger gak inget gimana bisa kenal fandom ini, pokoknya ketika sedang rajin donlot anime dan nemu judul ini langsung 'oh iya mau donlot ini juga'. Perepisodenya hanya sekitar 12-14 menit sudah termasuk lagu pembuka, lagu penutup, dan preview. Hanya ada 2 season, masing-masing 12 episode (ada 1 OVA yang gak penting). Karena sedikit, Blogger memaksa diri nonton padahal saat itu masih nonton Detective Conan sekitar awal episode 700an. Sekali lagi, karena sedikit, Blogger berhasil selesaiin dua season Diabolik Lovers dalam sehari aja.

Ketika donlot animenya, Blogger gak langsung nonton. Tapi beberapa lama kemudian nemu manganya di situs manga online. Saat coba baca, itu adalah pertama kalinya Blogger baca manga antologi. Entah karena dari awal memang gak tertarik dengan vampir atau apa, Blogger gak baca sampai selesai semua chapternya. Untuk animenya, untung singkat-singkat, karena kalau enggak Blogger males lanjutin. Jadi pengetahuan Blogger tentang fandom ini hanya dari anime.

Genre utamanya adalah supernatural dan reverse harem (ceweknya satu, cowoknya banyak. Dan dalam anime ini, cowoknya banyak banget). Gak masalah kalau ini tentang para vampir mengelilingi seorang cewek manusia yang mereka bisa tergila-gila dengan darahnya. Seenggaknya Blogger sangat berharap digali alasan kenapa darahnya bisa seenak itu bagi para vampir.

Season 1 dan 2, awal plotnya bagus kok, cuman cara ceritanya serta alasan kenapa tokoh utama bisa jadi 'wadah' dan Hawa itu sangat parah menurut Blogger. Iya tau kalau vampir pasti maunya nyedot darah muluk, tahu banget, cuman ya plotnya mana? Dibilang banyak fanservice dari para vampir yang ganteng pun juga enggak, karena mereka rata-rata sadistik. Dan tokoh perempuannya bener cuman satu, para perempuan yang lain hanya figuran yang wajahnya tidak tergambar jelas. Oh oke ada lagi deh tokoh perempuannya, tiga orang, tapi mereka ibu dari keenam vampir. Tapi maksudnya, dalam dunia harem disini, perempuannya bener cuman satu. Entah maksudnya bakal ada romance atau enggak, karena si tokoh utama tampak gak ada saingan sama sekali.

Denger-denger ini asalnya dari Otome Games? Atau bukan? Blogger gak tahu. Kalau memang iya, setidaknya untuk haremnya Blogger bisa paham, walau tetep tidak sreg dengan jalan ceritanya. Tokoh utama untungnya tidak mary-sue, itu bagus, jadi disini masalahnya lebih kepada alurnya.

Entah maksudnya sudah tamat atau belum, tapi karena di anime hanya dua season, akhir dari bagian kedua masih gantung. Entah nantinya akan ada penjelasan-penjelasan lebih lanjut atau enggak. Seperti, Blogger cukup penasaran dengan ibunya Subaru, Blogger gak ngerti apa yang terjadi saat dia masih kecil. Lalu, bagaimana keempat orang itu jadi vampir, dan itu beneran Edgar-nya Shu? Lalu bagaimana dengan ayahnya tokoh utama?

Selain pertanyaan, Blogger juga membingungkan beberapa hal, seperti misalkan tentang Ayato. Kalau dia sebegitu posesifnya terhadap Yui, kenapa dia membiarkan Yui berkeliaran sendirian? Kenapa dia bisa gak ngeh bahwa ada yang akan culik Yui? Kecuali kalau dari awal dia gak begitu posesif, maka Blogger langsung ship dia ketika ambil balik Yui.

Mungkin karena hanya sekitar 12 menit, jadi tidak bisa begitu digali untuk ceritanya, hanya banyak ditampilin interaksi para vampir dengan tokoh utama. Padahal setiap flashback yang ada itu menarik loh. Maksudnya, penonton jadi lebih paham apa yang terjadi sampai para vampir bisa jadi seperti itu. Tapi Blogger lebih mengharapkan kisah yang utuh dan nyambung, biar tahu mau dibawa kemana dan seperti apa para vampir itu. Makanya di judul Blogger tulis begitu. Cerita utamanya hanya tokoh utama disentuh dan disedot darahnya, sedangkan kilas baliknya kompleks.

Jadi target anime ini buat siapa?

Kalau untuk orang yang demen Vampire Knight, maaf banget, gak nyampe. Blogger baca manga VK, dan memang bagus, walau animenya meleset. Itu pun, anime VK masih lebih bener dari DL.

Hanya untuk fanservice orang yang demen (reverse)harem? Blogger gak tau dengan yang lain, tapi sebagai penikmat reverse harem, Blogger eneg nonton DL karena relasi para vampir dengan si cewek hanya tentang sedot darah.

Untuk penikmat Twilight Saga? Oke, Blogger benci mengatakan ini, but Twilight Saga had the better love story than DL. Iyalah, DL mana ada sisi romancenya sejauh dua season ini? Blogger pun setuju ketika ada yang bilang bahwa ini adalah semacam versi anime dari Fifty Shades of Grey.

Harapan Blogger untuk fandom ini adalah penjelasan tentang hal yang terjadi di season 1 dan 2, jangan melulu sedot darah walau iya itu adalah tabiat vampir. Gak masalah tiap episode ada sedot darah, tapi plotnya juga tetap jalan, bukan hanya tentang penokohannya aja yang diperjelas.

Senin, 27 Mei 2019

Boruto episode 108

Cieee Mirai pinter cieeee~


Blogger bener gak nyangka bahwa yang berhasil pecahin misteri hantu adalah Mirai, kirain bakal Kakashi. Tentang hantu, Blogger gak tau kalau Guy takut dengan begituan, tapi gak berasa aneh saat lihat dia ketakutan. Lalu Tenten, karena pengetahuan Blogger tentang serial Naruto hanya dari manga, jadi pikirnya dia OOC banget, gak nyangka dia sampai sebegitunya ngerjain gurunya.

Kakashi memang gak pernah nikah dan punya anak, tapi jiwa kebapakan dia ada banget. Ini di luar fakta bahwa Tenten secara gak langsung adalah murid Kakashi juga. Yang Blogger maksud adalah bagaimana dia bersikap pada Mirai dan Tatsumi. Memang gak deket, Kakashi juga bukan ngerawat mereka gimana, tapi cara bicaranya kayak sabar banget, kayak seorang bapak.

DAN GUY ITU KAYAK ANAK KAKASHI JUGA.

Hahahaha, beneran. Ketika Guy terbangun dan gak mau ngaku takut hantu lalu maksa main pingpong, Blogger teringat hubungan Amy dan Sheldon dari fandom The Big Bang Theory. Oke, beda banget sih, cuman entah kenapa bisa kepikiran gitu. Dan Kakashi bisa-bisanya ngalah, hahahah.

Blogger masih punya papa, tapi perkataan Mirai bisa Blogger pahamin. Itu tuh, saat dia bilang bahwa kalau hantu itu nyata berarti harusnya Asuma bisa datangin dia. Di angkatan Asuma, tokoh pria yang masih ada dan Blogger paling bisa ingat adalah Kakashi dan Guy. Mungkin ada yang lain, tapi saat ngetik ini Blogger cuman inget mereka. Jadi mungkin figur pengganti ayah yang paling mendekati untuk Mirai itu Kakashi, selain mungkin Shikamaru yang angkatannya beda. Makanya kalau baca fanfiksi, walau gak ngeship Kurenai x Kakashi sama sekali, tapi masih mau baca tentang Kakashi yang jadi ayah pengganti untuk Mirai.

Episode depan katanya bakal ada Choji. Ini membuat Blogger makin bingung dengan tujuan Arc (?) ini, terlepas dari perkataan bahwa katanya ini berdasarkan novel. Kemarin Kiba, sekarang Tenten, nanti Choji. Blogger seneng aja sih karena yang muncul adalah para karakter yang memang gak sering muncul, bahkan keluarga Uzumaki gak ada sama sekali disini kecuali Boruto di awal banget. Kalau dibilang tujuan episode-episode ini adalah tentang Mirai yang kehilangan ayahnya, kok gak berasa geregetnya, malah lebih ke lawak di bagian Kakashi dan Guy. Dibilang mau fokus tentang perjalanan liburan Kakashi dan Guy, kok selalu ada adegan Mirai sedih. Atau justru karena pengen hibur Mirai, makanya Kakashi dan Guy ajak dia liburan sekalian?

Omong-omong, kalau habis ini ada spin-off tentang Mirai jadi detektif, Blogger gak bakal kaget.

Minggu, 26 Mei 2019

Angelic Layer: mary-sue versi CLAMP

Angelic Layer adalah shonen manga karya Kadokawa Shoten era 1999-2001 yang dirilis oleh CLAMP. Darimana Blogger tahu? Cek wiki sonoh.

Ehem.

Gini, Blogger kenal manganya sekitar tahun 2000, mungkin sekitar 2003-2006. Itu pun Blogger bukannya punya tankoubonnya, melainkan karena adik sepupu Blogger yang pada saat itu tinggal di sebelah rumah datang bawa tankoubon volume 2 Angelic Layer. Karena dia bawa, yaudah Blogger pinjem baca. Dan sepupu Blogger itu bener hanya punya volume duanya, gak ada yang pertama, ketiga, dst. Jadi saat itu, pengetahuan Blogger tentang fandom ini terbatas disitu.

Kesan pertama Blogger saat baca (langsung di volume dua, tanpa tahu apa yang terjadi sebelum dan setelahnya) adalah gak paham tentang boneka angel yang para tokoh mainkan disana. Dibilang seru juga, karena gak paham maksudnya, ya gak bisa menikmati. Yang membuat penasaran mungkin karena di (kalau gak salah) akhir volume dua itu ada empat sosok bayangan yang salah satunya bilang bahwa tokoh utama punya kelemahan yang tidak disadari oleh si tokoh utama sendiri. Disitu Blogger penasaran. Tapi ya begitu aja. Zaman itu Blogger belum terlalu tergila-gila ke toko buku dan memang belum kenal internet, sekarang gilanya akut banget.

Sekarang, setelah kenal internet dan situs manga online, tanpa sengaja Blogger reunian dengan Angelic Layer. Agak kaget juga karena beneran gak nyari sama sekali, tetiba ketemu judulnya dan langsung terjebak nostalgia, kemudian langsung baca dari awal sampai akhir yang isinya hanya lima volume.

LIMA VOLUME.

Gak panjang, kan?
Tapi empat sosok bayangan yang memberi kesan bahwa mereka adalah empat orang terkuat dalam cerita ini ditampilkan di volume dua. Berarti maksudnya alurnya cepat gitu?

Ternyata, alurnya sama sekali enggak cepat. Waktu dipercepat beberapa hari atau seminggu itu biasa. Tapi beneran, alur Angelic Layer yang hanya lima volume itu sama sekali gak cepat, dan Blogger gak senang.

Sebelum Blogger jelasin tentang kenapa Blogger gak seneng dan tentang judul, Blogger ingin kasih tahu bahwa sebenarnya permainan Angelic Layer dalam manga ini SANGAT MENARIK. Terlepas dari para tokoh dan alur cerita, permainannya sangat menarik walau mungkin lebih mustahil dimainkan di dunia nyata.

Permainan dalam manga/anime yang terkenal contohnya adalah Duel Masters, Duel Monsters (Yu-Gi-Oh!), Beyblade, Crush Gear, Mini 4 WD (Let's & Go!!). Masih ada (banyak) yang lain sih, cuman saat ngetik entri ini, yang langsung kepikiran ya mereka-mereka itu. Kelima contoh yang Blogger sebutin ini, untuk main permainan mereka, mereka tinggal beli (atau gimana pun mendapatkannya) alat permainan sebangsa kartu dan tamiya sesuai fandomnya. Dari situ mereka bikin deck kartu sendiri. Atau kalau tamiya ya berarti rakit tamiya sesuai dus yang didapat. Begitu pula dengan Beyblade dan Crush Gear, kemampuan alat mereka sudah ada dari awal beli, tinggal diotak-atik sebelum benar dibawa ke arena. Tapi Angelic Layer berbeda.

Di manga (Blogger belum nonton animenya), dijelaskan bahwa semua boneka angel berasal dari telur. Telur yang dijual jenisnya sama semua. Lalu ada tata cara keluarin boneka dari telurnya. Itu pun bentuk bonekanya juga akan sama semua, masih polos, dan yang pasti belum ada kekuatan apa-apa. Dari situ, pemilik harus memprogram mau jadi apa si boneka ini, mau kuat di tenaga atau kecepatan atau apa. Karena boneka polos, harus dipakaikan pakaian dan rambut juga walau kalau mau beli itu diluar telurnya, anggap aja armor. Jadinya malah kayak bikin Gundam tapi ini mainan buat anak perempuan gitu ya---tapi di ceritanya Gundam bukan permainan kan?

Cara main Angelic Layer pun juga beda. Pemilik boneka ada di arena, tapi di tempat khusus, sedangkan yang benar di arena untuk bertarung hanya bonekanya. Cara mengendalikannya adalah lewat pikiran pemiliknya, jadi para pemilik pakai alat di kepala mereka untuk salurin pikiran ke boneka. Jadi pemilik harus fokus. Beda, kan? Oke mungkin ada fandom lain yang punya permainan begini, tapi sejauh ini Blogger hanya nemuin yang ini.

Sekarang kembali tentang judul dan kenapa Blogger gak suka dengan ceritanya.

Di awal cerita, tokoh utama datang ke Tokyo untuk tinggal dengan tantenya. Saat itu, dia gak sengaja lihat permainan Angelic Layer pada televisi besar di jalan, kemudian jadi SANGAT tertarik dengan permainan tersebut. Oke, sebagai orang yang belum pernah melihat begituan, wajarlah dia jadi penasaran dan tertarik. Soal ada orang yang kasihtahu ini-itu tentang permainan ini, ya skip ajalah, anggap sebagai lawakan.

Setelah tokoh utama punya boneka angel dan diprogram, dia langsung latihan dan ikut kompetisi. Sampai situ masih wajar, apalagi di pertandingan pertamanya dia kalah, wajar. Yang tidak wajar adalah hasil kompetisi.

Di kompetisi pertama, setelah pertandingan pertama, mungkin tokoh utama sudah belajar bagaimana cara main di arena yang sesungguhnya dan bukan latihan, jadi dia bisa menang. Okelah. Tapi jadi juara satu? Di kompetisi pertamanya? Beruntung banget dia!

Dari kompetisi yang itu, dia ikut kompetisi selanjutnya. Inget empat sosok bayangan yang Blogger bilang di awal? Nyatanya mereka berempat memang sudah profesional dalam permainan ini. Dan tokoh utama langsung menang lawan mereka astaganaga. Tokoh utama gak juara satu kali ini, melainkan juara dua, karena juara satunya adalah mamanya sendiri yang sudah lama gak ketemu sama dia dan sosoknya hanya melulu ngintip dari balik dinding.

Ceritanya berakhir disitu. Jadi tokoh utama hidup bareng mama dan tantenya lalu pacaran dengan seorang teman sekelasnya. Gak tahu apa kelanjutan tentang permainan Angelic Layer-nya. Walau iya mungkin tokoh utama dibuat sebagai tokoh yang optimis, tapi tidak ada ups and downs sama sekali dalam ceritanya. Cuman luruuuuss aja.

Tentang mary-sue, pertama, sudah jelas ya karena dia selalu menang (kecuali pertandingan pertama dan saat lawan mamanya). Yang kedua, selain masalah gak punya uang untuk beli kebutuhan lanjutan untuk bonekanya, semua sudah tersedia untuknya. Gak ada susahnya. Karena hanya lima volume, kesempurnaannya gak begitu terasa kecuali saat kompetisi sih.

Omong-omong, pacarnya tokoh utama itu, gini. Si Cowok itu temen sekolahnya tokoh utama di sekolah di Tokyo. Mereka berteman bertiga, dan si cowok adalah kakak dari lawan tanding pertama tokoh utama. Lalu temennya yang satu, si cewek, dia memang, yah, Blogger gak seneng dia sih, yang pasti hobinya godain dan hajar si cowok. Masalah dia bisa pacaran dengan tokoh utama, perkembangan hubungan pertemanan mereka hingga bisa pacaran itu gak ada sama sekali. Iya tahu ini bukan manga genre drama/roman, tapi dari segi alur cerita ini bener-bener gak ada penjelasan.

Entah maksudnya ini adalah spin off dari cerita lain atau mungkin ada lanjutan dengan judul lain atau gimana. Maksudnya kayak Yu-Gi-Oh dan lainnya kadang ada versi lainnya, kan, dengan karakter yang beda tapi mainannya sama. Enggak tahu deh Angelic Layer ini maksudnya begitu juga atau bukan.

Jumat, 24 Mei 2019

Akazukin Chacha: salah satu fandom pertama Blogger

Judul entri ini panjang ya, biar deh, soalnya memang bener. Berbeda dengan Harry Potter, Detective Conan, Digimon, Doraemon, Kobo-chan, P-Man, Power Rangers, Barbie, Naruto, Ninja Hattori, dan beberapa fandom yang Blogger masukin sejak kecil lainnya, Akazukin Chacha masuk dalam kategori fandom yang Blogger masukin tanpa dituntun orangtua atau ikut Koko. Beneran. Sejumlah fandom yang Blogger sebut tadi itu bisa Blogger tahu karena dikenalin oleh Mama. Sedangkan untuk Akazukin Chacha, Blogger nonton animenya (secara tidak berurutan) lewat stasiun televisi swasta zaman awal SD, dan Blogger sangat menyukainya.

Saat itu, yang pasti, Blogger gak tahu kalau itu adalah adaptasi dari manga. Jadi ketika Blogger sedang cari-cari manga sambil nunggu kelanjutan Detective Conan, Blogger nyaris keselek lihat judul beserta sampulnya. Bagi yang belum sadar, di Indonesia ini dikenal sebagai Si Penyihir Chacha. Di situs manga online yang Blogger temukan, manganya, belum selesai diterjemahin. Entah maksudnya memang gak ada bahan atau memang penerjemahnya hiatus, tapi gapapalah.

Ketika baca manganya, Blogger langsung nostalgia. Memang tidak pernah nonton berurutan dari awal sampai akhir, tapi ada beberapa adegan yang Blogger inget ada di animenya. Lucu dan bikin geregetan sendiri. Padahal kalau dari segi artwork, enggak istimewa. Jalan ceritanya juga sebenernya mungkin karena targetnya untuk anak-anak jadi cuman buat hiburan aja. Jadi kalau sekarang Blogger ikutin serialnya, dengan cara pikir Blogger yang sekarang, agak bingung aja kenapa Blogger bisa suka banget.

Karakter-karakternya gak begitu Blogger inget (berikut dengan plotnya). Hampir semua tiba-tiba Blogger inget karena lihat di manganya. Sebelum baca manganya, hanya empat karakter yang Blogger ingat dari serial ini: Chacha (iyalah, dia tokoh utamanya), Ria (nama resminya adalah Riiya, tapi sebelum baca manga dan cek wiki, selama ini Blogger tulisnya 'ria'), Sai (nama resminya adalah Shiine, entah kenapa Blogger bisa ingetnya 'sai', maap banget, beneran), dan Seravi (nama resminya adalah Seravy, dan dia adalah salah satu cinta pertama Blogger bahkan sebelum tahu Hatake Kakashi). Iya, Blogger lupa tentang Dorothy, tapi saat baca manganya, langsung inget tentang relasi Seravy dengan Dorothy.

Tentang Seravy, beneran deh, Blogger selalu inget tentang dia (bersama dengan tiga karakter lainnya). Kemudian sekitar kelas lima atau enam, Blogger kenal Nakayoshi, saat itu masih awal-awal muat manga Mamotte Lollipop (atau Sweet Lollipop), bahagia saat lihat tokoh Will muncul. Saat itu, Blogger memang bukannya mikirin Akazukin Chacha setiap saat, cuman sesekali inget, langsung teringat fandom tersebut saat lihat tokoh Will. Mereka bukan mirip, sama sekali bukan. Tapi tokoh Will spontan mengingatkan Blogger pada Seravy, dan Aquamarine seperti Elizabeth padahal beda banget spesiesnya. Malah sekarang, Blogger jadi kepikiran bahwa Nina seperti Chacha, Zero seperti Riiya, dan Ichii seperti Shiine. Perihal Zero-Riiya dan Ichii-Shiine itu lebih karena faktor rambut sih, karena sikap mereka terbilang jauh dari mirip.

Ketika entri ini dibuat, itu sudah sekitar dua bulan sejak Blogger baca manganya, tapi belum sempet nonton animenya, karena nonton ulang Detective Conan baru sekitar episode 800an.

Rabu, 22 Mei 2019

The Werewolf Game, tanpa Remus Lupin dan Jacob Black

The Werewolf Game, atau yang aslinya adalah The Mafia Game, adalah permainan menggunakan peran tertentu yang bisa dimainkan dalam satu kelompok yang setidaknya terdiri dari lima pemain, dan diperkenalkan pertama kali oleh Dmitry Davidoff pada tahun 1986, atau begitulah kata beberapa situs.

BLOGGER BELUM PERNAH MAIN THE WEREWOLF GAME SAMA SEKALI.

Beneran. Tapi, permainan-serupa-tak-sama pernah Blogger mainkan. Seperti, Blogger gak tau nama aslinya, tapi ada peran polisi-pencuri-warga-algojo-hakim-jaksa, itu sempat nge-trend saat Blogger SD. Disitu, peran pencuri jadi mirip Werewolf. Pernah juga tahun lalu Blogger main Undercover, cara mainnya agak beda sih, dan menuntut semua orang tanpa terkecuali harus berpikir keras----kapan-kapan Blogger nulis tentang ini kalau ingat. Tapi sekali lagi, untuk permainan Werewolf, Blogger belum pernah main.

Walau belum pernah main, Blogger tetap tahu cara mainnya, karena ketika sedang sangat naik daunnya di Indonesia, murid-murid Blogger selalu main itu bahkan ketika retreat, sehingga Blogger jadi tahu cara mainnya. Di Youtube banyak juga video-video permainan ini, dan kelamaan Blogger berpikir bahwa iya itu seru. Disitu Blogger mulai tertarik untuk bikin fanfiksi yang bertemakan TWG tapi para karakternya bukan 'main', makanya fanfiksi The Vampire Game muncul.

Tapi, karena pengetahuan Blogger tentang TWG hanya berdasarkan nonton orang main menggunakan kartu dan narator, Blogger jadi gak yakin bisa membuat cerita yang karakternya bukan main melainkan memang ada kasus yang harus dipecahkan. Disitu Blogger ingat pernah ada fanpage di FB yang taruh manga Jinrou Game chapter satu. Sebenarnya menarik, tapi karena mengerikan, saat pertama kali lihat itu Blogger tidak tertarik baca lebih lanjut. Nah, demi kepentingan ngetik fanfiksi, Blogger memaksakan diri untuk baca manga-nya sampai habis.

Dari sekian banyak peran yang ada di TWG, setidaknya ada tiga peran yang menarik bagi Blogger.
  1. Twins. Mungkin ada banyak versi, tapi yang jelas akan ada dua orang yang dapat peran ini. Mereka akan tahu siapa 'kembaran' mereka satu sama lain, berarti setidaknya mereka tahu bahwa kembaran mereka bukan Werewolf sehingga mereka bisa saling percaya.
  2. Cupid. Menurut situs-situs yang Blogger baca, peran ini masuk ke bad side, berarti peran pendukung kemenangan Werewolf, karena tujuan mereka harusnya memasangkan Villager dengan Villager untuk menjadi pasangan, sehingga kalau Villager yang satu mati ya berarti yang dipasangin dengannya akan ikut mati, dan itu akan mempermudah kemenangan Werewolf. Masalahnya, Cupid hanya bisa pakai kekuatannya di malam pertama, sisanya dia jadi Villager biasa, dan dia sendiri pun gak bakal tahu mana yang good side, maupun bad side
  3. Lovers. Ini beda dengan pasangan yang kena panah cintanya Cupid. Orang yang dapat kartu Lovers ini bisa memasangkan dirinya dengan siapa pun, bisa gonta-ganti pasangan tiap malam kayak playgirl/boy. Dia ada di good side, sebisa mungkin memasangkan diri dengan Werewolf, karena jika si peran Lovers ini atau pasangannya mati maka yang satu akan mati juga. Iya, dia kan gak tau siapa yang Werewolf, lalu pas di malam dia pasangin diri dengan Werewolf ternyata malah kena Werewolf ya berarti pasangannya yang adalah Werewolf itu juga ikut mati bareng dia.
Ketiga peran favorit Blogger ini tentang pasangan semua ya, entah kenapa bisa begitu. Terutama yang nomor dua dan tiga, itu bisa jadi bumerang baik untuk pihak sendiri maupun pihak lain, makanya itu jadi menarik. Penjelasan lebih lengkap tentang ketiganya bisa dicari lewat internet. Kayaknya ketiganya juga hampir gak pernah dipakai dalam permainan TWG biasa, Blogger pun belum pernah lihat permainan menggunakan ketiga peran ini di dunia nyata maupun Youtube, bisa tahu tentang mereka hanya karena manga Jinrou Game serta saat cari referensi arti peran demi bikin fanfiksi. Iya, jadi peran dalam TWG tidak melulu Villager-Werewolf-Guardian-Seer, ya, terutama kalau pemainnya di atas 15 orang. Kalau ditelusuri, peran-peran dalam TWG banyak yang menarik kok, kayak Bartender, Prince, Hunter, berbagai macam jenis Werewolf seperti Alpha-Beta-Lone Wolf, bahkan ada kartu Vampire juga. Cuman, yah, gitu, semakin banyak pemainnya bakal semakin lama juga durasi mainnya.

Senin, 20 Mei 2019

Boruto episode 107

#TIMANJING


Apa? Kamu #timkucing ? Yah, berarti kita gak jodoh /bukan.


Episode kemaren memang bikin ngakak gara-gara berhubungan dengan Icha-Icha Paradise, dan Kakashi super duper OOC sangat. Tapi episode ini agak bikin perasaan adem (tentang Kakashi) karena memang itu Kakashi banget, seperti zaman dia masih jadi guru Tim 7.

Blogger gak fangirlingin Kiba, tapi episode ini membuat Blogger sangat senang karena dia manggil Kakashi dengan sebutan 'Kakashi sensei'. Iya tau angkatan Naruto semua masih manggil Kakashi dengan embel-embel sensei, bukannya Hokage (walau saat jadi Hokage aktif) atau Rokudaime atau malah Kakashi-sama. Tapi karena ini sudah next-gen, sangat wajar kalau panggilan sensei untuk Kakashi hampir gak pernah terdengar. Dari episode kemarin, Guy manggil Kakashi hanya dengan nama, sedangkan Mirai dengan sebutan Kakashi-san. Makanya saat ada Kiba, lalu dia manggil Kakashi dengan sebutan sensei, itu Blogger seneng banget.

Dan Kakashi itu #timanjing walau dia gak bawa Pakkun dan lainnya.


Hal lain yang bikin Blogger seneng adalah karena Boruto sama sekali tidak muncul atau bahkan tidak disebut sama sekali. Gini, saat filler dengan tim lain, Boruto tetep muncul walau hanya sekedar numpang lewat untuk satu dialog. Episode kemaren dia juga muncul saat Mirai lagi OTW ketemu Kakashi dan Guy. Tapi episode ini bener-bener gak ada. Keluar dari judul utama banget sih, tapi dia memang gak ada fungsinya di tema Mirai ini.

ITU TOLONG SHINO DIKASIH PASANGAN YANG LAIN SELAIN KURAA-MA.
Kiba udah bertahun-tahun (kalau gak salah) dengan Tamaki, Shino masih jomblo. Kakashi dan Guy juga jomblo sih, tapi Shino jomblo ngenes.

Cuplikan untuk episode selanjutnya cukup membuat Blogger seneng juga, karena ada Tenten. Banyak yang gak suka Tenten, dan Blogger juga gak begitu demen dengan dia. Kalau banyak orang bilang Sakura adalah tokoh yang gak berguna, maka Blogger akan bilang bahwa Tenten masih lebih gak berguna lagi. Tapi Blogger gak benci dia, biasa aja. Dan karena ada Guy, Blogger seneng aja muncul Tenten, mengingat murid Guy yang tersisa tinggal dia dan Rock Lee.

Tentang Arc (?) beberapa episode ini, mungkin maksudnya tentang jati diri Mirai kali ya? Karena sudah dua episode berlalu dan tidak ada pertarungan yang serius. Kakashi dan Guy benar hanya liburan saja, dan tingkah mereka seperti hanya untuk lawak saja. Tapi dibilang fokus ke Mirai juga agak-agak ngambang sih.

Undercover Princess oleh Connie Glynn

Ini adalah novel pertama dalam serial The Rosewood Chronicles, karangan Connie Glynn.
Pertama, Blogger gak pernah dengar/lihat nama sang penulis sebelum memutuskan untuk mengambil buku ini di toko buku. Setelah dicek, ternyata memang ini novel debutnya. Walau debut, ternyata dia sudah lebih dulu dikenal sebagai seorang Youtuber.
Kedua, sampul depannya tidak begitu menarik, setidaknya bagi Blogger pribadi. Simpel, bersih, gak berantakan, oke sih. Cuman yah dengan judul dan sampul begitu, Blogger yakin isinya drama banget (DAN MEMANG IYA). Ketika ke toko buku saat itu, Blogger sedang incar Finale (Stephenie Garber) dan The Red Scrolls of Magic (Cassandra Clare) tapi gak nemu. Daripada tangan kosong, Blogger keliling-keliling dan memutuskan untuk beli Undercover Princess ini.
Ketiga, sinopsisnya tidak sesuai dengan isinya sama sekali, dan Blogger sebal.

Ceritanya benar-benar drama. Soal putri kerajaan, penyamaran, sosok pelindung, sekolah asrama, tanpa sihir. Beneran, untunglah tanpa sihir. Kalau ada sihir, Blogger langsung mikir ini semacam gabungan Harry Potter dan Hex Hall. Apalagi pembagian asramanya itu loh, Harry Potter banget kesannya.

Permasalahan dan klimaks yang ada cukup oke, pengembangan plotnya walau agak lambat juga cukup dipahami. Tapi menurut Blogger pribadi agak kurang seru dan atau menegangkan. Memang membuat penasaran soal siapa yang mengirim surat pada Lottie, tentang kenapa Leviathan melakukan itu, tapi tidak seru.

Klise besarnya juga ada. Itu tuh, tentang 'tokoh yang paling mencurigakan/diminta untuk dijauhi sebenarnya bukan penjahat yang sesungguhnya'.

Tentang Lottie dan Ellie, Blogger gak bisa bilang senang dengan karakter mereka. Pada pertengahan awal, Blogger suka sikap Lottie lalu merasakan ketidakkonsistenan pada Ellie. Pertengahan akhir, Lottie terasa menyebalkan, sedangkan Ellie menjadi menarik.
Soal ketidakkonsistenan Ellie itu maksudnya gini. Dari awal Ellie ingin masuk Rosewood dan bersikeras ingin jadi rakyat biasa, tapi kok bisa-bisanya dia sangat bitchy terhadap Lottie di awal pertemuan? Itu maksudnya apa? Sekali lagi, Ellie yang bersikeras mau ke sekolah ini, bukannya dia dipaksa kesitu loh.

Tentang Jamie, dia di novel ini maksudnya dijadiin tokoh untuk difangirlingin gitu ya? Penokohannya kurang greget. Blogger bisa merasakan dia menarik, tapi, gimana ya. Kayak, awal dateng udah menarik, lalu biasa aja, kemudian menarik menarik menarik, eh tetiba jadi biasa aja. Gitu. Mungkin di buku kedua akan diperjelas.

Blogger paling suka penempatan tokoh dan pembagian peran disini. Tapi dibanding jalan cerita, Blogger banyak mendapatkan soal karakterisasi di novel ini.

Status pairingnya masih tanda tanya. Apakah ini akan menjadi Ellie x Jamie, Lottie x Jamie, atau bahkan Ellie x Lottie. Buku pertama benar-benar seperti pengenalan tokoh dan situasi. Menurut spoiler buku kedua yang tersebar, Lottie adalah bi, dan itulah yang Blogger gak mau. Gini, Blogger lahir, besar, dan tinggal di Indonesia, yang secara lingkungan telah diajarkan untuk menjadi straight. Blogger gak mau permasalahin kalian yang enggak straight atau bi, itu urusan kalian, Blogger biasa aja. Tapi kalau Blogger, saat baca/nonton, pengennya mereka straight, atau setidaknya jangan bi. Iya, Blogger cengin beberapa pasangan yaoi, tapi ya sampai situ aja.

Kembali soal cinta segitiga yang entah benar iya atau enggak di novel ini, selain gak ingin Lottie bi, Blogger juga sangat mengharapkan novelisnya fokus ke jalan ceritanya, jangan terlalu digali untuk romancenya. Iya, romansa akan menambah daya tarik, tapi Blogger lebih mengharapkan drama dengan Leviathan, bukan cinta segitiga. Lagian, Ellie x Jamie itu terasa seperti Winter x Jacin di The Lunar Chronicles, sedangkan Lottie x Jamie itu mainstream.


Fiuh.

Sekarang tentang perbedaan sinopsis dengan isi novel.
Pertama, LOTTIE TIDAK TEROBSESI MENJADI SEORANG PUTRI. Versi sinopsis bahasa Inggris, dia terobsesi pada DONGENG, dan itulah yang benar. Jika dia ingin menjadi seorang putri, maka dia gak perlu mengoreksi kesalahpahaman yang terjadi di sekolahnya, dan main mengiyakan saja di awal orang salah paham.
Kedua, LOTTIE DAN ELLIE TIDAK BERTUKAR IDENTITAS. Kalau mereka benar tukaran, harusnya jadi kayak serial TV 100% Senorita dari Taiwan (di Indonesia kenalnya Twins). Mereka masih menggunakan nama Lottie Pumpkin dan Ellie Wolf. Iya, untuk beberapa adegan Lottie harus menjadi Eleanor, dan Ellie menjadi kerabat yang datang, tapi mereka tidak bertukar identitas, mereka berpura-pura. Versi sinopsis bahasa Inggris itu lebih benar, karena memang 'Lottie pura-pura jadi putri agar Ellie bisa lebih menjalani hidup sebagai gadis biasa'.

Blogger gak tau kenapa sinopsis versi Indonesia dengan Inggris beda gitu. Tapi yang pasti, kopian yang Blogger punya ini, sinopsisnya ngaco, malah terasa seperti The Prince and the Pauper.

Novel Undercover ini bagusnya sedang-sedang aja. Kalau tertarik dengan keputri-putrian, silakan baca. Dramanya bagus, Blogger suka kepribadian putri Ellie yang tidak anggun.

Minggu, 19 Mei 2019

The Eleventh Striker, bukan film kesebelas

Itu adalah movie keenambelas Detective Conan. Beneran, ke-16, bukan 11, beda dengan judul. Padahal di film ke 15, semua serba 15 termasuk judul. Sedangkan film ke 16 ini, selain tentang pelatihan keenambelas, semuanya tentang sebelas, kecuali kalau ternyata ada 16-16 yang tidak disebut secara harafiah.

Menurut Blogger, petualangan Conan di movie ini mungkin yang paling menyenangkan sekaligus menegangkan (dinilai dari 16 film) untuk tokoh Conan, karena ini adalah tentang sepakbola. Memang, dia pernah sangat menguasai materi saat film The Phantom of Baker Street, tapi ya begitu saja, dia tidak benar menjadi Sherlock Holmes, hanya masuk ke dunia yang ia gilai itu. Tapi sepakbola adalah hal favorit Shinichi selain misteri, dan Blogger sangat menikmati saat melihat Shinichi, dalam wujud Conan, bisa bermain bola tanpa khawatir mendapat curiga dia bukan anak kecil. Jadi, seakan, ia menjadi dirinya sendiri. Shinichi tampak menikmati tiap kali mendapat pelajaran tentang permainan bola, lalu menjadi 'pahlawan' karena mengaplikasikan apa yang ia pelajari di awal film ini. Makanya Blogger bilang, bahwa petualangannya di film ini mungkin yang paling menyenangkan sekaligus menegangkan bagi seorang Kudo Shinichi yang terperangkap dalam wujud Edogawa Conan.

Oke, sekarang tentang film secara keseluruhan.

Ada lima tersangka. Dalam ledakan stadion pertama kali, Blogger tahu dua orang dari Nichiuri itu bukan pelakunya. Si Bapak, di awal sangat aneh memperlihatkan foto anaknya tanpa ngasih tahu maksudnya, memang bisa jadi motif, tapi Blogger pikir bukan dia. Kemudian Pemain Bola, motifnya terlalu gimana gitu, kecuali kalau dia punya motif lain yang, seperti biasa dalam film DC baru ketahuan masa lalunya di pertengahan akhir. Sedangkan Mantan Pemain yang digiring ke kantor polisi, Blogger pikir bukan.

Payahnya, Blogger sempet pikir pelakunya KK, gara-gara kain merah yang sama dengan yang dikasih ke Conan. Jika benar dia, semua jadi klise. Tapi mikir lagi, gak mungkin, karena Anak Kecil yang di foto itu umurnya masih terlalu muda saat meninggal untuk masuk Liga Jepang.

Saat mulai ledakan stadion kedua, Nichiuri yang Cowok jelas bukan pelakunya. Pemain Bola, karena gak kelihatan sama sekali sejak ketemu Kogoro di awal, Blogger gak curigain dia. Mantan Pemain punya alibi, jadi Blogger pikir dia inosen. Lalu ada Si Bapak, dia punya motif terbesar sejauh ini, tapi Blogger masih pikir bukan dia. Dengan kata lain, di antara lima tersangka, Blogger lebih mencurigai Nichiuri Cewek.

Eeeeehh ternyata, yang dimaksud dengan pengalihan dan alibi itu malah Mantan Pemain. Tuh kan, kebiasaan DC, motif-motif terselubung baru dibuka ketika sedang dipaparin kebenarannya. Ya kalau begitu penonton juga gak bakal bisa nebak dengan sempurna.

Lagi-lagi Blogger kecewa dengan epilognya. Gak masalah kalau terungkap apa yang terjadi di masa lalu saat Shinichi main bola oleh Ran, tapi Blogger lebih ingin tentang bagaimana Kogoro-Megure-dan kepolisian lainnya mengurus bom yang ada di tempat Ran dan Sonoko, apalagi Kogoro gak tau kalau anaknya ada disitu. Pokoknya tau-tau di epilog mereka udah selamat dan bilang gak nyangka ada bom di tempat mereka.

Sabtu, 18 Mei 2019

Zordon vs William Mitchell

Kalau lihat atau dengar nama Zordon, kalau Blogger, otaknya langsung nyantol ke Power Rangers. Dan memang, entri kali ini tentang Power Rangers. Lalu, siapa William Mitchell? Dia adalah komandan di Power Rangers Lightspeed Rescue, paling terkenal dengan panggilan Kapten Mitchell. Asal tahu aja, ketika mau ngetik entri ini Blogger bahkan lupa bahwa nama depan sang kapten adalah 'William'. Makasih Om Gugel udah ingetin.

Beda kepemimpinan, beda peraturan, dan itu wajar. Ini terjadi di season 8 serial Power Rangers. Bagi yang ikutin Power Rangers dari season 1, pasti bisa langsung merasakan perbedaan besar Mighty Morphin dengan Lightspeed Rescue di episode pertama PRLR.

Zamannya Zordon, ketika ia merekrut lima remaja sebagai tim Power Rangers pertama, setidaknya dia kasih dua peraturan: tidak boleh pakai kekuatan Ranger untuk kepentingan pribadi, dan harus merahasiakan identitas sebagai Ranger. Peraturan pertama masih dilakukan sampai season 26 yang sedang tayang, karena hal klise yakni orang yang terpilih menjadi Ranger BIASANYA adalah orang baik atau orang yang kemudian menjadi baik. Sedangkan peraturan kedua, sama sekali tidak dipakai di season 8.

Balik sebentar ke In Space, pada episode terakhir, mereka mengabaikan peraturan nomor dua dari Zordon. Tapi itu bisa diwajari, karena maksudnya biar warga jangan terluka lebih lanjut. Tapi toh setelahnya, di Lost Galaxy, walau tidak ada yang menyuruh atau memberitahu, Galaxy Ranger merahasiakan identitas mereka sampai akhir.

Bagaimana dengan PRLR?

MEREKA MALAH BERUBAH JADI RANGER DI HADAPAN ORANG BANYAK PADA EPISODE PERTAMA.

Kacau. Dan Kapten Mitchell sama sekali tidak mempermasalahkan itu, atau setidaknya tegur atau apa lah. Kenapa enggak berubah dari markas lalu keluar ke jalan sudah jadi Ranger? Kenapa tidak mengevakuasi seluruh warga yang sedang ada di jalan itu, setelah kosong, baru jadi Ranger? Kenapa harus dipamerin?!

Di universe mereka, kelima orang itu terutama Dana sadar bahwa ada generasi Power Rangers sebelum mereka, yang identitas selain Space Ranger dirahasiakan, kenapa gak diikutin?! Karakter Joel itu dapat dipahami dan wajar, sifatnya realistis di dunia nyata. Kalau setelahnya dia menjadi sok hebat, itu wajar, karena dari awal sifatnya seperti itu. Masalahnya, ketika mereka berlima berubah jadi Ranger dihadapan orang-orang, yang menyebabkan warga tahu mereka adalah Power Rangers, Joel bisa jadi makin besar kepala. Omong-omong, yang Blogger permasalahkan adalah warga biasa ya, bukan orang-orang di markas.

Di Mighty Morphin, peraturan dari Zordon tentang tidak boleh pakai kekuatan semena-mena, Blogger paham maksudnya. Tapi tentang harus merahasiakan, Blogger gak paham kenapa saat itu. Maksudnya, ya kalau ketahuan kenapa? Toh setidaknya kalau identitas mereka diketahui, warga bisa langsung kontak mereka kalau ada monster, atau para guru akan memaklumi kalau mereka gak masuk sekolah. Kemudian, Blogger nonton (ulang) episode 8 PRLR, dan menjadi paham, bahwa itu adalah salah satu konsekuensi terlanggarnya aturan Zordon nomor dua.

Pertama kali nonton episode 8 itu, Blogger masih sekitar SD, dan tidak ada subtitle, dubbingnya pun masih asli bahasa Inggris, jadi Blogger gak bener-bener paham apa yang terjadi antara Chad dan Brian si berandal. Sekarang, Blogger nonton ulang, dan baru paham. Brian yang tahu bahwa Kelsey dan Chad adalah Ranger Kuning dan Biru, nantang Chad berkelahi sambil bilang bahwa mereka gak bisa apa-apa tanpa kekuatan Ranger. Itu, makanya Zordon suruh generasi pertama rahasiain, biar Ranger jangan terprovokasi warga umum seperti yang nyaris dilakukan Kelsey. Seenggaknya, kalau identitas mereka masih rahasia, Brian hanya akan cengin pemuda-pemudi yang mereka temukan seperti dia cengin pasangan yang lain. Nah, karena dia tahu mereka Ranger, jadilah seperti itu.

Menjadi Ranger yang harus melawan monster dan membantu warga dengan jam kerja yang tak menentu sambil menjadi warga normal saja sudah sulit, sekarang Ranger di season 8 harus dihadapkan tatapan mata warga yang telah tahu mereka Ranger. Tim ini harus siap kalau suatu saat ada yang memang gak demen sama mereka lalu dengan sinis bilang 'kan kamu Power Ranger, gini aja kok gak bisa?', atau 'mentang-mentang Ranger, sombong banget.' , dan sejenisnya. Mungkin itu bisa melatih mental dan ketulusan Ranger atau apa, tapi itulah dia, Zordon gak ingin timnya pusing soal itu.

Kapten Mitchell, bagi Blogger, tetap adalah salah satu mentor terbaik yang dimiliki Power Rangers. Dia bisa ambil keputusan ini-itu dengan benar, serta melatih para Ranger sesuai bidangnya. Dia setia memantau anak buahnya, dan tidak pilih kasih walau Dana (dan setelahnya Ryan) adalah anaknya sendiri. Dia tahu kapan harus jadi komandan, kapan harus jadi seorang ayah. Karakterisasinya baik, mungkin lebih baik dari Zordon.
Hanya saja, minusnya cuman di bagian bahwa dia tidak melarang Ranger membeberkan identitas mereka.

Kamis, 16 Mei 2019

Tessa Gray, lebih Mary-Sue daripada Clary dan Emma

The Infernal Devices sampai saat ini masih menjadi serial terfavorit Blogger dari semua karya Cassandra Clare, sedangkan The Dark Artifices itu maksudnya bukan yang paling buruk tapi memang Blogger paling tidak suka yang serial itu. Tapi semua karya Cassandra Clare yang Blogger baca suka semua kok, cuman bintangnya aja ada yang lebih banyak dari yang lain.

Yang membuat Blogger sangat suka TID dibanding yang lain adalah karena Will dan Jem adalah pasangan parabatai terbaik yang ada di Shadowhunter Universe. Itu pendapat Blogger. Kisah per-parabatai-an mereka ini diceritakan sangat baik, mungkin karena masing-masing dari mereka berdua punya kisah kompleks. Sedangkan kasus Jace dan Alec, yang kompleks hanya Jace---bukan berarti Alec gak kompleks, tapi bagi Blogger itu gak sebanding. Lalu soal di TDA, gak usah diomonginlah. Hal lain yang membuat Blogger seneng TID adalah karena dia prekuel atau awal mula dari cerita utama yakni The Mortal Instruments, jadi setiap nemu nama orang atau marga yang ada di TMI tersebut di TID, Blogger langsung berfangirlingan sendiri. Hal berikutnya, ini menurut Blogger, tapi dari serial yang lain, karakterisasi tokoh TID adalah yang paling baik, feelnya nyampe semua.

Secintanya Blogger pada Will Herondale serial TID, Blogger sangat gak suka dengan tokoh Tessa Gray yang menjadi tokoh utama di serial ini.
Tunggu, memang sih Blogger hampir gak pernah menjadikan tokoh utama sebagai tokoh favorit, malah lebih sering masuk daftar tokoh yang kurang disenangin. Tapi khusus untuk Tessa, yah, dia renking satu untuk tokoh TID yang Blogger paling gak suka. Blogger juga gak seneng dengan karakter Clary dan Emma, mereka semua sangat terasa mary-sue atau terlalu sempurna, tambah lagi mereka menyebalkan. Padahal penokohan selain ketiga tokoh utama ini bagus-bagus banget loh, porsi setiap orang pas, tapi kenapa tokoh utamanya, yang kebetulan perempuan semua, dibuat begitu sempurna?

Sebenarnya, di Clockwork Angel, Blogger seneng dengan Tessa, dan turut bersimpati atas apa yang dia alami. Apalagi dia senang membaca, berarti setidaknya dia tidak seegois Jessamine yang karakterisasinya sangat kuat dari awal sampai akhir. Tapi, di Clockwork Prince, Blogger mulai gak suka dengan Tessa, karena dia begitu plin-plan tentang dia maunya sama Will atau Jem. Gini, wajar kalau orang suka lebih dari satu orang dan bisa pas orang-orang tersebut suka balik, dan itu terjadi pada Tessa. Blogger gak masalah, karena berarti salah satu konflik sampingannya ya itulah. Tapi, di novel kedua itu, tampak seperti Tessa ingin kedua orang itu. Kacau. Yah, setidaknya di bagian-bagian terakhir Tessa berhasil 'menepis' Will dan berusaha fokus untuk tetap dengan Jem. Tapiiii, Clockwork Princess adalah puncak ke-mary-sue-an Tessa Gray, karena ujungnya memang dia mendapatkan keduanya.

Oke, gak di waktu bersamaan sih, tapi Tessa-nya sendiri yang bilang bahwa dia gak bisa mencintai Will kalau gak mencintai Jem. Mungkin maksudnya dia mencintai kedua cowok itu sebagai satu pribadi atau apa, Blogger gak tahu. Tapi yang pasti Tessa mengakui bahwa dia cinta keduanya. Wajar, oke, tapi lu harus milih, woi, jangan mentang-mentang keduanya mau sama elu dan masing-masing mau ngalah sama yang lain lantas lu ayok aja, gimana sih. Hidup ini gak seindah dan semudah itu ferguso. Iya, Jem 'mati', makanya Tessa bisa nikah dengan Will. Tapi Tessa bilang dia masih teuteup selalu cinta Jem. Kalau dia pengen setia, ya berarti dia akan tetep nunggu Jem aja. Jangan mentang-mentang setelah Will mati kemudian Jem balik lantas elu jalan sama dia lagi.

Clary, dia mary-sue. Cinta segitiga itu wajar. Cewek suka sama cowok yang baru dia temui tanpa sadar teman kecilnya selalu suka, itu klise, tapi Clare berhasil membuat versinya sendiri. Setidaknya, antara Simon dan Jace, Clary bisa belajar untuk milih. Lalu Sebastian atau Jonathan atau siapa pun itu, Clary tidak dengan atas dasar cinta. Jadi kasusnya beda dengan Tessa.

Emma, entahlah, Blogger tetap berpikir dia sama mary-sue-nya dengan Clary. Tapi apa pun yang dia lakukan di TDA, itu karena dia belum sadar dan berusaha menyangkal, beda dengan Tessa yang sadar dan ingin keduanya.

Mengenyampingkan tentang betapa tidak sukanya Blogger terhadap Tessa Gray, jalan cerita The Infernal Devices itu sangat baik. Secara berurutan, serial novel ini Blogger kasih 6, 5, 5 dari 5 bintang. Novel ketiga tetap Blogger kasih nilai lima, karena Blogger seneng bagian akhir dimana ada narasi yang menceritakan soal rumah tangga Will dan Tessa dan itu manis, serta sinkronisasi dengan TMI. Apalagi di edisi yang Blogger punya, pembatas bukunya bagus. Kalau bukan karena hal-hal tersebut, Blogger sudah akan kasih sekitar 4.94, salahkan Tessa ya.

Selasa, 14 Mei 2019

Berbuat baik, tapi dipamerin

Pencetus entri ini adalah saat makan siang, Blogger nonton berita infotaimen tentang ada artis yang nyamar jadi orang kekurangan dan minta-minta ke jalan, habis itu orang yang kasih sedekah dengan 'baik' misalkan kasih makan atau apa, artis ini setelahnya bakal kasih uang. Lalu acara infotaimen ini menyuguhkan beberapa video lain tentang aksi serupa para artis yang kebanyakan Youtuber.

Berbuat baik ya memang bagus, apalagi untuk orang yang membutuhkan. Kalau direkam lalu dibagikan? Bagi Blogger itu agak aneh.

Gini, video-video yang ditampilkan di acara infotaimen itu, semuanya direkam oleh kru si artis, dengan kata lain memang dari si artis ini yang pengen aksinya direkam lalu jadi konten di misalkan akun youtube-nya. Dari proses edit ini-itu, semua dari si artis dan atau krunya. Berarti video tersebut dibuat secara sadar dan sengaja. Terlepas dari dia sebenarnya tulus berbagi atau enggak, bagi Blogger, mereka terlihat pamer---berbuat baik kok harus dipamerin? Mungkin maksudnya biar kasihtahu bahwa berbuat baik ada banyak cara dan salah satunya dengan cara begitu. Tapi tetep, kenapa harus dipamerin?

Lain kalau misalkan saat sang artis nyamar dan berbuat baik, tahu-tahu ada orang sebut saja XYZ sadar bahwa orang itu adalah artis kemudian direkam-masuk sosmed-viral. Memang ada kemungkinan XYZ masih kru artis yang bersangkutan, tapi ini masih bisa terlihat tulus.

Blogger bukan bermaksud nyinggung atau suruh orang berhenti berbagi kebaikan. Bukan gitu. Blogger hanya ingin kasih pendapat tentang para tokoh publik yang ngakunya enggak pencitraan tapi yang mereka lakukan terlihat seperti pencitraan. Ini murni pendapat Blogger, mungkin seiring berjalannya waktu bisa berubah pikiran. Tapi untuk saat ini, ya begitu.

Senin, 13 Mei 2019

Boruto episode 106

HAHAHAHAHAH KAKASHI ASTAGA HAHAHAHAHAH


Ehem.

Pertengahan awal episode ini memang kebanyakan omong. Untung ternyata bukan oneshot, karena kalau oneshot ini bakal agak ngebosenin.

Agak gak nyangka bahwa Mirai bisa kayak OOC, padahal emak-bapaknya kayaknya kalem, kok anaknya bisa kayak gitu. Tapi mengingat sepupunya yakni Konohamaru juga pernah lebai, yaudah mungkin memang keturunan Sandaime punya bibit lebai. Mirai juga lebih kelihatan seperti cowok daripada cewek, sejak tadi nonton berusaha untuk ingai bahwa dia perempuan.

Di awal, Shikamaru sudah kasihtahu Mirai bahwa dia selalu mikir terlalu jauh, dan setelahnya di episode ini menunjukkan bahwa memang dia mikir kejauhan. Blogger paham perasaannya, tapi gimana gitu. Dan inner Mirai malah menunjukkan dia cocok jadi murid Guy, hahahah. Mungkin Mirai gak bisa menjadi 'orang biasa'. Dan jika misi, mungkin dia hanya jago saat benar berkelahi secara bebas tanpa strategi lebih lanjut serta sebab-akibat. Dia jadi kebalikannya Shikamaru yang lebih jago menilai situasi daripada benar bertarungnya.

Jangankan Mirai, Blogger saat nonton juga kirain 'tempat keramat' yang dimaksud Kakashi dan Guy berhubungan dengan misi yang sesungguhnya. Ternyataaaaaa semua memang kembali ke Icha-Icha Paradise!! Gak bohong Blogger ketawa ngakak di sekitar menit kelimabelas. Kacau HAHAHAHAHAH. Gak nyangka kok Guy bisa-bisanya mau nemenin Kakashi ya? Kalau cuman sekedar nemenin pergi kesana okelah, tapi ikut bahagia juga saat Kakashi nemuin tempat keramatnya astaganagakeceburdigot! Jadi disitu Blogger berpikir bahwa Guy memang orang yang paling bisa menjadi sahabat Kakashi.

Lalu Mirai pakai acara nanya soal Icha-Icha Paradise. HAHAHAHA kacau. Pokoknya setelah pulang dari nemenin Kakashi dan Guy ini, jika Kurenai menemukan buku Icha-Icha di rumahnya, SALAHKAN KAKASHI DAN GUY!

Di bagian preview, gak ada insiden bahaya, mungkin memang ini tentang liburannya Kakashi dan Guy aja. Kalau gak salah ini berdasarkan novel, ya? Blogger belum pernah baca dan nemu sih.

Eh iya, bagi yang enggak ngeh, saat Mirai pantau Kakashi dan Guy makan malam, itu ada dikasih lihat cara Kakashi makan loh, beneran. Jadi dia buka kain penutup muka, lalu nyuap, langsung tutup lagi. Cepet banget. Enggak diperlihatkan secara jelas, tapi Blogger bisa lihat rahang telanjangnya Kakashi dari samping.

Omong-omong, di awal episode, ada perkataan bahwa nemenin Kakashi dan Guy ini bisa lebih penting dari misi tingkat S. Disitu Blogger jadi keinget fanfict Masker.

Kamis, 09 Mei 2019

Angkot disuruh Cepatan

Tentang judul, maksudnya bukan Blogger yang nyuruh angkot biar cepetan, ya, tapi tentang seseorang yang entah simpen otaknya dimana sampai pernah ngomong begitu ke Blogger.

Ini adalah semacam uneg-uneg masa lampau, yang sampai sekarang masih Blogger inget karena ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, mungkin ada yang lain yang alamin juga.

Sampai pertengahan 2017 lewat sedikit, Blogger masih tinggal di Bekasi. Saat itu, walau sudah punya ponsel pintar, tapi belum kenalan dengan ojek online, alias kemana-mana bener masih naik angkutan umum dari kuasi-metromini-busway. Sekali lagi, saat itu Blogger tinggal di daerah Bekasi. Karena Kristiani, berarti setiap hari Minggu Blogger pergi ke gereja, yang mana gereja Blogger itu di daerah Jakarta. Kalau naik mobil pribadi, perjalanan bisa sekitar 50 menit KALAU GAK MACET/TUNGGU KERETA LEWAT. Nah kalau naik angkot, itu belum termasuk dia ngetemnya.

Sekitar tahun 2008-2009, dengan kata lain bertahun-tahun sebelum Blogger kenal ponsel pintar dan ojek online, Blogger dijadikan bagian panitia suatu acara komisi remaja di gereja. Bagian Blogger sederhana, yaitu seksi doa. Dengan kata lain, Blogger dan orang-orang seksi doa lainnya tidak perlu pusingin apa-apa, karena yang penting kami bantu dalam doa (tunggu, gini, kepanitiaan itu banyak bagiannya, dan seluruh anggota remaja harus jadi panitia. Tapi jumlah bagian seksi dan jumlah anggota remaja jelas gak sebanding, maka yang tidak jadi panitia inti akan menjadi seksi doa) sambil bantu dikit-dikit kalau memang dibutuhkan. Berarti, ketika kami telat di hari-H, harusnya itu tidak jadi masalah karena kami bukan orang yang harus berurusan dengan panggung atau bagian yang harus tatap muka dengan tamu. Tapi, walau begitu, Blogger berusaha untuk gak telat. Hanya mentang-mentang jabatannya enggak dikejar waktu, Blogger gak mau telat, karena toh lima belas menit sebelum acara mulai kami akan doa bareng.

Nah, di hari-H, Blogger berangkat dari rumah dua jam SEBELUM JAM DOA. Berarti 135 menit sebelum acara mulai. Seperti biasa, dari rumah, Blogger harus nyebrang untuk bisa naik kuasi setidaknya 20-30 menit lalu nyambung metromini 30-40 menit, kemudian jalan kaki setidaknya 10 menit menuju gereja. Blogger naik metromini itu dari tempat mereka mangkal, jadi kalau belum penuh ya gak bakal jalan---itu yang membuat Blogger sebel.

Selama di kuasi gak ada masalah. Malah sempet mikir, kalau jalan lancar, maka Blogger bakal kepagian. Tapi ternyata, sampai di pangkalan metromini, semua masih kosong. Berarti harus nunggu lama. Mungkin nyaris dua puluh menit cuman sampai supirnya mau nyetir.

KOK GAK NAIK TAKSI AJA?

Pertama, mahal. Pernah nyoba loh, beneran, hampir seratus ribu, dan Blogger tidak sekaya itu.
Kedua, sebenarnya kalau udah kepepet banget (karena jamnya juga sebenarnya masih pagi, Blogger berusaha gak panik), mungkin Blogger akan cari taksi. Tapi Blogger inget banget, di hari itu, gak ada satu pun taksi kosong yang lewat.

KOK GAK NAIK OJEK AJA?

Maaf, Blogger pakai rok. Perjalanan jauh serta pakai rok dan tidak bawa jaket, makasih. Dan lagi, gak ada ojek yang mangkal disana saat itu.

KOK GAK NAIK MOBIL PRIBADI?

Gak ada supir. Satu-satunya orang di rumah yang bisa bawa mobil hanya papa, tapi saat itu papa hari Minggu masih kerja, jadi gak bisa antar.

Oke, lanjut lagi ya.

Supir metromini kalau nyetir memang angot-angotan, kadang bisa lelet banget, kadang tiba-tiba ngebut---biasanya kalau ada saingannya. Karena Blogger naik dari pangkalan, kursi sudah penuh, jadi selama beberapa belas menit pertama gak ada kata ngetem. Lalu entah kena sial apa, setelah lewat satu titik, kena lampu merah terus menerus. Setidaknya harus kena dua kali lampu merah di satu jalan dulu baru bisa lewat. Memang ada beberapa area yang Blogger sampai hapal mereka lampu merahnya lama, dan disitu Blogger kena juga.

Dan beberapa belas kilometer sebelum sampai posisi Blogger turun (untuk jalan kaki selama 10 menit), metromini harus lewatin rel kereta api. Sudah biasa sih kalau kena halang palang setidaknya dua kali disitu, karena memang ramai. Tapi Blogger inget, pada saat itu, mungkin lebih dari lima kali. Bayangkan betapa lamanya disitu.

KENAPA GAK TURUN DAN LANGSUNG JALAN LEWATIN REL?

Gini ya, pertama, gimana kalau tiba-tiba keretanya lewat saat Blogger masih di tengah jalan rel?
Kedua, untuk jalan kaki sampai gereja dari posisi rel itu masih lumayan banget dan kondisi kesehatan Blogger enggak sebagus kamu. Dan kalau maksudnya jalan lewatin rel lalu nyambung kendaraan lain, memangnya saat itu kamu mau nalangin ongkosnya? Sekali lagi, Blogger enggak sekaya itu.

Jadi saat itu, jam tangan Blogger sudah menunjukkan setidaknya 15 menit sebelum mulai acara, dengan kata lain panitia lain sudah mau mulai doa. Blogger berusaha untuk tetap tenang, karena sekali lagi, di acara tersebut Blogger gak kena tugas penting apa-apa, jadi Blogger gak perlu ngejar waktu.

Eeeehh tiba-tiba, Blogger ditelpon oleh ketua panitia. Tolong diketahui, ketua panitia ini tidak sama dengan ketua komisi remaja, dia juga bukan pengurus remaja sama sekali. Jadi kalau dia sampai panik, Blogger paham, tapi tolong otaknya dipakai juga, gitu.

Kurang lebih kata-katanya seperti ini.

Dia: "Blogger? Udah sampai mana?"
Blogger: "Masih di angkot, nunggu kereta lewat, sebentar lagi sampai."
Dia: "Wah, bisa dipercepat gak?? Kita udah mau mulai doa nih!"
Blogger: "Iya ini masih di dalam angkot, daritadi kereta lewat mulu!"
Dia: "Yaudah pokoknya cepetan ya!!"

ANU, GIMANA KALAU LU SENDIRI AJA YANG NGOMONG SAMA SUPIRNYA BIAR SURUH CEPET??

Entah dari dialog tersebut Blogger-nya yang salah paham atau dianya yang salah pengertian. Tapi yang Blogger bikin cetak miring itu gak beneran diucapin ya, karena habis dia suruh cepetan itu Blogger matiin hapenya.

Sejak tinggal di Jakarta, Blogger udah hampir gak pernah naik angkot, karena kemana-mana pesen ojek/taksi online. Kalau pas ada urusan di Bekasi, barulah Blogger naik kuasi sebelum dan setelah naik kereta. Tapi posisi rumah Blogger di Jakarta ini dikelilingi rel kereta. Ya bukan pas bener di kiri-kanan-depan-belakang, tapi kalau mau kemana-mana harus lewatin rel kereta dulu. Mending kalau perginya sendiri naik ojek, kalau pas pesennya mobil berarti pulang-pergi masih lewatin rel macat-macat. Huft.

Tapi Blogger gak pernah nemuin manusia lain yang seperti Si Ketua Panitia, sih, baguslah.

Rabu, 08 Mei 2019

No Exit, a manga by Haruhi Seta

Nama lainnya adalah Deguchi Zero, atau Zero Exit, atau beberapa judul alternatif lainnya. Ini adalah salah satu manga favorit Blogger, yang Blogger yakin dan percaya sangat banyak yang gak kenal manga ini. Blogger kenal manga No Exit ini dari majalah komik (manga) Nakayoshi, yang ketika manga ini sudah sampai chapter kesekianpuluh tiba-tiba Nakayoshi gak terbit lagi. Ketika Nakayoshi sudah gak ada sedangkan manga ini masih lanjut, Blogger menderita parah, karena saat itu di situs manga online manga ini mandek di chapter 4 semua (ketika entri ini ditulis pun baru sampai chapter 16). Entah berapa lama kemudian Blogger lupa, versi tankobon-nya muncul, berarti Blogger harus ngikutin dari volume 1 chapter 1. Entri ini mulai diketik tepat setelah Blogger baca volume 10 chapter 40 (volume 11 baru keluar tapi Blogger belum ke toko buku), dan itu sudah mulai mendekati chapter yang terakhir kali nongol di Nakayoshi, mungkin sekitar 3 volume lagi.

Bagi para anime lover dan fanficcer, gak usah nyari anime dan atau fandomnya di ffn ya, karena memang gak ada, atau belum ada setidaknya ketika entri ini mulai diketik. Artwork-nya kurang menarik (sekali lagi, Blogger tahu manga ini karena bagian dari Nakayoshi, kalau karena iseng-iseng nyari online juga gak bakal tertarik dengan gambarnya), terlalu banyak yang hitam padahal katanya tergolong shoujo, mungkin karena salah satu genrenya adalah horor/thriller. Kalau dibuat sebagai anime, mungkin Blogger akan mendapat kesan seperti Vampire Knight.  Sedangkan di fanfiction dot net, ENGGAK TERDAFTAR IIIIHHH SEDIH BANGET PADAHAL BANYAK IDE SERUPA SURAT UNTUK MEREKA!!!

No Exit, atau Deguchi Zero, ceritanya tentang seorang anak perempuan masuk ke sekolah khusus akting. Dia dan orang-orang seangkatannya harus berakting secara sangat nyata dalam kehidupan mereka, dan gak bisa keluar dari lingkup sekolah kecuali kalau berhasil lulus yang mereka beri nama 'debut'. Mereka dikemplang habis-habisan, setiap kesalahan yang mereka buat itu hukumannya kejam parah banget. Kalau mereka sampai di drop out, maka akan ada kemungkinan eksistensi mereka bakal direbut oleh orang lain dan kamu harus hidup sebagai peran lain seumur hidup. Karena, seperti yang tadi Blogger tulis, hanya bisa keluar sekolah kalau berhasil debut. Drop out versi sekolah ini beda dengan drop out versi sekolah pada umumnya. Kalau mereka berpikir akhirnya mereka sudah keluar dari lingkungan sekolah padahal belum lulus, coba diteliti lagi.

Dengan mengenyampingkan soal artwork (karya Haruhi Seta memang kayak begitu sih gambarnya, cuman yang ini mungkin yang paling hitam yang Blogger tahu, sekaligus ceritanya yang paling menarik), secara keseluruhan yang sudah Blogger baca itu menarik. Banyak tanda tanya yang terus bertambah, ada teka-teki yang sudah terjawab tapi menimbulkan pertanyaan baru. Jadi untuk ukuran shoujo, ini sama sekali gak manis, malah bikin tegang dan penasaran untuk tahu bagaimana kelanjutannya.

Hanya saja, kalau setelah ini ada yang tertarik untuk baca dari chapter satu, kalian harus sabar. Karena memang chapter-chapter awal itu agak membosankan gimana gitu. Blogger pun baru benar-benar tertarik ketika anak-anak angkatan tokoh utama naik ke kelas dua.

Di manga ini, Blogger paling demen sama Reiji Mochizuki. Blogger juga ngeship banget dia dengan Yuhi Akabane. Omong-omong, kalau pada penasaran tampang Reiji Mochizuki, agak susah dicarinya, yang ada malah om gugel bakal arahin ke Ryoji Mochizuki dari Persona 3, padahal karakter dan fandomnya beda banget. Yah, maklum deh, kalah tenar jauh sih.

Selain No Exit, masih ada beberapa manga lain yang belum tamat di edisi terakhir Nakayoshi. Tapi di antara mereka semua, yang Blogger minatin untuk teuteup cari lanjutannya hanya yang satu ini.

Senin, 06 Mei 2019

Boruto episode 105

Blogger gak suka.

Beneran.

Blogger belum nonton terlalu banyak anime, sih, tapi mungkin memang setiap beberapa episode sekali bakal ada episode khusus seperti kilas balik doang. Kalau anime-nya panjang ya berarti setiap beberapa puluh sekali. Dan kalau gak salah hitung, dengan episode 105 ini, maka anime Boruto udah ada episode kilas baliknya dua kali. Isi episodenya gak bener copy paste dari episode-episode sebelumnya sih, mereka tetep nyisipin cerita yang membuat adanya kilas balik ini, tapi tetep aja Blogger kurang suka.

Kilas balik pertama dalam anime ini adalah ketika angkatannya Boruto mau ujian Chuunin. Tepat episode sebelum ujian dimulai, guru pada Next Gen minum sambil ngobrol mengenai perkembangan para murid. Disitu walau gak detil tapi banyak kilas baliknya.

Nah, yang kedua ini, intinya ada pada Mitsuki. Iya tahu beberapa episode belakangan Blogger hobi nanyain keberadaan Orochimaru, tapi ya gak gitu juga lah.

Jadi ceritanya di episode ini Mitsuki gak enak badan, makanya konsultasi ke dokter Orochimaru. Ini wajar. Lalu sang dokter Orochimaru periksa kepala Mitsuki. Masih wajar. Orochimaru mau lihat ingatan Mitsuki sejak kasus Ohnoki karena Mitsuki bilang mulai berasa gak enak sejak itu. Wajar. Yang bikin kesel adalah, eeeehhh ternyata malah nostalgia kilas balik sampai akhir episode.

Mungkin ini semacam filler untuk menuju Arc baru, sekaligus memperlihatkan perkembangan Mitsuki. Mungkin. Dari sejak sadar ini adalah semacam episode kilas balik, Blogger udah geregetan pengen skip-skip aja, tapi ternyata Orochimaru ada banyak komentar tentang apa yang dia lihat, jadinya Blogger gak bisa main skip.

Untungnya, seperti yang Blogger bilang, kilas balik ini ada ceritanya kenapa mereka ber-kilas-balik-ria, gak cuman sekedar kasih lihat kisahnya sudah sejauh mana.

Tentang preview, sekalipun ada tampang Kakashi, Blogger gak sampai jerit, karena memang sudah tahu. Di facebook, Blogger sudah dapat kabar bahwa Arc selanjutnya berdasarkan novel, dan tokoh pentingnya adalah Mirai, Guy, dan Kakashi. Jadi fangirling gila-gilaannya sudah saat dapat kabar itu, tinggal tunggu harinya aja.

Kamis, 02 Mei 2019

Tamat, Tapi Ada Lanjutannya

Entah sudah berapa banyak jumlah novel yang Blogger baca, yakin juga pasti banyak yang bacaannya berkali lipat dari Blogger. Dari semua novelis yang karyanya sudah Blogger baca, setidaknya ada dua yang menganut prinsip 'tamat tapi ada lanjutannya'. Maksudnya gini, jadi mereka bikin serial namanya ABC, setelah ceritanya selesai tiba-tiba mereka bikin serial DEF yang berlatar setelah atau sebelum atau barengan dengan ABC, atau semacam panduan/ensiklopedia khusus fandom bersangkutan----'universe'-nya sama. Enggak salah, itu hak mereka, dan Blogger sebagai penggemar serial yang dimaksud pun senang dapat asupan terus. Tapi, sesenengnya Blogger, tetap aja sesekali mikir 'buset, itu orang belom bisa move on dari universe ABC apa?'.

Sampai sini mungkin udah ada yang kepikiran salah satu atau mungin kedua novelis yang dimaksud, atau mungkin ada yang kepikiran novelis lain selain yang Blogger pikirkan saat ngetik entri ini. Keduanya cukup terkenal walau belum tentu semua orang udah baca karya mereka. Kedua orang itu adalah Rick Riordan dan Cassandra Clare. Kalau novel-novel yang Blogger baca dijumlahkan berdasarkan pengarang, maka novelnya Riordan itu yang paling banyak gara-gara dia punya banyak semacam guidebook, disusul Clare. JK Rowling juga bikin buku dalam novel sih, tapi jumlahnya tetap kalah dibanding novelnya Clare. Dan kita gak ngomongin tentang jumlah halaman.

Disini bukan maksudnya nyindir, sekali lagi Blogger senang dapat asupan terus-menerus.
Mungkin Riordan pernah buat buku yang gak nyambung dengan Percy Jackson sama sekali, atau Clare diluar Pemburu Bayangan, mungkin, Blogger gak tau. Tapi yang pasti, kedua fandom tersebut walau tidak sampai sebesar Harry Potter, merupakan 2 (dari sekian banyak, mungkin) fandom yang selalu dapat asupan yang baru.

Tentang dunia Percy Jackson, awalnya Blogger sama sekali gak tertarik, benar-benar. Koko punya novelnya pertama sampai ketiga, dan Blogger yang saat itu novel yang baru dibaca hanyalah Harry Potter - The Hunger Games - Divergent kepengen baca novel lain tapi begitu liat artwork yang ada dalam novel PJO langsung gak minat. Lagian, saat itu, pikirnya judul setiap bab kok begitu banget---padahal sekarang demen novelnya Riordan salah satu alasannya karena judul perbabnya. Lalu, saat itu, Blogger lebih tertarik dengan novel fantasi yang pakai dunia bikinan pengarangnya, bukan mendaurulang mitos yang sudah ada. PJO itu tentang dewa-dewi yang dari awal memang diyakini oleh bangsa Yunani, dan Blogger merasa gimana gitu kalau pakai 'karakter' yang 'memang ada'.
Suatu ketika Blogger nyerah, karena pengen baca novel baru tapi belom sempet ke toko buku, ya sudah baca PJO. LALU KETAGIHAN. Blogger inget saat itu sekitar kelas 11 atau 12, setelah baca novel ketiga langsung ke perpustakaan sekolah untuk pinjem yang keempat. Habis itu, lucunya, novel kelima walaupun ada di perpus tapi gak pernah kesampaian pinjem. Selalu telat ambil, kepinjem orang duluan. Pada akhirnya Blogger titip Pustakawati beli novel kelima.
Itu adalah zaman Blogger gak pernah kepikiran cari rekomendasi buku lewat internet, jadi gak tau tentang Heroes of Olympus. Padahal sekarang, dari semua serial di fandom ini, HOO itu favorit Blogger sepanjang masa mungkin karena ada Jason Grace. Dari situ Blogger pinjem The Kane Chronicles dari perpus. Ada Magnus Chase juga, dia sebelas duabelas sama TKC, Blogger kurang suka.
Naaaahh, konsep 'tamat tapi ada lanjutannya' ini paling kena di The Trials of Apollo. Jalan ceritanya gak masalah sih, dia lanjutan dari HOO. Blogger gak akan permasalahin apa yang terjadi di The Burning Maze walau yang satu itu membuat Blogger sangat ingin ketemu Rick Riordan untuk hajar dia habis-habisan gara-gara apa yang dia perbuat pada Jason Grace, tapi kejadian TToA itu bisa terjadi padahal bukan Apollo yang jadi tokoh sentral. Walau bahagia setiap baca ada karakter dari serial sebelumnya muncul di serial ini, tapi ya gitu, lanjut mulu.

Kemudian tentang dunia Pemburu Bayangan. Dari konsep ini oke banget, walau katanya bermula dari fanfiksi Harry Potter dan (banyak yang bilang) Clare kurang punya kepribadian yang baik. Mengesampingkan kedua hal itu, fandom ini dikasih asupan cerita yang kreatif.
Pertama kali Blogger tahu The Mortal Instruments itu saat kuliah dan jalam ke toko buku liat novel TMI tebel berjejer. Saat itu, kamar kos gak ada bacaan, dan Blogger pikir itu lumayan. Yaudah baca. Akhir dari novel pertama agak gantung untuk salah satu misteri, jadi Blogger baca lagi lanjutannya sampai kelar. Saat itu, buku keenamnya memang belum ada. Kemudian suatu hari Blogger main ke rumah sepupu. Ceritanya teman dia yang punya rental buku memutuskan untuk tutup dan pindah, tapi kiriman buku baru keburu datang sebelum dihentikan. Jadi, karena banyak novel baru, dia kasih banyak ke sepupu Blogger, dan ketika Blogger datang kebagian juga salah satunya adalah novel ketiga The Infernal Devices. Dari situ baru tahu ada prekuel TMI, jadi mulai baca dari novel pertama TDI. The Bane Chronicles dan Tales from Shadowhunter Academy oke kok, Blogger suka, dan anggap TFSA itu seperti semacam epilog TMI. Eeeeehh, ternyata muncul The Dark Artifices. Disini Blogger udah mulai mikir tentang 'tamat tapi ada lanjutannya'. Untungnya, sama seperti yang dilakukan Riordan pada The Kane Chronicles dan Magnus Chase, Clare pakai elemen yang lain. TDA masih tentang dunia yang sama dengan TMI, tapi Clare mencari permasalahan yang baru dari peraturan yang ada di TID dan TMI.
Daaaaannn, mungkin belum mau move on, Clare bikin serial The Last Hours yang novel pertamanya baru keluar September (di Indonesia mungkin Oktober), lalu katanya diundur jadi Maret 2020 (di Indonesia berarti sekitar April). Jangan sedih, ini bukan lanjutan dari TDA, melainkan TID sebelum alur waktunya nyatu dengan TMI. Secinta-cintanya Blogger pada Will Herondale, gak gitu jugalah. Omong-omong, TLH ini serial loh, bukan satuan seperti TBC dan TFSA, dengan kata lain dia bukan spin off. Hal pertama yang Blogger kurang senang adalah karena Clare bikin serial alurnya lompat-lompat, berarti seharusnya alurnya itu TBC, TID, TLH, TMI, TFSA, TDA----tapi urutan publikasinya malah TMI, TID, TBC, TFSA, TDA, TLH. Pusing gak lu? Sama sini juga. Itu sah aja sih, kan kalau namanya ide juga gak bisa diatur kapan muncul tentang apa.

Mungkin ada fandom lain yang begitu, Blogger gak tau. Tapi yang pasti, yang novelnya kebetulan Blogger baca dan sampai sekarang masih menunggu kelanjutan dari sang penulis, hanya dua itu.

Eh iya, omong-omong, tentang Cassandra Clare dan gosip bahwa TMI berawal dari fanfiksi (punya dia) Harry Potter, gini, berarti maksudnya kasus yang sama dengan Fifty Shades of Grey dengan Twilight Saga, kan? Blogger pribadi gak begitu masalah. Sudah baca Twilight Saga tapi baru baca novel pertama FSOG, jadi gak bisa begitu ngoceh. Tapi tentang TMI dan HP, gini, sekalipun iya dari fanfiksi, toh Clare bisa membuat universe-nya sendiri alias dunia Pemburu Bayangan sampai lebih dari satu seri----dia bisa memikirkan setelah dan sebelum TMI. Blogger gak bilang JKR lebih payah karena hanya bisa buat satu seri HP tanpa sekuel/prekuel, tapi setiap orang beda-beda. Ada yang mau pindah genre atau bikin fandom baru, ada yang mau tetep lanjutin universe-nya. Sah aja kok, gak ada peraturannya.

Rabu, 01 Mei 2019

Cepat Kaya di The Sims 3

Blogger bukan Gamer yang jago main banget, tapi lumayan setia kalau demen dengan suatu game. Seperti game Mana Khemia yang dimainin di PS2, Blogger tamatin itu sudah 19 kali. Jadi iya, kalau kepincut dengan suatu game, bakal dimainin terus sampai tiba-tiba berasa malas atau bosan atau nemuin yang baru. Beberapa game yang Blogger mainin seperti keluarga besar The Sims, itu memang gak ada tamatnya, jadi bosan ya bosan deh lu. Tapi memang kadang kalau lagi mau, ya dimainin terus, kalau lagi malas ya dianggurin terus. Nah, entri ini diketik ketika beberapa hari ini main terus dengan data yang baru.

Hidup ini tidak seindah dan semudah Sims. Beneran. Dan Blogger bukan omongin tentang cheat-nya. Asal kalian tahu ya, kalau pakai cheat entar bakal ada bug kedepannya. Pernah, awal-awal kenal cheat 'motherlode', sekitar SMA, Blogger langsung terapin ke data yang sedang Blogger main sampai kena bug. Sayang banget gak bohong karena data yang Blogger mainin itu sudah cicit dari Sim awal. Dan saat itu Blogger main The Sims 3 tanpa expansion pack apa-apa. Ketika dapat expansion pack, Blogger semangat main lagi, dan tanpa tahu tentang bug, main pakai 'motherlode' lagi, dan ternyata bugnya lebih ngaco.

Jadi, kehidupan di The Sims itu sudah mudah, jangan terlalu dipermudah lagi karena nanti efeknya kayak narkoba, ngerusak aja.

Emang sih, pakai cheat bakal lebih mudah dapatin Simoleons, tapi sama seperti di kehidupan nyata, duit yang didapat secara manual lebih terasa nikmat.

Cara termudah untuk Sims punya banyak Simoleon (di The Sims 3, ya, Blogger hanya benar-benar main disitu) adalah dengan nulis. Blogger lupa adanya di expansion pack mana, tapi cukup jadi freelance writer.

Gini, kalau bener kerja (career), lu hanya dapat uang dari sekian hari dari jam sekian sampai jam sekian. Kalau bolos atau telat, ya gaji hariannya bakal kurang. Belum lagi karena waktunya terikat, Sims gak bisa punya waktu leluasa untuk kembangin skill. Simoleon yang didapat jelas lebih pasti, tapi ya begitulah, hanya segitu.

Lalu, kalau ambil profesi (profession / active career), itu lebih susah lagi dapat uangnya kalau bener-bener cari uang dari situ doang. Terutama di awal-awal, panggilannya gak seberapa dan bisa mendadak walau sudah dibatasi jamnya. Jadi berasa walau pun bebas ngapain aja saat gak kerja, tapi tetap terikat. Kalau Blogger, dibanding profesi, mending ambil karir sekalian.

Paling enak memang freelance, padahal kalau di dunia nyata memang agak gimana gitu. Dari semua daftar freelance, dari Blogger, paling gampang cari Simoleon lewat nulis. Setiap nulis sampai satu bab bakal dibayar tergantung genre kalau gak salah minimal 7-8 Simoleon. Terus kalau bukunya kelar bakal dibayar. Terus saat hari Minggu, selama 6 minggu bakal dikasih royalti jumlah harga buku. Dan yang pasti, waktunya sama sekali gak terikat. Kalau ambil freelance painter, kalau Sim-nya udah biasa lukis, bakal jadi cepet sih, tapi bayarannya hanya kalau lukisan itu dijual. Fotografer, Alkemis, Pemancing, dll itu juga sama, hanya dapat uang ketika mendapat atau membuat barang yang bersangkutan lalu dijual, kemudian dapat uang lagi kalau naik level dalam trek karir.

Beneran ya, ketika Blogger sadar sendiri tentang hal ini, Blogger langsung main dengan Sim yang baru, lalu kerjaannya beneran hanya ngetik dan lukis. Kenapa 'dan lukis'? Karena, ngetik itu bakal ngurangin meteran 'fun', dia bisa stres, jadinya Blogger suruh dia ngelukis setelahnya, toh selesai lukis juga hasilnya bisa jadi duit juga. Tampaknya kalau royalti mingguannya sudah di atas 100k Simoleon, gak ngetik sama sekali selama seminggu pun gakpapa, tapi Blogger gak pernah sampai dia absen sih. Makanya saat royalti sudah melimpah, rumah sudah besar, semua tempat udah dikuasai, Simoleon sudah berpuluhjuta (TANPA CHEAT), Blogger bisa tiba-tiba bosan sendiri. LOL.

Jadi bagi yang pengen main The Sims 3 dan pengen cepet kaya disana tapi gak mau terikat waktu yang seperti di karir dan profesi, berikut adalah trait yang biasa Blogger kasih ke Sims:
  1. Genius

  2. Artistic

  3. Bookworm

  4. Handy

  5. Natural Cook

  6. Computer Whiz

  7. Kleptomaniac

  8. Neat

  9. Lucky

  10. Hopeless Romantic

Iya tahu satu Sim (dari young adult) hanya bisa punya 5 trait (bisa 7 kalau social group influence-nya tinggi serta lulus universitas), tapi Blogger biasanya bikin 2 Sims. Maksudnya, biar yang satu cari duit (dengan nulis), satunya lagi buat menuhin kebutuhan atau setidaknya membuat jangan sampai mereka keluarin duit untuk sekedar panggil tukang servis atau bahkan maid. Bisa juga Sim nomor dua ini cari duit 'sampingan'. Yang pasti nomor 1-3 itu Blogger kasih ke Sim nomor 1.

5 trait pertama ini yang paling penting, bisa dibagi sih, atau tuker-tuker dengan 5 trait yang dibawah kalau memang bikin 2 Sim. Tapi dari Blogger, kesembilannya sudah diurutkan dari yang paling utama. Tolong diingat lagi, ini hanya trait untuk cepat kaya tanpa terikat jam karir dan profesi.

  1. Genius: sekalipun misalnya kamu gak mau jadi Writer, trait ini sangat membantu. Naikin level skill bisa sedikit lebih cepat, dan kalau menciptakan sesuatu seperti buku atau lukisan hasilnya bisa jadi lebih baik. Perfectionist juga bisa bikin hasil karya lebih baik lagi, tapi waktunya bisa lebih lama. Jadi terserah situ sih.
  2. Artistic: dari deskripsi dalam game, Sim yang artistik bisa menciptakan lukisan yang bagus dan juga menulis dengan baik. Ini akan membantu dalam meningkatkan mutu lukis dan nulis.
  3. Bookworm: mempercepat Sim baca buku. Semakin banyak buku yang dibaca, maka hasil tulisannya akan semakin bagus, sekaligus lebih cepat selesai juga. Dan untuk naikin level skill juga lebih mudah kalau yang ada bukunya.
  4. Handy: karena selalu pakai komputer, sesekali mungkin akan rusak. Apalagi kalau masih misqueen, barang-barang yang di rumah masih murah dan mungkin gampang rusak juga. Nah daripada panggil mekanik melulu, setidaknya Sim yang handy bisa betulin barang-barang itu lebih baik dari Sim yang enggak handy.
  5. Natural Cook: nah ini yang buat 'menuhin kebutuhan' yang Blogger bilang tadi. Sebenernya ini gak begitu penting, tapi lumayan buat naikin level skill, toh bukunya juga banyak.
  6. Computer Whiz: Blogger gak pernah kasih trait ini ke Sim pertama, karena tujuan trait ini untuk Blogger adalah agar Sim bisa hack dan menghasilkan duit dari jam 9 malam sampai 7 pagi. Bisa aja sih jadinya kerjaan samping Writer adalah hacking dan bukan lukis, terserah situ deh, tapi kalau Blogger sih enggak. Biar kalau ada waktu lebih, Sim nomor satu langsung ngetik.
  7. Kleptomaniac: hanya bisa nyolong 3 kali sehari saat hari gelap dan saat gak ada orang di tempat itu. Dibanding Computer Whiz, Blogger lebih mau kasih trait ini ke Writer. Lumayan nambah penghasilan (dengan jual hasil curian) sekaligus biar gak terlalu bosan di rumah terus.
  8. Neat: trait ini buat Sim kedua. Ada enak dan gak enaknya. Enak karena gak perlu datangin maid untuk bersih-bersih. Gak enak karena kalau ada yang kotor sedikit dia langsung dapat moodlet negatif dan kadang gak mau mengerjakan apa dengan barang yang bersangkutan. Wajar sih.
  9. Lucky: terutama awal main, sedih banget kalau udah misqueen kok masih bisa kecolongan maling. Nah kalau pakai trait ini, akan meminimalisir kemungkinan kemalingan itu. Setidaknya barang yang kamu beli gak bakal pindah tangan. Tapi trait ini gak begitu penting kalau tujuan utamanya 'cepat kaya'. Malah kalau memang sebegitu gak pengen kecolongan, mending Sim Kedua dikasih trait ini lalu ambil karir kriminal dan jadi pencuri, kalau gak salah rumah pencuri (karir) gak bakal kemalingan.
  10. Hopeless Romantic: cara kedua mudah kaya di The Sims 3 selain nulis adalah dengan kawin-cerai. Gak mesti sama yang kaya, sama maid pun silakan. Kalau nikah, kamu bakal dapat uang sedikit dari pernikahan, lalu suruh pasangan itu beserta keluarganya pindah ke rumah kamu biar dapat uang lebih dari hasil jual rumah kemudian depak mereka keluar. Bisa juga kamu yang pindah ke rumah pasangan kalau memang rumahnya bagus, karena kayaknya kalau jual rumah yang memang punya kamu hasilnya bisa lebih banyak. Omong-omong, setelah nikah itu, langsung ceraikan, cari yang lain, ulangin. Bejad banget sih, tapi trait ini akan sangat bantu untuk melakukannya. Dari Blogger, biasanya dikasih ke Sim nomor 2, biar Sim pertama fokus nulis aja. Tapi kalau Sim nomor 2 itu sudah Computer Whiz dan atau Kleptomaniac, mungkin akan ribet kalau dikasih ini juga. Kalau teuteup mau dikasih semua, ya harus pinter bagi waktu biar gak berasa ribet. Seperti misalnya Senin-Jumat hacking-swiping, Sabtu dan Minggu kawin cerai. Terserah sih.
Tapi kalau ngebet pengen Sim hidup normal senormal dunia nyata (karena menerbitkan buku di dunia nyata jauh lebih sulit daripada di The Sims series) dengan bekerja, kayaknya kerjaan yang bikin cepat kaya adalah jadi dokter (Medical). Tapi karir yang membuat kamu banyak waktu luang (setelah level 10) adalah di militer dengan jadi astronot yang hanya kerja sehari (benar-benar SEHARI, seriusan, cek sendiri aja) dalam seminggu, tanpa tambahan apa-apa (di politik perlu minta dana, di edukasi perlu bikin seminar, bisnis perlu rapat, dokter bakal ada panggilan mendadak di luar jam kerja, dst). Kalau mau nulis dan karir, mungkin jadi astronot cukup oke, tapi awal-awal militer kamu gak bakal punya waktu untuk sampingan apa-apa, jadi nulisnya harus dari sebelum militer atau ketika sudah astronot.

Lagi-lagi, terserah situ sih.